Bella masih berdiri tegak dengan mata berlinang, dengan perasaan seperti dipermainkan bibirnya bergetar dan ia mengepalkan tangannya,
"Baiklah jika kau ingin bermain main denganku," ia berbalik dan kembali berjalan menyusuri jalanan gelap itu dengan perasaan marah yang luar biasa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya Bella terbangun dari tidurnya kepalanya terasa berat dan tenggorokannya terasa sakit, ia melihat ke arah kaca dan melihat wajahnya yang begitu pucat.Ketika ia berdiri ia merasa seluruh dunia bergoyang namun ia tetap berjalan menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Tumben sekali hari ini terasa damai, tidak ada kedatangan Hank dan tidak ada gangguan dari si pria aneh.
Tapi Bella merasa rindu, rindu kepada anak anak di panti asuhan. Tapi ia ingin menghindari Hank dahulu, memikirkan itu membuat kepalanya semakin berdenyut.
Namun, tidak hanya itu saja pandangannya semakin kabur dunianya goyah, dan kakinya gemetar benda yang tengah di genggamnya pun terjatuh dan tanpa sadar tubuh wanita itu pun terjatuh lemas tak berdaya di lantai kayu yang dingin itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bella perlahan membuka matanya tubuhnya masih berada di tempat yang sama, terletak di lantai. Ia merasa tubuhnya sangat panas, ia mencoba untuk duduk namun tubuhnya tidak mau bekerja sama. Di pegang nya kaki meja yang berada di dekatnya untuk menopang tubuhnya yang lemas itu, ia tak bisa berteriak tolong, karena ia tak bisa mengeluarkan suaranya karena tenggorokannya yang sakit.
Akhirnya ia menarik kaki meja itu berusaha agar ia berdiri di kedua kakinya dan berhasil namun kakinya tetap lemas, ia pun terduduk di kursi makannya dan menidurkan kepalanya di meja makannya.
Beruntungnya tiba tiba ada yang mengetuk pintunya dan seolah mengetahui Bella tak baik baik saja suara itu seperti panik dan mulai mendobrak pintu bella
Bella yang lemas itu tak bisa berbuat apa apa sebelum matanya menutup lagi ia hanya melihat sepesang spatu boots berlari ke arahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bella kembali membuka matanya dilihatnya seorang pria terduduk di sofa kamarnya agak jauh dari tempat tidurnya. Pria itu melihat Bella dan langsung berdiri dan menghampiri Bella.
Bella melihatnya dengan mata yang sendu, mata yang layu itu terus menatap dirinya, ia memegangi wajah Bella yang terasa sangat panas itu namun tiba tiba Bella memeluknya.
"Kumohon jangan tinggalkan aku sendirian untuk saat ini Hank"
Hank membalas pelukan Bella, ia memeluknya seakan akan berharap panas Bella diserap oleh tubuhnya.
"Aku tidak akan meninggalkanmu tenang saja"
Bella terdiam dan akhirnya melonggarkan pelukannya itu dan Hank melakukan hal yang sama. Ia membaringkan tubuh Bella kembali, menukar kembali kain kompresnya dan mengatur rambut Bella yang berantakan itu.
.
.
.
.
.
.Bella sudah bisa duduk lagi dilihatnya Hank dengan baiknya menungguinya, dalam hati Bella bersyukur mengenal Hank, Hank adalah seorang yang sangat baik, Bella pun tersenyum sambil memegangi cangkir teh yang diberikan Hank sebelumnya.
"Apa yang lucu ??" Bella menggeleng, ia pun melihat Hank lekat lekat.
"Terima kasih Hank kalau tidak ada kamu aku tidak tau bagaimana nantinya" Hank hanya tersenyum.
"Sudah sepatutnya aku menolongmu Bella," namun senyum itu memudar.
"Kenapa Hank ? Terjadi sesuatu?" Hank berganti melihat Bella dengan lekat lekat.
"Aku mencoba untuk menyimpan ini sendiri, tapi apakah kamu diganggu ?" Bella terdiam, ia mengalihkan pandangannya dari mata Hank ke teh yang ada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF LOVE : THE BLACK SHADOW
Romancebella sudah mulai meninggalkan masa lalunya,dan mulai memupuk harapan untuk berjalan ke depan. ia juga sudah mulai menyelesaikan studinya jauh dari negaranya. ia benar benar ingin melupakan kejadian yang telah menimpanya. namun semakin ia melupakann...