Silaturahmi Ala Manusia Cicak
---
"Tuan Bryan, makan dong. Mubazir makanannya kalo dibuang karena Tuan gak mau makan."
Annette berdiri di pintu kamar sambil memperhatikan Bryan yang sedang malas-malasan di tempat tidur. Ternyata Bryan tak menggubris kata-kata Annette. Ia terpekur berdiri sambil menatap ke luar jendela. Annette berjalan masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang.
"Sudah beberapa hari ini, Bibi lihat Tuan tidak latihan, Tuan tidak bergairah dan bahkan Tuan tidak makan makanan yang Bibi masak. Ada apa, Tuan Bryan?"
Annette mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan Bryan terlihat murung. Dilihatnya sang majikan muda seperti kehilangan semangat.
"Bilang ke Bibi, Tuan. Ada apa?" tanya Annette kemudian karena Bryan hanya diam.
"Huuuf! Nasibku, Bibi Annette. Malang sekali."
Bryan mengembuskan napas panjang sambil membalikkan badan. Ia berjalan ke arah ranjang dan tidur membelakangi Annette yang duduk di dekatnya.
"Cobalah terima keadaan ini, Tuan. Latihlah lagi kekuatan Tuan Bryan. Jangan bersedih terus."
Bryan hanya diam mendengarkan. Tubuhnya tidak bergerak. Annette pun terlihat murung mengucapkan itu, karena sang majikan muda tadi berbicara dengan napas yang berat.
---
"Tuan Bryan? Tolong Bibi, Tuan!"
Terdengar suara Annette berteriak dari dapur. Bryan beringsut dari tempat tidur. Dengan malas, ia turun dan berjalan ke arah pintu.
"Ada apa, Bibi Annette?"
Bryan hanya melongokkan kepala dari sela pintu kamarnya yang dibuka. Rambut yang acak-acakan itu membuat wajahnya terlihat tambah kusut.
"Bantu Bibi pasang bohlam, dong."
Annette muncul dan berdiri di pintu ruang memasak itu. Ia menjawab sambil satu tangan terangkat yang sedang memegang sebuah kotak bola lampu. Ditunjukkannya ke Bryan.
"Huuuh! Males ah, Bi!"
Bryan malah membalikkan tubuh. Ia menjawab sambil kembali berbaring di kasur.
Mendengar itu, Annette menghela napas. Lalu, ia berjalan ke kamar penyimpanan barang. Dengan tertatih-tatih, ia membopong sebuah tangga besi lipat. Diletakkannya di lantai dan dengan susah payah, Annette membuka lipatan tangga itu.
Ceklek! Ceklek!
Setelah dipastikan lipatannya terkunci kuat, perlahan Annette menegakkan tangga itu dan mendorong agar tepat berada di bawah bola lampu yang akan ia ganti. Satu tangan yang sedang memegang bola lampu baru, menekan besi tangga agar memastikan alat yang ia naiki takkan bergerak.
Bryan yang mendengar suara-suara kesibukan Annette di dapur, beranjak dari kasurnya dan berjalan mendekati. Ia ingin tahu apa yang sedang dikerjakan Annette. Namun sayang, ternyata tangan Annette tak cukup menggapai lampu yang akan diganti. Saat terus mencoba menggapai, tangga itu tiba-tiba bergerak miring.
"Aaakh!"
Annette berteriak karena kehilangan keseimbangan.
Sleeep!
Tanpa sadar, Bryan yang melihat itu segera menjulurkan lidahnya menahan tangga agar tak terbalik jatuh. Refleks, secepat kilat juga ia terbang meloncat ke dapur dan berdiri menahan tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cicak-cicak Di Dinding
Teen FictionBerawal dari keisengan yang suka berburu cicak, seorang lelaki remaja mengalami suatu perubahan yang tidak terduga. Tinggal sendiri di kamar sebuah rumah besar, sang lelaki remaja mendapat kesenangan saat membidik cicak yang sedang merayap di dindin...