Makhluk menggemaskan

17 12 7
                                    

Malam ini, dihotel ternama di kota J sedang diadakan pesta resepsi pernikahan anak salah seorang pembisnis ternama di Indonesia.
Tamu undangan berasal dari para kerabat, saudara dan kolega bisnis sang pemilik acara.

Pukul 19.30 wib, ternyata gedung tersebut sudah dihadiri banyak orang, tanpa mengurangi suasana romantis dan kebahagiaan yang menguar diseluruh penjuru pesta para tamu menduduki tempat yang sudah disediakan dan menikmati acara.

Keluarga Bima Aksara Prayudha tentu saja masuk dalam daftar tamu undangan sebagai kolega bisnis yang cukup dekat dengan Juan Wijaya sang pemilik pesta megah tersebut. Bima memboyong istri cantiknya serta putri cantik satu-satunya ke pesta tersebut.

Danira meisya Prayudha sang istri, sangat cantik dan anggun sehingga tidak menunjukkan tanda bahwa umurnya hampir setengah abad,  jika tidak melihat anaknya yang sudah tumbuh menjadi pemuda dewasa dan tampan tentu saja kalian tidak akan percaya. Dikaruniai 2 orang anak cukup untuk melengkapi kebahagiaan mereka.

Si cantik mungil yang tangannya selalu membelit lengan sang papa tak akan pernah gagal membuat orang mengalihkan perhatian kepadanya, bagaimana tidak, gadis cantik dengan dress merah muda sedikit diatas lutut, kulit putih bersih halus seperti kulit bayi bahkan tanpa disentuhpun bisa kita lihat bagaimana lembutnya kulit itu, wajah mungil dengan hidung yang berbentuk begitu pas dan mata bulat bersinar dengan bulu mata lentik dihiasi alis yang terbentuk sempurna, pipi chubby sedikit kemerahan menunjukkan bahwa pemiliknya sedang malu karena menjadi perhatian banyak orang, bibir tipis kemerahan dipoles tiptint, riasan dan tatanan rambut sepunggungnya yang tidak berlebihan mempercantik tampilannya malam ini.

Aretha, sukses membuat semua tamu berpaling ke arahnya karena penasaran, kagum dan gemas dengan remaja yang belum genap 18 tahun itu. Mereka bilang, tuhan pasti menciptakan Aretha saat sedang sangat bahagia.

"Ayo kita salaman sama pengantin dulu" Ajak papa pada anak dan istrinya

"Iya, biar kita bisa duduk, kasian Tata malu kan ya nak diliatin banyak orang, makanya jadi mengkerut gitu diketek papa" Goda sang mama pada Aretha

"Mama ih" Aretha makin sembunyi dilengan papanya, membuat orangtuanya tertawa kecil, dan orang didekatnya memekik gemas dengan raut si polos imut itu.

Mereka pun berjalan beriringan ke atas pelaminan, tentu saja dengan lengan kiri sang papa yang dimonopoli nya sehingga sang mama mengalah untuk berjalan dibelakang suami dan anaknya masih dengan senyum kecil dan mengusap rambut anaknya sayang.

"Selamat ya Naya dan Gio, semoga segera diberikan momongan"
"Terimakasih om" Ucap sang pengantin dengan senyum lebar bahagia mereka.

"Haii Tata... Akhirnya Tata dateng, ka Naya senang banget lho" Pekik sang pengantin wanita.

"Selamat ya ka Naya, ka Gio semoga.. Emm semoga bahagia" Ucap Tata dengan senyum malu dan pipi memerah, Naya tidak tahan lagi, dia menarik Tata dan mencium pipi gadis itu dengan sayang seraya mencubit nya gemas.
"Gemess banget ya ampun,, tantee kalau tante lagi mau bulan madu sama om tolong titip Tata di Naya ya om, tante, biar Naya uyel uyel si unyu ini"
Sontak semua tertawa melihat nya, Naya yang geregetan, gio yang memeluk pinggang istrinya seraya mengusap rambut Tata sayang, keluarga mereka memang cukup dekat sebagai rekan kerja.

Selepas memberi selamat kepada para mempelai, mereka segera turun menuju meja tamu dan menikmati hidangan disana.

Tata yang semula malu, sekarang sudah mulai terbiasa dengan suasana ramai, setelah melihat kue coklat favorit nya ia pun larut dengan makanannya.

Tak lama menikmati hidangan, mereka dihampiri rekan kerja papa Tata yang lain, beberapa hanya berbasa basi dan bersapa lalu kembali membaur, beberapa ada yang sedikit mengobrol masalah bisnis yang tidak Tata mengerti.

Tata masih larut dengan makanannya saat rekan kerja papanya yang lain menghampiri meja mereka untuk menyapa dan bergabung disana.

"Hai Bim, ku kira kamu ga datang, boleh gabung disini?" Sapa lelaki seusia papa Tata, namanya om Alex Maximilian bersama anak bujang lapuknya Regan Sadewa Maximilian a.k.a Dewa.

"Oh Lex, kami sudah cukup lama, mari duduk, ini Dewa? ga nyangka sudah se gagah ini, mana gandengannya nih Dewa" Jawab papa Tata sembari menggoda anak temannya itu.

"Selamat malam om, tante, dan Tata" Sapa Dewa dengan senyum kecil sembari menatap Tata dengan intens hingga menghiraukan candaan teman papanya itu.

"Malam nak Dewa, silahkan duduk, Tata sapa om Alex dan Mas Dewa dulu sayang" Suara sang mama terdengar.

Tata pun mendongak dari kue nya dengan mata bulat jernih dan mulut yang masih tersisa remahan kue, ditatap se intens itu membuat Tata mengerjapkan matanya lucu, dia malu dan takut, pipinya bersemu dan matanya bergulir ke sana kemari untuk mengalihkan perhatian , suaranya bergetar dan pelan sekali.

"Ahh.. Selamat malam om Alex, Mas Dewa.." Cicitnya serasa menunduk lagi pada kuenya dan melanjutkan makanannya dengan pelan karena grogi.

"Ya ampun Dewa, kamu menatap Tata seperti mau memakannya sampai membuat Tata ketakutan seperti itu!" Tegus Akex kepada anaknya.

"Ah bukan ko pak Alex, Tata ini emang pemalu anaknya" Mama Tata segera menimpali
"Iya, anakku ini pemalu sekali, maklum lah kami sangat menjaganya dan memanjakannya" Sahut papa Tata.

Selama orang tua berbicara, Tata sudah kembali fokus dengan makananya sementara Dewa sama sekali tidak menghiraukan ayahnya, malah semakin intens menatap Tata setelah mereka bergabung dimeja bundar itu.

Sial!! .
batin Dewa,  panggilan mas Dewa benar benar membuat nya merasa panas antara senang dan gemas, makhluk imut dengan mata bulat itu kenapa begitu menggemaskan. Aku ingin memilikinya, hanya untukku. Tekadnya tiba tiba muncul saat melihat bagaimana pesona gadis dihadapannya itu.

         Tbc

BunnaBee
14 mei 2022
Pukul 13.57
No jiplak ya, plagiat menjauh hush hushh

Haii penasaran ga sama kelanjutan ceritanya jangan lupa vote, comment, share ya.. Jangan lupa follow juga akunku. Akan update kalau peminatnya banyak ya..
Tandai typo plisss
(^з^)-☆Chu!!

See you ヾ(❀╹◡╹)ノ゙❀~

Jangan Peluk Aku Terlalu EratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang