02. Selamat

85 15 0
                                    

Mak.. gue belum siap mati mak!!

Bugh!

"Bangsat!!"

Akhirnya rangkulan tangan pemuda itu terlepas berkat kaki gue yang menendang....'masa depan' nya dari belakang. Kesempatan itu pun gue ambil untuk berlari sekencang-kencangnya.

Sementara pemuda itu meringis sambil memegang milik nya.

Dia ngejar gue anjir!! Emak tolong!!

"Berhenti lo!!"

"Jangan kejar gue plis!! Nggak kapok lo masa depan lo gue tendang?!!"

Bruk!

Anjir

Gue tersandung karena menginjak tali sepatu gue yang tidak terikat.

Dengan cepat gue melepaskan sebelah sepatu gue dan kembali berlari. Lebih menakutkan di kejar pelaku pembunuhan dari pada di kejar anjing mungkin besok-besokan gue nggak akan pernah menginjakkan kaki di gang ini lagi.

Dan tanpa sadar gue menjatuhkan sesuatu..
Bukan kantong belanjaan,tapi dompet gue cuy. Emang duit nya nggak banyak sih,tapi kartu identitas gue ada di dalam dompet itu seperti kartu pelajar.

Dan sial nya dompet gue yang terjatuh itu di ambil pelaku pembunuhan itu.

¤¤¤

"Hah...hah...hah.."

Akhirnya gue sampe di rumah, duduk di teras untuk menetralkan nafas gue

"Kenapa lo? Di kejar anjing lagi?" Tanya Junghwan yang baru saja keluar.

"Kaga"

"Mana es krim gue?" Junghwan mengambil satu kantong plastik dan mengambil beberapa makanan.

"Bawa masuk gih, gue capek" gue memberikan satu kantong plastik lagi ke Junghwan. Junghwan mengambilnya dan kembali ke dalam rumah.

"Apa bener tadi gue liat pembunuhan? Terus gue di kejar pelaku nya kan?"

"Gue nggak lagi ngigau kan?"

Terus gue liat kaki gue,ternyata gue cuman pake sepatu di kaki kiri. Gue ingat tadi gue buang sepatu itu setelah gue kesandung. Gue merogoh kocek buat ngambil dompet, tapi dompet gue juga hilang.

"Dompet dan sepatu gue,tertinggal di gang itu?!! Gimana kalo pelaku itu ngambil dompet gue dan ngeliat kartu identitas gue?"

"Ngapain gue di luar njir,ntar kalo pelaku itu menemukan gue gimana?"

Gue pun buru buru masuk ke dalam rumah

.

.

.

"Dari mana lo?"

"Bunuh orang"

"Lagi?"

"Udahlah bang, jangan sok kaget deh kek nggak pernah denger gue bunuh orang aja."

Percakapan dua pemuda di suatu ruangan, salah satu pemuda itu duduk santai di sofa sambil minum alkohol dan satu nya lagi baru memasuki ruangan itu.

"Akhir-akhir ini lo sering keluar, nggak takut ketangep lo"

"Gue juga butuh hiburan bang, ngga kayak lo di rumah mulu"

Pemuda yang baru saja memasuki ruangan itu bernama MASHIHO dan temannya bernama YOSHINORI. Kedua nya adalah pelaku pembunuhan berantai. Bukan buronan, polisi aja nggak tau mereka.

"Denger tuh, polisi aja nggak tau. Gimana mau nangkap kita?" Mashiho mengambil gelas yang berisi air alkohol di depan Yoshi.

"Ya, siapa tau lo tertangkap basah saat bunuh orang....



...Atau pun ada orang yang ngeliat lo saat membunuh"

Mashiho langsung menatap Yoshi dengan mata imut nya.

"Kalo ada orang yang tau gimana?"

"Ya bisa aja orang itu melaporkan lo ke polisi dan lo akan tertangkap."

"Mati!!"

"Kenapa lo?"

"Tadi ada orang yang ngeliat gue, gue mau bunuh orang itu juga tapi dia kabur." Mashiho menjelaskan kejadian tadi

"Lo tau siapa orang nya?" Tanya Yoshi

"Kaga, tapi gue dapat dompet nya." jawab Mashiho sembari mengeluarkan dompet dari saku celana nya.

"Coba liat, kali kali ada duit nya." Yoshi merampas dompet itu dari tangan Mashiho.

"Wah lumayan nih, lo berbakat juga jadi pencopet" Yoshi narik beberapa lembar duit di di dalam dompet terus dia masukin ke dalam saku celananya.

"Gue nggak butuh duit nya,gue cuman butuh orang nya" Mashiho mengeluarkan kartu identitas Jina

"Seo Jina?"

"Oh dia remaja? Gue kira emak-emak" Yoshi melihat foto di kartu identitas itu "Lumayan, cantik coy"

"Cih, cantik apaan? Anu gue aja sampe di tendang ma dia" Mashiho mengingat kejadian tadi.

"Gue bakal nemukan dia dan membunuh nya sebelum dia ngelaporin gue"

"Lo yakin mau membunuh gadis ini? Cantik lho, jangan sampai jatuh cinta..." goda Yoshi

"Seumur hidup gue nggak pernah jatuh cinta"-Masiho

Dua hari kemudian...

Hari ini adalah hari senin, hari yang paling gak gue sukai. Dengan langkah gue yang terasa sangat berat, gue melewati setiap kelas. Dan kenapa kelas gue berada paling ujung? Dari semalam gue nggak tenang, tidur gue nggak nyenyak karna terus kepikiran psikopat itu.

"Pagi Seo Jina" seseorang menyapa dan berjalan di samping gue. Tebak siapa itu?

"Pagi juga, Asahi.." balas gue lemah dan menunjukan muka gue

"Astaga, lo kenapa Jin? Kok mata lo kek mata panda?" Asahi meraih dagu gue yang membuat wajah nya sangat dekat dengan gue

Allahu ganteng banget meleyot T_T

"Gue nggak papa, kurang tidur aja." jawab gue

"Hamada Asahi!!!"

Seseorang meneriakan nama Asahi yang membuat nya melepaskan dagu gue.

"Ngapain lo deket-deket Jina? Lo mau berurusan dengan gue?" orang itu sok sok an membusungkan dadanya

Sementara gue dan Asahi hanya menatap pria imut mirip koala itu.

"Maaf Kyu, tapi gue males berantem." Jawab Asahi

"Alah, bilang aja lo takut ama gue. Gue pernah bersumpah, siapa pun selain gue yang menyentuh wajah Jina akan berurusan dengan gue" Junkyu menarik kerah baju Asahi, Asahi yang tak terima pun mendorong Junkyu.

"Oke, ayo berantem" Asahi menarik lengan baju nya yang menampakkan urat urat di tangan nya. Junkyu yang melihat itu pun bergidik ngeri

Sementara gue? Gue hanya menatap pemandangan unfaedah itu.



***

Selasa, 17 Mei 2022. 10:58 am

Cute PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang