bab: 1

775 47 12
                                    

Lantunan sholawat yang diringi musik hadroh menggema di tengah alun- alun kota bahkan ribuan jamaah turut hadir dalam acara pengajian akbar, termasuk Arabella.

Gadis yang jatuh cinta dengan islam sejak dua tahun lalu bahkan rasa cintanya dengan islam membuat Arabella memutuskan untuk memeluk agama Islam menjadi seorang mualaf.

Meskipun terbilang baru belajar tentang islam Arabella atau yang sering dipanggil Abell terus berusaha memperdalam islam bahkan Abell terbilang aktif ikut dalam pengajian termasuk saat ini.

Seperti saat ini Abell berusaha fokus mendengarkan ceramah dari seorang ustadz yang cukup ternama, memiliki nama besar dan terpandang.

"Aku tau sedikit tentang ustadz itu Bell, namanya ustadz Fauzan. Putra kiyai yang juga tersohor di jawa timur," ucap Azizah.

"Beliau juga punya tiga anak, dua putra satu putri, tapi ya sayangnya tiga anaknya itu. Enggak mau muncul kepublik dengan embel embel nama orang tuanya," kata Azizah.

Abell menaruh jari telunjuknya tepat didepan bibirnya memberikan isyarat untuk temannya itu tidak berbicara.

"Sssttt, diem dong Zah, ini kita mau fokus denegerin ceramah, atau ngobrolin soal anaknya ustadz Fauzan."

"Jangan gibah ditempat pengajian Zah," ucap Arabella.

"Iya siap salah calon bu ustazah," ujar Azizah.

***
Suara decitan ban yang bergesekan cukup keras dengan aspal terdengar saat ini, seseorang yang tepat berada di depan Abell yang masih nampak terlihat schok sementara  orang itu dengan tampang wajah kesal menatap Abell.

"Woy punya mata gak sih lo."

Sampai detik berikutnya wajah schok Abell berubah menjadi kesal saat tahu siapa yang saat ini dihadapannya.

Reflek Abell langsung mendang ban motor lakj laki itu beberapa kali.

"Wah gila lo ya, motor gue. Heh berobat lo," ucap laki- laki itu.

"Heh yang harusnya berobat tuh lo, lo yang gila sinting gak waras, gara gara ulah lo balapan liar kebut kebutan kaya gini lo hampir buat gue celaka," kata Abell penuh dengan marah.

Althaf Aidil Zikri Al kafi, semua orang mengenalnya hanya sebagai seorang Althaf  Aidil Zikri, pemuda biasa dengan hobi berbahayanya bahkan semua orang tahu kalau Althaf adalah laki laki yang sangat menyebalkan bahkan jauh dari laki laki baik.

"Emang susah ya ngomong sama cewek, apa lagi cewenya kaya lo—"

Abell menaruh kedua tangannya di pinggang wajahnya tidak mau kalah dengan Althaf yang saat ini terlihat ngeselin.

"Gue nggak tau orang tua lo ngidam apa, pas lagi ngandung lo. Sampe-sampe lo brojol udah gede malah ngeselin kaya gini," kata Abell tidak habis pikir dengan sifat althaf.

"Ya jelas  mak gue ngidam liatin oppa Taehyung, makanya pas gue lahir muka gue mirip sebelas dua belas sama Taehyung, tampan rupawan ganteng tiada tanding." Ucap Althaf dengan penuh percaya diri.

Ekspresi Abell langsung berubah saakan mual mendengar ocehan Althaf satu ini, demi apa pun rasanya Abell ingin menghilangkan Althaf dengan sifat kepedeannya itu dari muka bumi

"Kamu kenapa?" tanya Fauzan saat melihat istrinya terus menerus memegang purutnya.

Tiara menggeleng mendengar pertanyaan dari suaminya itu, tapi maskipun Tiara diam tanpa memberitahu Fauzan tahu apa yang saat ini istrinya rasakan.

Fauzan langsung menghentikan mobilnya saat ini didepan tempat makan pecel Lele pinggir jalan. Sejak  dulu sampai sekarang Fauzan masih suka menggandeng tangan istrinya itu dimana pun tempat yang mereka datangi.

"Pak saya pesan lele goreng satu, sama ayam goreng bagian paha kulit sama cekernya juga ya pak," ucap Fauzan memesan makanan untuk mereka makan.

Suara dering ponsel berkali kali terdengar Alzam yang saat ini berada di tempat bilyard mengangkat panggilan telpon dari Althaf.

"Kenapa?"

"Gue di tempat Bilyard bareng temen lo juga, li dimana sini nyusul."

"Gue lagi dijalan arah rumah si Abell," balas Althaf.

"Lah ko bisa," balas Alzam.

"Ya bisa, gue lagi sama Abell, gue mau nganterin dia pulang," balas Althaf.

"Lah ko bisa."

Althaf muak dengan ucapan Alzam seakan tidak ada kata lain selain kata itu. Althaf mematikan sambungan telponnya.

***
Sampai dirumah Abell, Althaf terlihat takjub melihat rumah Abell yang dihiasi banyak lampu bahkan miniatur pohon natal tapi setahu Althaf Abell ini seorang muslimah.

"Ada acara apa dirumah lo? Ko di hias gini," ucap Althaf.

Abell dengan santai menjawab pertanyaan Althaf. "Ya, sebentar lagi kan natalan Thaf, jadi keluarga gue ngehias rumah sebagus mungkin."

"Lah, lo kan muslim Bell, lo itu islam mana boleh lo ikut natalan Arabella," kata Althaf.

Abell menghela nafas panjang berbicara dengan Althaf memang harus banyak bersabar.

"Astagfirullahal'azim, Althaf Aidil Zikri, gue Arabella gue muslim gue tau kalau muslim tidak boleh merayakan natal, tapi gue punya keluarga yang ikut merayakan hari natal."

"Karena gue lahir dari keluaga nasrani, tapi gue memilih islam sebagai agama gue saat ini sampai akhir hayat gue."

"Jadi, lo mualaf?"

Abell mengangguk cowo didepannya ini ternyata mulai kepo dengannya saat ini.

"Ya, gue tertarik dengan islam sejak usia gue lima belas tahun mungkin saat itu, karena gue sekolah di sekolah umum dimana mayoritas siswanya beragama islam. Bahkan gue punya satu sahabat yang gue hidupnya terlalu agamis."

"Cuma ada dua kesibukan dalam hidupnya, pendidikan dan juga pengajian. Ya, tanpa gue sadar gue mulai kepo soal islam, bahkan gue sempet diam diam belajar tentang islam tanpa sepengetahuan orang tua gue atau sahabat gue itu," jelas Abell.

Althaf manggut manggut mendengar penjelasan Abell, dia baru tahu soal ini.

"Terus titik balik lo sampe lo berani memeluk agama islam," tanya Althaf.

Abell tersenyum tipis. "Karena satu kajian yang gue datangin saat itu, mengubah sudut pandang gue tentang islam. Berawal karena gue kepo denger ceramah beliau sampai sekarang gue jadi nyaman dan damai sama agama gue saat ini."

"Siapa orang yang lo maksud?"

"Ustadz Fauzan Alkafi beliau salah satu pencerama kondang, yang banyak menginspirasi menurut gue," kata Abell.

Mendengar itu raut wajah Althaf langsung berubah Althaf tentu tahu siapa orang yang Abell maksud.

"Gue rasa lo harus ikut kajian beliau, supaya pikiran lo terbuka lebar, dan lo kembali kejalan yang lurus dan gak jadi Althaf yang super nyebelin," ujar Abell jengkel saat mengingat keusilan yang Althaf perbuat.

"Nggak perlu, gue nggak perlu susah susah ikut kajian beliau, bahkan kalau gue mau gue bisa ketemu beliau kapan pun gua mau," ucap Althaf dengan tampang nyebelin.

Althaf langsung kembali memakai helmnya pergi meninggalkan Abell, sementara Abell masih tidak percaya ada laki laki seperti Althaf  yang sangat menyebalkan itu.

Abell terus mengelus dadanya. "Astagfirullah ada ya manusia macam Althaf, ya Allah kesihan calon istrinya nanti," ucap Abell.

****
Happy reading semua....

Tripel A kembali up setelah lama nggak up hihihi

Semoga kalian suka dengan part kali ini ya
Jangan lupa vote dan komennya dari kalian. Ajak teman atau saudara kalian buat baca cerita ini...

See you gaisss✌️🦋

Tripel ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang