Pagi ini cuaca sangat cerah, suara angin berhembus segar memenuhi ruangan dengan pintu balkon terbuka lebar tersebut, burung bersahutan, matahari yang malu malu menampakkan sinarnya membuat suasana terasa hangat, sinar nakalnya menerobos masuk melalui jendela yang tirainya sudah dibuka lebar itu.
Sudah menjadi kebiasaan dimana seorang Regan Sadewa Maximilian yang sebentar lagi genap berusia 25 tahun terbangun dengan sendirinya, diwaktu yang masih sangat pagi.Lengkap dengan setelan pakaian kantornya yang berwarna serba gelap menggambarkan sosok misterius dan dingin pada dirinya, oh ... kecuali dasinya yang sedikit memiliki aksen garis samar kebiruan itu membuat sang pemilik menjadi lebih tampan, dewasa dan berwibawa, rambut yang sudah ditata rapi memperkuat kesempurnaan sosoknya.
Ahh kalau sudah terlahir tampan rasanya tidak akan ada lagi yang tidak enak dipandang.
Menyesap kopinya sedikit, Dewa menikmati hangatnya sinar mentari pagi dibalkon kamar dengan duduk di kursi kayu yang disediakan disana, lalu mengambil ponsel diatas meja yang baru saja bergetar tanda panggilan masuk.
"Bagaimana Jay?" tak ingin berbasa basi langsung bertanya pada orang kepercayaannya tersebut.
"Saya sudah mendapatkan laporannya tuan, segera akan saya kirimkan kepada anda" orang disebrang sana menjawab segera.
Tidak pernah mengecewakan, itulah Jay untuk Dewa, dia bekerja dengannya sudah sekitar 4 tahun lalu, saat Dewa masih berkuliah dan mulai terjun menekuni dunia bisnis.
"Bagus!"
Mematikan telpon segera, menarik sedikit sudut bibirnya tanda puas dengan pekerjaan yang Jay lakukan.Setelah pertemuan pertamanya dengan gadis bernama Aretha semalam, Dewa dibuat penasaran terhadap gadis manis itu.
Sempat menuding dirinya sebagai pedofil, tapi kemudian dia tersadar bahwa Aretha sudah 18 tahun, hanya saja memang masih sangat polos dan tertutup dari dunia luar.Sekolah dimana dia?
Siapa saja temannya?
Bagaimana pergaulannya?
Apa kesehariannya?
Apa kesukaannya?Dengan lancang fikirannya semalaman telah dihiasi dengan Aretha,
'Mas Dewa' dengan mata bulat jernih mengerjap polos dan pipi bersemu.
Sial! kenapa dia begitu manis seakan meminta dilindungi dan dimiliki!Dewa semakin merasakan debaran membuatnya tidak bisa tidur semalam, sehingga kemudian dia menghubungi Jay untuk mengulik informasi mengenai sosok Aretha. Apa aku sudah gila? persetan aku tak peduli!
Melirik jam tangannya yang ternyata menunjukkan pukul 7.30 pagi, dia pun bangkit merapikan jas nya dan bergegas pergi ke kantor, rumah ini memang sepi hanya ada beberapa asisten rumah tangga yang sedang melakukan pekerjaannya.
Dewa merupakan anak satu satunya Alex dengan mendiang istrinya Caroline, ibu Dewa meninggal saat Dewa baru berusia 5 tahun, sehingga Dewa tumbuh dengan sifat dingin dan cuek karena kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu, tapi ayahnya tidak kurang memperhatikan nya.
Ayahnya bahkan tidak berniat menikah lagi hingga saat ini karena sangat mencintai istrinya tersebut.
Mereka akan bertemu saat malam saja setelah pulang bekerja karena sama sama disibukkan masalah perusahaan, tapi tak mengurangi kedekatan antara ayah dan anak tersebut.Tiba di kantor Dewa langsung masuk keruangannya diikuti Jay dibelakangnya, disuguhi tumpukan berkas pekerjaan membuatnya menghela nafas karena harus merubah rencananya.
"Jay ... suruh anak buahmu untuk mengawasinya saat ini untukku, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan untuk sekarang"
"Baik tuan" Jay undur diri keluar ruangan untuk menghubungi anak buahnya.Tunggu aku Aretha, karena kamu sudah lancang memenuhi fikiranku maka aku akan menarikmu kedalam pelukanku, pengawasanku, kedalam hidupku!
Sudut bibirnya tertarik sedikit membayangkan bagaimana kedepannya berinteraksi dengan gadis manis itu.
******
Sementara pagi itu di kediaman keluarga Bima, Aretha sedang sarapan bersama papa dan mamanya, sepotong sandwich dan segelas susu hangat menjadi menu wajibnya setiap paginya.
"Tata hari ini pulang jam 3 sore ya pa, ma..." izin Tata kepada orang tuanya.
"Ada acara apa sayang bukannya sekolah hanya sampai jam 1 siang?" Tanya mamanya penasaran.
"Dea ngajakin Tata ke toko buku ma, sambil pulangnya mau jajan pancake menu baru di cafe ka Rio!" sahut Tata setelah meneguk habis susu hangatnya.
"Perginya ditemani pak Toto ya" sahut papa Tata, khawatir jika anaknya tidak dalam pengawasan.
Walaupun Dea adalah sepupunya dan Rio pemilik kafe juga adalah kaka dari Dea yang otomatis sepupu Tata juga dan pasti akan menjaga Tata dalam pengawasannya, Bima tetap tidak mau melepas pengawasannya, trauma kejadian dahulu saat Tata diculik selalu jadi mimpi buruk bagi mereka."Kata Dea nanti dijemput ka Rio pulang sekolah dan ditemani ke toko buku, pak Toto jemput Tata di cafe ka Rio aja ya pa..." pinta Tata kepada papanya.
"Ya sudah nanti biar papa hubungi Rio untuk titip Tata, biar papa tenang" sahut papa Tata mengalah.Tata memekik senang, seraya mencium pipi papanya kemudian mamanya, mereka tertawa dan mengelus puncak kepala Tata dengan sayang, mereka sangat menyayangi Tata dengan segenap jiwa raga mereka, menekan rasa sakit saat teringat suatu kebohongan yang mereka sembunyikan, tetap berusaha mengontrol emosi mereka dihadapan Tata. Bagi mereka, Tata adalah anugerah terindah.
"Ingat, jangan terlalu kelelahan ya sayang" nasihat mamanya dan usapan dirambutnya mengalihkan perhatian Tata, gadis itu hanya tersenyum dengan riang berusaha menenangkan mamanya.
Tata memang gampang sakit, maka dari itu dia dibatasi pergaulan dari dunia luar, Tata mengetahui bahwa tubuhnya lemah dan tidak ingin membuat orang tuanya khawatir, maka Tata akan menurut untuk jadi anak yang baik.Tata tidak pernah tahu dan sadar bahwa mulai hari ini dirinya dan gerak geriknya akan dilaporkan kepada seseorang, mulai detik ini dia sudah dinaungi bayang bayang Dewa dengan beberapa orang yang mengawasi dan melindunginya dari jauh, dia menjalani harinya dengan riang gembira tanpa beban.
******
Sementara itu di gedung perusahaan RG Group, Jam menunjukkan jam makan siang tapi Dewa belum beranjak dari meja kerjanya, perkerjaan menumpuk benar benar-benar telah memonopoli nya kali ini.
Tok tok tok
"Tuan ... ada Nona Shila ingin menemui anda" suara Tika sekretarisnya terdengar.Dewa menghela nafas malas, semenjak pertemuannya dengan Aretha, Dewa memblokir semua komunikasinya dengan Shila, entah kenapa Dewa merasa harus menjaga jarak dengan wanita lain mulai sekarang untuk menjaga hati Aretha padahal mereka tidak terikat apapun dan sudah pasti Aretha tidak akan peduli.
Aku yakin aku benar-benar sudah gila! batinnya.
"Biarkan dia masuk, dan biarkan pintunya terbuka!" karena aku tahu Shila tidak akan mengerti bila tidak kutemui secara langsung.
Tak lama suara higheells terdengar memasuki ruangan Dewa, tanpa perlu repot mengalihkan perhatiannya dari berkas dihadapannya tentu dia sudah tahu bahwa Shila lah yang masuk kedalam ruangannya.
"Sayang! kenapa kamu tidak bisa dihubungi dari semalam, padahal aku baru pulang dari Sidney selama seminggu dan aku merindukanmu" rengek wanita disebrang meja kerja Dewa terdengar mangganggu.
Ah rengekan ini terlalu dibuat buat dan aku baru menyadarinya, hanya Aretha yang benar benar bersih dan apa adanya dengan sikap manisnya tanpa kepura-puraan.
Lalu dewa mengalihkan perhatiannya pada Shila dihadapannya, dia cantik dengan makeup menghiasi wajahnya, bibirnya sedikit tebal dan tubuhnya berlekuk ditempat yang seharusnya tentu saja sangat menunjang karirnya sebagai model, pakaiannya yang sedikit terbuka sengaja menampilkan keindahannya.
Hanya Aretha yang dengan pakaian sederhana saja mampu membuatku bergetar, bibir dan pipi kemerahannya serta mata bulat jernihnya tanpa perlu usaha lebih, sudah mampu membuatku tak dapat mengalihkan pandangan darinya, hanya Aretha ternyata yang bisa membuat seorang Dewa begini.
Dewa menghela nafas malas, hari ini dia harus banyak bicara kepada wanita dihadapannya dan membuatnya mengerti sesuatu, dia tahu ini akan sedikit rumit dan menyebalkan tentunya.
Membuang waktu saja!*****
Tbc
Haiii maaf telah menghilang tanpa kabar seperti do'i..
Semoga vote nya ga pelit yaww (●'▽'●)ゝ
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Peluk Aku Terlalu Erat
RomanceTentang Aretha, gadis lugu dan pemalu yang di cintai.. ah bukan lebih tepatnya di 'gilai' seorang pria tampan dan mapan bernama Sadewa, gadis yang membuat seorang CEO dingin dan cuek itu menjadi berubah 180° menjadi bucin akut, namun ternyata kehidu...