ISLAND 13

19 4 0
                                    

Matahari sepenuhnya tenggelam digantikan dengan cahaya temaram bulan dan langit gelap, udara dingin mulai menusuk ke tulang, serta cahaya-cahaya dari tanaman ajaib itu menerangkan arah jalan keempat remaja menuju sebuah bangunan besar yang menyimp...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sepenuhnya tenggelam digantikan dengan cahaya temaram bulan dan langit gelap, udara dingin mulai menusuk ke tulang, serta cahaya-cahaya dari tanaman ajaib itu menerangkan arah jalan keempat remaja menuju sebuah bangunan besar yang menyimpan banyak pengetahuan.

Raksia mengajak mereka ke perpustakaan umum untuk mencari lebih dalam tentang kisah tujuh stoples dan Ålefest, serta mereka membutuhkan petunjuk tentang letak keenam stoples lagi. Gadis itu teringat dengan waktu mereka tak lama lagi, karena penyihir hitam sudah menunjukkan dirinya ke depan umum saat pesta digelar. Di dalam ramalan yang diramalkan oleh peramal beratus tahun lalu tertulis bahwa jika seorang penyihir hitam datang, maka bencana itu akan segera tiba.

Maka dari itu mereka harus segera mencari tahu petunjuk tentang dimana saja tersebar keenam stoples lagi. Setelah berbincang banyak dengan Sealine tadi, Raksia berlari ke kamar Erland untuk mengajak kedua laki-laki itu mencari sesuatu di perpustakaan.

"Kau yakin di perpustakaan umum ada sesuatu yang kita cari?" tanya Zeroun ragu-ragu. Ia berjalan paling belakang, sementara di depannya Sealine mengikuti Erland dan Raksia yang memimpin jalan.

"Tentu saja. Lagipula Ratu Elvana bilang di perpustakaan umum banyak menyimpan rahasia di ruangan terkunci," jawab Raksia sembari terus berjalan dan menghalau daun-daun yang menghalangi jalan.

"Benar, di sana banyak rahasia. Aku pernah ingin masuk, tapi dilarang oleh penjaga perpustakaan," timpal Erland yang membuat Raksia tertawa mengejek.

"Kau sih tidak tahu cara masuknya bagaimana," ujar Raksia disela gelak tawanya.

"Bagaimana?" tanya Sealine dan Zeroun bersamaan.

"Kalian lihat saja nanti."

Akhirnya, mereka pun tiba di depan gedung tua yang menjulang tinggi. Dihadapkan pada pintu masuk yang terkunci dan gelap. Pada jam 00.30, sudah jelas perpustakaan telah tutup dan dibuka pada esok pagi.

Raksia meminta Zeroun dan Erland untuk menunggu di dekat pilar saja, sementara dia menyeret Sealine mendekat ke arah jendela yang tinggi. "Kau bisa me ... apa itu namanya yang bercahaya dari bendamu tadi," bisik Raksia.

Sealine mengangguk, ia paham yang dimaksud Raksia adalah senter. Namun, ia ragu mengeluarkan ponselnya dan sesekali melirik ke arah Zeroun yang melihat mereka, tampak menunggu.

Akhirnya ia pun pasrah dan mengeluarkan ponselnya dan menghidupkan senter. "Aaahh!"

Teriakan Erland yang bereaksi berlebihan melihat senternya membuat Sealine meringis dan berbisik, "Erland takut ya?"

Blue Island「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang