Mendengar curahan hati tentang apa yang Jungkook rasakan hari ini membuat Rose terus berpikir apa yang harus ia lakukan. Iya, ia tahu sebenarnya jika bisa memilih ia ingin pemuda itu tetap berada di sisinya. Ia tidak munafik untuk tidak mengatakan tidak menginginkan presensi Jungkook dan tidak menaruh perasaan entah sejak kapan datang. Tapi ia juga tidak bisa memaksa pemuda itu,mengikat hubungan pernikahan ini sejak awal saja sudah salah bagaimana bisa ia meminta lebih. Rose harus bisa mengerti dan paham akan posisinya saat ini.
Tapi melihat Jungkook yang begitu bimbang tadi,sejujurnya itu sangat membuat Rose ikut sedih. Kebimbangan itu terjadi karena dirinya. Anak dalam perut ini,yang sangat Jungkook pedulikan menjadi alasan itu semua.
Menggerakkan tangan untuk menyentuh perut yang sudah mulai membesar,mengusapnya pelan dengan terus memikirkan sesuatu yang selama ini Rose khawatirkan. Ada satu hal yang sejak dulu ingin Rose katakan pada Jungkook,YA mungkin ini adalah waktu yang tepat. Mungkin dengan perkataannya ini,Jungkook akan lebih mudah untuk bisa melepaskan dirinya dan berhenti memikirkan pertanggung jawaban itu.
Ia tak tega,selama mereka bersama... Dirinya memang melihat perubahan sikap Jungkook. Baik itu dari yang mulai peduli dan juga sikap pemuda itu yang lebih terlihat semakin murung,itu pasti terjadi karena beban pikiran atas masalah yang ia hadapi. Dan masalah itu adalah Rose sendiri.
Beberapa kali Rose mendapati Jungkook yang melamun,terkadang tertidur diruang kerja di rumah atau bahkan beberapa hari ini yang paling Rose ingat yaitu ketika pemuda itu sakit karena terlalu keras memikirkan masalah ini. Seharusnya dengan itu Rose harus paham bahwa dirinya hanya membawa beban saja buat Jungkook,ia tak bisa membuatnya senang dan bahagia yang mungkin Jungkook dapatkan ketika bersama kekasihnya.
Jungkook itu sangat baik,ia berhak untuk mendapatkan timbal balik dari apa yang ia perbuat. Mungkin jika orang yang tidak mengenal pria kim ini akan mengira bahwa dia memiliki sifat yang buruk karena sikap dinginnya. Memang si... Jungkook itu tidak banyak bicara,tapi ketika mereka tinggal bersama untuk beberapa waktu bulan ini,Pemuda itu telah banyak berubah. Banyak bicara adalah perbuatan yang membuang waktu, jawab Jungkook ketika ditanya.Terkadang cara pikir pemuda itu memang terdengar lucu.
Kembali lagi kepimikiran awal,sekarang Rose sudah sangat yakin untuk untuk apa yang akan ia lakukan selanjutnya,seharusnya hal ini ia katakan sejak dulu. Tidak akan ada yang tersakiti untuk kemudian,kenapa ia baru paham.
Huh...yang pasti ia sudah siap untuk berpisah dengan Jungkook,anak di perutnya ini adalah miliknya. Jungkook tidak punya kewajiban untuk merawatnya. Pemuda itu berhak mendapatkan kebahagiaannya.
Termenung dan melamun mungkin banyak Jungkook lakukan akhir-akhir ini,selain memikirkan tentang pekerjaan tentu saja ia harus terus berpikir untuk mendapat jalan keluar atas masalah yang mengikat dirinya.Beralih melihat jam tangan yang selalu dirinya kenakan,tak disangka jam kerja hari ini sudah lewat sejak tadi. Tapi Jungkook malah masih berdiam dan terduduk di ruangan kerjanya. Ia ingin menemui Lisa,kembali akan membahas masalah itu lagi. Jungkook sudah memberitahu gadis itu untuk menunggu dirinya di rumah sakit,ia akan menjemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second For You
RomanceKehidupan Jungkook berjalan sangat indah walau pemuda bermarga kim itu tidak pernah melakukan kebaikan dalam kehidupannya. Kekayaan,kedudukan bahkan ketampanan semua ia miliki. Mendapatkan seorang gadis itu hal yang mudah baginya namun entah kenapa...