Sudah 2 bulan semenjak Asahi dan Winter temenan. Dan 2 bulan yang biasa-biasa aja. Paling si, Winter bolak-balik dari Karina ke Asahi. Hari ini Karina, besok Asahi.Karena kemarin Karina udah, sekarang berarti waktunya ke Asahi. Winter nemenin Asahi main futsal, udah hampir 1 jam Winter nunggu, bentar lagi selesai.
"sabar Wan, demi crush nih." gumam Winter.
Akhirnya selesai juga futsalnya, Asahi langsung nyamperin Winter dengan muka datarnya, seperti biasa. Sedangkan Winter menyambut Asahi dengan senyuman khasnya dan tangan yang memegang handuk kecil untuk Asahi.
"mau minum?" tanya Winter.
"boleh."
Winter membuka tutup botol air mineral milik Asahi dan memberi kepada sang pemilik. Setelah itu Asahi pamit untuk berganti pakaian.
"ayo pulang." ajak Asahi.
"pulang ke rumah lo ya gue nginep, boleh ga?"
Asahi diam sebentar, "kok? Kenapa?" tanya Asahi.
"gapapa si, boleh ga?"
"gue bilang ke bunda dulu."
"oke."
Bukan tanpa alasan Winter ingin menginap di rumah Asahi, karena mamanya dari kemarin membuat Winter sakit hati.
Mamanya selalu bilang 'pergi aja kamu dari sini, ga berguna'. Winter tidak mengerti apa salahnya kepada mamanya hingga mamanya sangat membencinya.
"boleh Wan, tidur di kamar tamu." ucap Asahi membuat Winter tersadar dari lamunannya.
"o-oh boleh? makasih loh."
"tapi gapapa lo nginep di rumah gue? ga di cariin?"
"ngga, gue dah bilang." bohong Winter.
"oke, ayo pulang."
⭐🤖
"permisi tante, maaf ya aku tiba-tiba izin mau nginep."
"iya gapapa nak Wanda, biar bunda ada temennya juga, bunda kesepian sendirian, Aksa main mulu sama temennya."
"ah begitu tan, makasih ya udah mau izinin Wanda nginep."
"iya Wanda, sama-sama. Panggil bunda aja."
"o-oke b-bunda."
Bunda mengelus rambut Winter dengan pelan dan penuh kasih sayang, "kamu udah makan?"
"udah bun, tadi pagi hehe."
"pagi? Sekarang udah sore, kamu belom makan siang berarti?"
"belum bun."
"ya ampun, ayo makan dulu." Bunda menarik pelan tangan Winter menuju dapur.
..
Setelah selesai makan, Winter dituntun oleh Asahi menuju kamar yang akan di tempatinya.
"ini kamar lo, kalo ada apa-apa gue di atas ya."
"iya, makasih Aksa!"
Asahi membalas dengan sebuah deheman, lalu pergi menuju kamarnya.
"Aksa cuek banget, parah."
Winter menutup pintu kamar dan bersiap ingin mandi, ada kamar mandi di dalam kamarnya.
Setelah mandi Winter rebahan aja di kasur, sambil chattan sama kakak cantiknya.
Ngomong-ngomong soal Karina yang kangen sama dia, ya emang kangen. Kangen dalam artian kangen aja, ga ada maksud lain. Winternya aja yang kegeeran, ternyata Karina udah punya pacar. Sad bener hidupmu Win.
Tok Tok Tok
Bunyi suara pintu kamar Winter di ketuk, Winter berdiri dari tidurnya dan membukakan pintu. Ah ternyata bunda.
"bunda boleh masuk?"
"oh tentu boleh bunda, silahkan." Winter mempersilahkan Bunda masuk.
Bunda duduk di ranjang diikuti dengan Winter. Bunda mengelus rambut Winter lagi.
"bunda dulu pengen banget punya anak gadis, tapi ga lama setelah Aksa lahir papanya sudah pergi tenang di alam sana."
Winter diam mendengarkan, tidak tau harus merespon apa. Winter merasa sedikit mengantuk, elusan yang diberikan oleh bunda sangat pelan. Bunda berhenti mengelus, kini beralih ke tangan Winter, ia genggam.
"kamu ada masalah?"
"eh?"
"bunda tau dari wajah kamu, sedih gitu. Kenapa? Mau cerita?"
Winter menggeleng pelan, "gapapa bunda, Wanda cuma kangen papa."
"memangnya papa kamu kemana? Kerja diluar negeri?"
"ngga bunda, dia ada di surga."
"ah sama ya berarti, Aksa juga. Maaf ya."
"iya bunda, gapapa."
"mau bunda peluk?"
Winter diam, ia kan belum pernah dipeluk oleh orang lain selain Ryujin dan Yujin. Dan Winter tidak pernah sekalipun di peluk oleh mamanya atau diberikan ucapan selamat karena mendapat ranking bagus, Leeseo sering. Tidak pernah mendapat perhatian, apresias, atau kata-kata indah dan menenangkan hati. Hanya mendapatkan sindiran, dibandingkan, dan omelan saja.
Winter selalu dianggap tidak ada oleh mamanya, saat Winter bertanya mamanya malah marah-marah. Winter ingin menangis namun tidak bisa. Dunia ini memang kejam dan tidak adil.
Winter pun mengangguk, ingin merasakan bagaimana dipeluk oleh malaikat dunia.
Bunda pun memeluk Winter, mengelus punggungnya. Seperti menyalurkan kekuatan untuk Winter. Winter rasanya ingin menangis, namun ia tahan. Jadi begitu rasanya, nyaman, tenang, dan tidak ingin melepasnya.
Asahi melihatnya dari celah pintu yang terbuka dikit, senyum kecil pun tertampak dari wajahnya. Niatnya tadi mau ngobrol sama Winter, eh keduluan sama bunda.
⭐🤖
Jangan lupa vote & komen ❤️