ISLAND 19

12 4 0
                                    

Peta yang dipegang Zeroun tiba-tiba merubah posisi salah satu stoples

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peta yang dipegang Zeroun tiba-tiba merubah posisi salah satu stoples. Stoples berwarna ash grey berada di Bumi, lebih tepatnya di rumah Zeroun. Mereka semua kebingungan kenapa ada dua stoples yang menyasar ke Bumi. Pertama warna biru yang ditemukan Sea di pantai, lalu sekarang peta itu mengarahkan stoplesnya di Bumi lagi.

"Cukup sekali itu aja!" tolak Sealine mentah-mentah yang disetujui oleh Zeroun.

Sekarang mereka berlima sedang berdiskusi di atas hamparan rerumputan di tepian danau. Reas bersenandung kecil sembari mengamati perdebatan Sealine, Zeroun, dan Erland. Sementara Raksia sibuk melihat-lihat peta yang terbentang di permukaan tanah.

"Kalian ini seperti bocah saja. Menggunakan portal itu lebih menyingkat waktu," kata Erland yang terus berusaha membujuk mereka berdua sendirian.

Sealine terus menolak dengan berbagai alasan dan Zeroun mengangguk setujukah setiap penolakan gadis berambut biru itu.

"Oh ya! Waktu itu kau pernah bilang saat nyasar di ruanganku, kau harus menunggu seminggu untuk bisa menggunakan portal kembali ke sini," ujar Sealine menggebu-gebu. Akhirnya, gadis itu memiliki alasan yang masuk akal untuk menolak ke Bumi menggunakan portal.

"Itu kan dulu, Sea. Sekarang sudah berubah, menjadi tiga hari," jawab Erland sambil tersenyum miring.

"Sama aja lama," timpal Zeroun yang sedari tadi tidak berbicara.

"Sudahlah, menurut saja," putus Reas yang teringat sesuatu akan perubahan yang terjadi pada peta itu. Saat ia ingin melanjutkan perkataannya, gadis berambut pink itu menyela.

"Benar kata Reas. Tha pernah bilang pada kita kalau petunjuk letak stoples yang ada di peta berubah tempat, berarti ada sesuatu yang harus diselesaikan di sana. Apa kau ingat, Sea?"

Sealine yang mendengar perkataan Raksia membuat dirinya teringat dengan pesan si gulungan perkamen yang bernama Tha. Jika ia ke Bumi, ia akan bisa bertemu dengan ayahnya dan menceritakan segala hal yang baru diketahuinya di sini dan menanyakan tentang Alliane-ibu kandung Sea-yang terjebak di The Dead City.

"Benar!" pekik Sealine lalu beralih menatap Zeroun dengan tatapan berbinar-binar. "Kita ke Bumi, ya, Zen?"

"Hah? Bukannya kau tadi menolak terus?" tanya Zeroun keheranan.

"Itu tadi, sekarang aku mau," balas Sealine dengan tatapan penuh harap.

Zeroun yang tak kuasa melihat tatapan itu pun memalingkan wajahnya. Ia harus bisa menahan egonya demi Sealine. Rasa takutnya terhadap portal itu bukan apa-apanya dengan kebahagiaan Sealine. Ya, Zeroun harus menurunkan egonya!

"Hufft, ya sudah lah. Aku tidak bisa menahan keinginanmu, Dear," ujar Zeroun sambil mengelus rambut sebahu Sealine dengan lembut dan penuh kasih sayang. Zeroun bersyukur dirinya mencintai Sealine yang bisa membuatnya untuk menurunkan ego demi kebahagiaan gadisnya itu.

Blue Island「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang