04

993 100 6
                                    

"GILAKK.. DIA SUDAH GILAA"

Begitu sampai di kamar Hanabi langsung mengunci kamarnya rapat-rapat. Wajahnya memerah menahan malu. Jantungnya berdebar-debar tak karuan atas insiden apa yang terjadi di kamar Hanzo tadi.

Ia tak habis pikir bagaimana pria tersebut melakukan hal seperti itu hanya untuk menakutinya. Dan yang lebih memalukannya lagi, ia benci isi pikirannya sendiri. Ia sudah berpikiran aneh-aneh tadi.

Ia membenamkan kepalanya ke bantal. Dan satu hal lagi, jujur ia tak bisa melupakan dada bidang pria itu yang terlihat diantara piyama tidurnya.

Benar-benar seksi

"Ah sudahlah.. cepat tidur Hanabi, lupakan, lupakan"

Monolog Hanabi pada dirinya sendiri. Ia benar-benar seperti remaja yang baru puber sekarang.

                                            🍁

Sekarang adalah tahun ke 10 pasca kejadian pembalasan dendamnya di masa lalu. Yang mana pada tahun ini Purnama Agung akan muncul lagi, dan ia tahu bahwa klan musuhnya tentu tak akan diam saja.

Hanzo meletakkan pena nya setelah mentanda tangani beberapa kontrak perusahaan. Ia memijit keningnya sedikit sambil memikirkan sesuatu. Saat ini ia berada di ruang kerja yang ada di rumahnya. Urusan perusahaan hari ini sudah ia percayakan pada Ling tangan kanannya yang cekatan.

"Anda memanggil saya Akuma-sama"

Seorang pelayan wanita datang dan menghadap atas permintaan Hanzo.

"Tolong panggilkan Hanabi untukku"

Pelayan wanita itu mengerti kemudian membungkukkan badannya dan pergi. Selang tak berapa lama dibalik dinding dekat daun pintu, menyembul kepala seorang wanita bersurai hitam pekat yang biasa dikucir kuda itu.

Sepertinya sikap Hanabi sudah sedikit melunak padanya. Ia lucu sekali mengintip dahulu lalu baru berani masuk dan berdiri di depan meja kerjanya. Seperti anak kecil.

"Ada apa?"

Hanzo berdehem sejenak lalu mengutarakan maksudnya.

"Aku ingin kau belajar cara mengaktifkan ninjutsu bunga Higanbana seperti klanmu dulu"

Hanabi terdiam. Jujur ia belum pernah tau seperti apa ninjutsu terlarang yang dimiliki klannya dulu.

"Aku dulu pernah tahu bagaimana cara klan Scarlet menggunakannya. Namun aku bukan bagian dari mereka jadi aku tak bisa mengaktifkannya"

"Kalau begitu ajari saja aku, mari kita berlatih bersama" timpal Hanabi

"Kita butuh bangkai bunga itu dulu"

                                            🍁

"HIGANBANAA"

Serbuk kering bunga yang Hanabi lemparkan ke arah kambing putih itu berubah memunculkan cahaya emas berbentuk kuncup bunga mengurung si kambing dengan guratan tinta hitam di tanah sekitarnya.

Kambing putih tersebut seketika itu juga tak bisa bergerak memakan rumput lagi. Matanya melotot seperti tercekik dan tak bisa bernafas.

Hanabi menutup mulutnya tak percaya.

"A-aku berhasill... Aku berhasil"

Tak lama kemudian cahaya emas itu menghilang seketika itu juga si kambing ambruk begitu saja. Tubuhuhnya terbujur kaku.

Mata Hanabi melebar, ia langsung berlari menghampiri kambing itu. Mencoba memastikan bahwa kambing itu masih bernyawa dan berdenyut nadinya.

Prokkk.. prokk 

Silly Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang