Tersadar

10 0 0
                                    

Selama perjalanan menuju rumahnya Drisa termenung meskipun tetap fokus berkendara, Drisa bingung dengan apa yang ia rasa.

Drisa berpikir apakah dia sanggup untuk menghilangkan rasa cinta yang ia miliki untuk Abfik karena dia sadar bahwa mereka sangat sangat jauh berbeda.

Abfik pria dengan keluarga yang harmonis, sedangkan dia hanya seorang gadis yang beruntung karena singgah dan hidup di keluarga yang menyayangi dirinya dengan segenap hati.

Apakah aku mampu??
Apakah aku bisa??
Kenapa??
Kenapa aku makin jatuh kedalam pesonanya.
Kenapa rasa itu semakin tumbuh saat melihat bagaimana dia begitu menghormati ayah dan ibunya.
Kenapa aku harus merasakan ini,kenapa.

- akhirnya Drisa sampai di rumah.

Assalamualaikum mama.

Waalaikum'salam Drisa.

Mama lagi ngapain??. Mama lagi ini hitung pengeluaran kita bulan ini.

Apakah banyak pengeluaran ma?
Iya Drisa, Rafid membutuhkan uang untuk membeli buku pelajaran.
Hum, begitu ya ma, bentar ya ma.
Maa Drisa ada pegang uang 500.000 apakah cukup ma?
Insyaallah cukup nak.
Baik ma, Drisa ke kamar dulu ya ma.

'drisa pun pergi meninggalkan sang mama, dan masuk ke dalam kamar, sesampainya di kamar Drisa menutup pintu dan duduk di belakang pintu sambil menunduk.

"Huft... Maaf.. maaf... Maaf,, seharusnya aku tidak datang ke rumahmu, seharusnya aku tidak mengiyakan permintaanmu jika akhirnya akulah disini yang sulit untuk melepaskan dirimu".

- Di Rumah' Abfik

Bunda, ayah, gimana menurut kalian Drisa..ucap Abfik sambil tersenyum malu.

Dia cantik dan imut, apalagi saat tersenyum dan matanya menyipit dia benar benar manis nak, benarkan ayah.

Iya benar.

Hum, Abfik senang mendengarnya, Abfik tadi sedikit memaksa dirinya yah,Bun untuk kerumah.

Kenapa Abfik?

Karena dia seperti tidak ingin berdekatan dengan Abfik Bun, Abfik bingung apa yang harus Abfik lakukan untuk membawanya kemari, akhirnya Abfik memaksanya.

Huft yasudah gapapa.

Bunda ke kamar dulu, ayah juga.

Mas, kenapa mas diam saja, apakah mas menyukai wanita itu untuk bersama putra kita??.

Tidak, aku tidak menyukainya.

Tapi kenapa mas seolah olah menyukai dirinya mas, saat di depan putra kita, jika dia tau dia akan terluka mas.

Kamu pikir keluarga besar saya akan mau menerima wanita seperti dia?? Kami gila?, Wanita itu sangat tidak sebanding dengan Kita kamu tau itu. Lihat saja pakaian yang dia pakai tadi sangat sangat rendahan.

Mas, jangan seperti itu, jangan sampai Abfik mendengarnya mas, Abfik putra kita akan terluka, Abfik sepertinya benar benar jatuh cinta kepada wanita itu..

Iya, putramu itu sama seperti dirimu, seleranya sama sama buruk, apa yang dia sukai dari wanita itu, mas memiliki banyak kenalan yang memiliki putri yang cantik bahkan lebih dari wanita itu. Aku akan memperkenalkan putra kita ke wanita pilihan ku. Ku harap kau tidak ikut campur.

Apakah mas akan membuat Abfik kecewa mas.

Mas tidak perduli, jika perlu mas akan langsung menjodohkan mereka agar segera menikah,. Agar putra kita segera melupakan wanita rendahan itu.

Mas...
Stop .. aku tidak mau mendengar apapun lagi, keputusan ku sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat, besok aku akan memperkenalkan anak dari temanku kepada Abfik, dan aku tidak meminta persetujuan dirimu.

Di sisi lain....

Mama... Mama masak apa??
Hanya yang ada di meja makan nak, makanlah kamu pasti lapar bukan.
Iya ma...

Drisa pun makan sambil menunduk dan menahan sesak di dadanya.

Tatapan mata Drisa sangat sayu dan seperti tidak fokus, karena ia terlalu banyak pikiran yang menganggu.

Setelah makan, drisa kembali ke kamar.

Di dalam kamar Drisa termenung lagi sambil memeluk boneka Pinguin yang ia punya.

Drisa bergumam, aku sadar Seharusnya aku tidak menjadi beban bagi keluarga ini, huft tapi kenapa kenapa aku merasa sangat bersedih, karena harus merelakan apa yang aku inginkan.

Tadi saat di rumah Abfik, aku melihat tatapan mata yang indah di mata Abfik dan ibunya, tatapan tulus yang membuatku merasa tenang.
Di satu sisi aku melihat tatapan merendahkan dari ayah Abfik, kenapa? Kenapa dia memandangku seperti itu, dia seolah-olah mengatakan bahwa aku tidaklah pantas berada di antara mereka, tanpa dia merendahkan diriku, diriku sendiri pun sadar bahwa aku memang tidak pantas di antara mereka. Tapi sungguh tatapan itu sangat menyakiti relung hatiku, sungguh rasa itu sangat menyakitkan, aku tau bahwa aku sangat sangat tidak pantas untuk mencintai Abfik, tapi aku tidak tau kenapa rasa itu terus tumbuh, kenapa ya Allah kenapa rasa itu semakin besar untuknya.

Ya Allah hapuskan lah rasa itu, agar aku semakin tidak merasakan rasa yang menyakitkan untukku kedepannya.

Di bagian lain.

Abfik tersenyum manis sambil melihat laporan kesehatan pasiennya.
Abfik senang karena keluarganya terlihat menerima Drisa.

Seharusnya aku tidak sebahagia ini bukan? Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk melakukan kebahagiaan ini.

"Rasanya aku ingin segera memiliki dirinya, hanya untuk diriku sendiri, aku ingin memeluknya, menciumnya, dan ingin hidup bersamanya hingga maut memisahkan, maafkan hamba ya Allah berpikir lawan jenis, tapi diriku tidak mampu menahannya".

Akhirnya Abfik tersadar dari apa yang ia pikirkan dan ucapkan.ia pun beristighfar.

Astagfirullah ya Allah maafkan hamba.

Abfik pun kedapur untuk mengambil air minum.

Di perjalan ke dapur dia mendengar suara yang berasal dari kamar orang tuanya. Dia tidak bermaksud menguping, tapi ia mendengar dengan jelas setiap pembicaraan yang orang tuanya lakukan.

Abfik pun hancur sehancur hancurnya karena mendengar apa yang sang ayah katakan. Ia pikir ayahnya juga seperti ibunya menyetujui dia untuk mencintai Drisa, ternyata ayahnya punya sudut pandang yang benar benar buruk. Ayahnya merendahkan Drisa, ayahnya benar benar tidak menyukai Drisa , dan ayahnya berniat untuk membuatnya tidak bersama Drisa, kenapa? Kenapa tadi seolah-olah ayahnya menyukai Drisa, kenapa kenapa? Apakah Drisa sadar dengan keadaan tadi, makanya dia langsung pamit pulang?, Kenapa? Kenapa dia seolah-olah baik baik saja?, Kenapa aku tidak menyadarinya, kenapa, kenapa jantungku rasanya hancur mendengar ayah merendahkan Drisa, kenapa? Kenapa ayah merendahkan dia, kenapa-kenapa ayah melakukan itu, Drisa tidak serendah itu, sungguh, Drisa adalah wanita yang luar biasa ayah, sungguh, tapi apakah aku bisa menentang keinginan ayah, di saat hingga saat inipun semua keinginan ayahlah yang menjadi kehidupan ku, hahaha, bagaimana aku lupa, bahwa aku tidak berhak memutuskan segala sesuatu sendiri, karena kehidupan ku di pegang oleh ayah, kenapa kenapa aku baru sadar itu, kenapa aku baru sadar di saat rasa cintaku untuk Drisa sudah terpupuk dan mulai berbunga? Kenapa, kenapa kau begitu bodoh Abfik.

Vote & Komen Untuk Selanjutnya...
Terima kasih sudah membaca
Salam bahagia ya teman teman pembaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DuSa? Duka or Suka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang