2J : Bab 19

2.2K 275 28
                                    

Absen dulu dong, kalian baca part ini jam berapa? 🥰🥰

Tokoh favorite kalian sejauh ini siapa?💗💗

Selamat membaca 🦋🦋

***

19. Amukan Juandra Dalam Diam

***

Jerdian mengecek ponselnya yang baru saja berbunyi, dan ternyata, itu adalah notifikasi dimana dia sudah di undang ke dalam group anak-anak Eden. Cowok itu hanya diam, tak membalas ucapan selamat datang dari yang lain, lebih tepatnya ia tak tahu harus memberi balasan seperti apa. Jerdian kembali fokus terhadap rentetan tulisan yang berada di papan tulis.

Berjam-jam berkutat dengan mata pelajaran geografi, membuat kepala Jerdian pening bukan main. Jujur saja, ia ingin melarikan diri sekarang, namun mengingat jam pulang sekolah hanya tinggal beberapa menit lagi, ia pun mengurungkan niatnya. Memaksa matanya untuk tetap terbuka dan memperhatikan lurus ke depan.

Sampai akhirnya, cowok dengan tahi lalat di dekat mata itu menghela napas lega, kala suara bel berteriak nyaring, menginterupsi seantero sekolah. Menandakan bahwa kegiatan belajar mereka selama seharian ini, sudah berakhir. Jerdian buru-buru memasukkan buku tulisnya ke dalam tas, lalu bergegas untuk menuju ruang ganti, karena ia akan mengganti seragamnya lebih dulu, baru setelahnya ia pergi ke lapangan. Matanya menangkap kehadiran Hardian yang sudah melambaikan tangannya, mengode dirinya agar mendekat ke arah cowok itu. Bahkan, cowok itu sudah mengganti baju seragamnya dengan celana training dan kaos polos sambil memegang sebuah basket.

 Bahkan, cowok itu sudah mengganti baju seragamnya dengan celana training dan kaos polos sambil memegang sebuah basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo udah lama?" tanya Jerdian, berusaha basa-basi.

"Nggak juga sih. Sepuluh menit sebelum bel, gue udah cabut duluan." Hardian menyengir, seolah itu bukanlah sebuah masalah.

Rasanya baru hari pertama ia berkenalan dengan anak-anak Eden, namun sudah banyak dugaan yang salah. Mungkin memang benar kata orang, jangan terlalu mudah menilai, apalagi bermodal hanya melihat tampilannya.

"Gue kira lo orang yang taat aturan," sindir Jerdian membuat Hardian berkacak pinggang. "Oh ayo lah, gue nggak setaat yang ada di pikiran lo. Mulai sekarang, buang jauh-jauh semua pikiran lo tentang gue, karena gue yakin itu semua nggak ada yang bener."

Jerdian terkekeh, sebelum akhirnya sang pelatih memanggil para pengurus baru untuk saling memperkenalkan diri.

Semua gerak-gerik Jerdian tak lepas dari penglihatan Juandra yang sejak beberapa menit lalu sudah duduk di pinggir lapangan, menunggu kembarannya. Cowok dengan outfit serba hitam itu memasang senyum bangga. Dia tahu, kembarannya itu sebenarnya orang yang penuh talenta, hanya saja, kadang kala tertutupi oleh rasa malasnya. Beberapa menit berlalu, akhirnya Jerdian berjalan ke arahnya.

Dua Sisi (Open Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang