Chapter 3

210 54 11
                                    

"Wina!"

"Bangun Wina!"

Sayup-sayup suara itu perlahan terdengar di telinga Wilora.

Wina?

Siapa tuh Wina? tanya Wilora di alam bawah sadarnya.

Wilora ingin sekali berbicara namun suaranya tak bisa keluar sama sekali. Butuh waktu beberapa detik lamanya mengumpulkan tenaga untuk kembali membuka bibirnya.

"Eungh..." Wilora melenguh. Dia mengerjapkan matanya perlahan.

Seketika kepala Wilora terasa sangat berat ditambah sekujur badannya seolah serasa mati rasa. Dia tak bisa menggerakan tubuhnya kecuali bibir dan kedua matanya.

Apa ini?

Wilora merasa bingung saat membuka matanya. Dia bukanya berada di alam baka melainkan ada di sebuah tempat yang sama sekali tak dia kenali.

"Winaura! Dia sadar!"

Suara itu lagi, kali ini tak lagi terdengar sayup-sayup melainkan suara teriakan keras.

Wina itu Winaura? Hmm sepertinya iya.

Wilora terus mengerjapkan kedua matanya. Dipandanginya ruangan sepetak ini dengan seksama.

Dahi Wilora mengernyit kala melihat seorang wanita tua yang mungkin berusia 45 tahunan dan gadis muda cantik dengan pakaian norak yang berdiri dengan wajah khawatir di sebelah ranjangnya.

Wanita itu bukan bibi, pelayan pribadinya yang sangat dia kenali.

Dan gadis bule ini, siapa dia?

"Winaura kamu sudah sadar? Syukurlah..." ucap wanita berusia paruh baya yang tak lain adalah Theresa.

"Ugh," Wilora mencoba mendudukan tubuhnya di bantu dua orang itu.

"Gue dimana?" tanya Wilora. Dia memegang kepalanya yang masih terasa nyeri.

Sialan, ini sakit sekali. Kepalanya terasa seperti mau pecah. Apa ini efek kecelakaanya?

Si gadis berambut blonde itu maju dan duduk di samping Wilora. "Maaf Wina... maafin aku. Gara-gara aku kamu jadi begini hiks. Ini semua salah aku!"

What the—apa-apaan si cengeng ini?

"Wina sakit sekali ya? Kepalamu hiks..."

"Syut, diam! Gue tanya gue ada dimana! Bukan malah nangis-nangis gajelas! Dasar!" sengak Wilora.

Sudahlah kepalanya pening ditambah tangisan cempreng gadis ini membuat kepalanya seakan mau meledak. Wilora ingin tidur lagi. Dan benar, Wilora memilih kembali merebahkan dirinya.

Si gadis yang wajahnya dibanjiri air mata itu menatap Theresa dengan air mata yang kembali menggenang. Dia bingung dengan tingkah Winaura yang tak seperti biasanya.

"Bibi..."

"Nona Lily, tidak apa-apa. Jangan menangis. Wina hanya kelelahan."

Oh jadi namanya Lily?

Apa-apaan dengan dress norak penuh bunga dan rambut kuncir kelabang itu?

"Sebentar! Lo pada nyebut nama Wina lah... Winaura lah! Emang dia siapa sih?!"

"Wina... kamu?? Hiks kamu lupa sama nama kamu sendiri? Bibi There gimana ini? Winaura hilang ingatan."

Nih cewek menye-menye mulu kerjaanya anjir! Lily-Lily siapa sih!

Perasaan gue nggak punya ponakan namanya Lilis deh! Temen apa lagi!

Adanya Elizabeth dipanggilnya Eli, nah yang ini anaknya siapa?!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession Series 5; Day and NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang