Bagian 1

29 2 0
                                    

Malam itu kerajaan vampir sedang ramai, para prajurit bersiap untuk menuju medan perang esok pagi, tak terkecuali Andreas, ya Andreas tak boleh melewatkan hal ini, ini adalah hal yang sudah dinanti-nanti oleh bangsa vampir dan tugasnyalah mengatur agar semua berjalan lancar karena ia seorang raja.

Andreas melihat bintang bergemelapan melalui kaca jendela ruang kerjanya,
"Aku tidak boleh gagal dalam hal ini, semua bangsa vampir bergantung padaku, dimana kau mate? Aku membutuhkanmu" gumamnya.

Tok...tok...tok

"Yang mulia, semua prajurit sudah bersiap dan sebagian lagi sedang mengatur strategi B apabila strategi A tidak berjalan lancar, apa ada lagi yang harus mereka kerjakan yang mulia?" ucap pria tampan berambut hitam yang baru saja mengetuk pintu kerja Andreas. Ketampanan nya sungguh luar biasa, dibandingkan dengan Andreas yang memiliki kulit seputih salju, Gallux atau biasa dipanggil Gal memiliki kulit sawo matang seperti orang Asia, bermata cokelat dan tubuhnya juga sama tingginya dengan Andreas.

Andreas menghela napas sambil memikirkan peperangan esok hari dan keberadaan mate-nya, tanpa melihat ke arah Gal, Andreas berkata "Cukup kerjakan apa yang sudah kita rencanakan dari berbulan-bulan lalu, apakah aku sanggup Gal untuk memimpin peperangan ini? Aku saja belum menemukan mate-ku" perlahan ia berbalik dan menatap cemas Gal yang posisinya masih di depan pintu.

"Aku tak tahu yang mulia, bukankan anda sudah meminta para peramal untuk mengetahu keberadaannya?" Gal mengangkat alisnya satu, heran, karena yang ia tahu selama ini Andreas selalu menanyai peramal setiap hari sampai beberapa peramal angkat kaki dari kerajaan akibat ulah Andreas yang membuat mereka jenuh.

"Oh ayolah Gal, sudah berapa kali aku bilang tak usah terlalu formal kalau cuma berdua, kurasa para peramal brengsek itu membohongiku, mereka bilang aku akan merasakan kehadiran mate-ku apabila ia menangis karena terluka, tapi sampai sekarang aku belum merasakan keberadaannya tuh" Katanya lirih.

"Apakah kau berharap mate-mu terluka? Rasa apa yang akan kau rasakan ketika mate-mu terluka?" Gal bertanya dengan rasa penasarannya karena sampai saat ini pun ia belum menemukan mate-nya, atau bisa dibilang sebenarnya mereka berdua itu jomblo ngenes. (Otw jomblo abadi kalo ga ketemu mate nya awokwokwok)

"Aku juga tak tahu bodoh, kalau aku tahu sudah dari dulu aku menemukan mate-ku, 700 tahun aku hidup, apakah mate-ku sudah di alam baka?" pikiran Andreas melantur kemana-mana

Plak!

"HEI APA YANG KAU LAKUKAN?!" Andreas mengelus kepalanya yang baru saja dikeplak oleh Gal

"Baru kali ini aku melihat raja pesimis seperti kau, kalau mate mu sudah di alam baka lebih baik kau ikut nyusul saja, sepertinya itu lebih baik daripada 700 tahun seterusnya kau meratapi keberadaan mate-mu" Hal itu dilakukannya agar Andreas tidak terlalu pesimis tentang keberadaan mate-nya, walaupun ia sendiri juga tidak tahu dimana mate-nya berada.

"Coba kau ke kamar mandi, disitu ada kaca, NGACA! kau saja belum menemukan mate-mu, jangan-jangan malah mate-mu yang sudah di alam ba - AARRGGHH" Andreas jatuh terduduk sambil memegangi dada nya yang terasa panas dan terbakar perlahan pandangannya memudar dan ia jatuh pingsan.

Andreas POV

"Unggghhh.. Dimana aku?"
Dilihatnya ke sekeliling
"Loh, bukannya tadi aku pingsan? Kenapa sekarang aku ada di semak-semak?"
Perlahan aku bangun, kepalaku masih terasa berputar dan dadaku masih terasa sakit & panas. Dari arah utara terdengar suara tangisan seorang wanita "Mommy.... Daddy...." dan anehnya suara tangisan itu membuat dadaku bergetar menyakitkan.

Perlahan tapi pasti aku keluar dari semak dan berjalan mengikuti arah sumber suara, ternyata arah suara itu dari wanita yang sedang menangis di kursi taman. Aku mengintipnya dari balik pohon di belakang kursi. Tangisannya sungguh menyayat hati, belum pernah aku merasakan sesakit ini, dan bau tubuhnya sangat manis, lebih manis daripada gula yang ada di dunia, membuatku tergiur untuk menerkam dan mencumbunya saat itu juga. tanpa perlu waktu untuk berfikir , aku berkata

"My Mate"

-they POV

"Tabib, gimana ini? kapan yang mulia bi- " belum sempat Gal meneruskan kalimatnya, Andreas tiba-tiba melotot dan bangkit dalam posisi duduk. Gal dan tabib sampai jatuh karena kaget.

"Astaga tuhan, Andreas! Kau membuatku ingin mati muda ya?!" Gal mencengkram dadanya sambil beranjak berdiri dibantu sang tabib yang sudah berdiri duluan.

Andreas tak mendengarkan omongan Gal, karena yang ia pikirkan saat ini adalah mate-nya. Ia berlari ke arah lemari yang posisinya di sebelah kasur untuk mengenakan jubah hitam yang biasa ia kenakan untuk berburu.

Gal menatap Andreas dengan heran,
"vampir tidak bisa pingsan, kenapa Andreas pingsan tadi? dan kenapa ia sangat terburu-buru?" gumamnya dalam hati

"Hei kau mau kemana? Kau baru saja pingsan tadi! Jangan keluar, terlalu berbahaya, kau sedang lemah!" Gal mengingatkan sahabat karibnya sambil mencegah tangan Andreas untuk memakai kancing jubahnya

"Diam Gal! Aku sudah menemukan dia, aku ingin menuju tempatnya sekarang, dan jangan sekali - kali kau melarangku untuk pergi! Aku adalah seorang RAJA!" Ucapnya cepat dan marah sambil menepis tangan Gal, karena Andreas tidak mau kehilangan jejak mate-nya yang sudah ia cari hampir 1 abad. Tanpa sepatah kata lagi Andreas yang sudah rapih memakai jubahnya ber teleportasi menuju tempat mate-nya.

POP!

Suara itu menandakan bahawa seorang bangsa immortal telah berteleportasi, Gal menatap kepergian Andreas dengan banyak pertanyaan di kepalanya, tapi yang ia ucapkan malah

"Dasar bocah itu! Baru saja pingsan langsung pergi, keras kepalanya tidak berubah dari dulu" lalu Gal langsung keluar dari kamar itu.
(Btw tabib nya udah keluar dr pas Andreas ganti jubah kok wkwkw)

TAR!

nah kalo ini suara yang menandakan bangsa immortal sudah sampai tujuan teleportasi.
Andreas tidak langsung berteleportasi ke tempat mate-nya berada, karena ia takut mate-nya mati karena serangan jantung karena ada manusia #eh maksudnya vampir yang tiba-tiba muncul di depannya entah darimana. Jadi ia mengambil posisi dimana tempat ia "bangun" saat pingsan tadi.

Ia menunggu, perlahan bau manis itu mendekat,

Andreas POV

"pasti ia akan memarahiku karena takut masuk angin... I miss you mommy, daddy"

Sungguh suara itu sangat lembut, aku akan mendekatinya perlahan

Srek srek srek

"Siapa itu? Siapa disana?"

Oh sayangku, ini aku, aku sudah menunggumu selama 700 tahun, tak tahukah kau berapa lama itu?

"Ah palingan cuma khayalanku aja"

Tidak sayang, ini bukan khayalan.

Aku keluar dari semak itu dan berdiri depan wanita yang kalian bisa sebut mate-ku.

"AAAAAAAAAAA" teriaknya nyaring

Aku tertegun melihat paras mate-ku dari dekat, oh tuhan! Ia sangat cantik! Melebihi cantiknya para bidadari! Sungguh aku ingin mencumbunya saat ini juga, bau tubuhnya sangat manis, dan aku bisa merasakan "manis" yang lain, apa itu? Ah ntahlah, yang penting aku sudah bersama mate-ku sekarang, hmmm sepertinya bermain sedikit asyik juga

"Sssttttt gadis manis, tak perlu takut, kau santapan malamku hari ini, hmmm, enaknya kuapakan ya? Ku hisap sampai habis atau kujadikan istri?"

Perlahan aku membuka tudung yang menutupi kepalaku, mate-ku hanya bengong lalu perlahan kesadarannya menghilang, Mate-ku pingsan untung saja aku memegangi tubuhnya sebelum ia ambruk ke tanah

"Akhirnya penantian selama 700 tahun terbayar sudah, yang perlu kulakukan sekarang adalah membawa si cantik ini ke kerajaan" kataku gembira sambil melirik paras cantik yang ada di dekapanku.

POP!

HAI HAI HAI GENGS! MAAP YA GAPERNAH UPDATE KRN AKU JG GATAU JALAN CERITANYA MAU GMN WKWKWK. JD NGIKUTIN MOOD AKU SJ.
SALAM SAYANG DR AKU,

Lyn

Alexa CassandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang