Chapter 2 - Pekerjaan.

1.5K 233 46
                                    

Ya, jungoo menemukan lembar poster berisi lowongan kerja.

Jungoo sebenarnya agak ragu ketika melihat gaji nya sedikit banyak.

Tanpa basa basi yang sudah basi kayak omongan ayangmu, jungoo bergegas menghubungi nomor yang tertera di poster yang ia temukan.








Jungoo berhasil menjadi pria dewasa, alias ia keterima di pekerjaan nya.

Jungoo bekerja dari jam 8 malam sampai 11 malam, awalnya jungoo khawatir karena takut pulang malam, tetapi bos nya menawarkan taxi privat untuk jungoo.

Tempat jungoo bekerja adalah.... Karaoke bar.

Apa boleh seorang pelajar bekerja disini? Entahlah, tapi jungoo sudah siap dengan khodam animek yang menyertainya.

Goo sudah boleh bekerja besok malam.

"Wah, nanti kalau uangnya udah ku kumpulin buat beli apa aja ya?" Ngigau goo. "Beli figure aja deh.








Di suatu tempat yang jauh..

"Nghh.. Ah- ahhhh"

"Huff- hngh."

Erangan vulgar itu menghiasi sunyi nya malam, lelaki dengan tiga wanita berada di dalam ranjang yang sama, beradu mulut dengan kasarnya.

"Tuan, pelan kan gerakanmu ah-" Pinta salah seorang wanita yang tengah bercinta.

Tentu saja, tiga wanita itu tidak lebih, hanya sekedar jalang yang mau menuruti apapun asal di bayar besar.

"Fck, keluarlah. Saya tak berselera dengan kalian semua." ucap lelaki itu sambil mencabut kejantanan nya keluar.

"T-tapi tuan"

"KELUAR!!!"

lelaki itu adalah park jonggun, sudah mendapatkan julukan shiro oni di usia yang sangat muda.

Jonggun segera mandi untuk membersihkan diri.

Selesai mandi jonggun membalut kan kain perban ke pinggang dan area perutnya.

Tak lupa memakai kacamata hitamnya.

"Bosan."

Jonggun berfikir sebentar, ia ingin jalan jalan keluar dan minum.

"Ah, bagaimana kalau ke bar?" usulnya.

Jonggun mengambil kunci mobilnya, tentu saja ia cap cip cup terlebih dahulu, tak mudah memilih puluhan mobil yang berjejer.

Sesampainya jonggun ke bar itu, pria berjas hitam sekitar 6-8 bergegas menghampiri jonggun, membuka jalan untuknya.

Ya, bar itu juga ada di dalam kendalinya.

Baru masuk beberapa langkah, jonggun sudah di sambut hangat oleh lelaki bersurai pirang muda, jungoo. "Selamat datang, tuan." Tak lupa dengan senyum khas nya.

Jonggun sempat melirik ke arah jungoo. "Hmph." Dengan singkat, jonggun mengabaikan jungoo

Hah? Sok cool banget nih orang.

Jungoo mengumpat dalam hati.

"Sabar sabar, orang sabar rejekinya lebar." Ucap jungoo elus dada.

Jonggun baru saja mendaratkan bokongnya di kursi kelas atas, melihat sekeliling, sunyi.

"hm, pelayan" Panggil gun. "Ya, tuan?" Sahut pelayan ramah.

"Kenapa.. Sepi sekali?" Bingung gun. "Itu karena ini ruang khusus vvip, tuan anda tak seharusnya berbaur dengan pengunjung lainnya." jelas sang pelayan.

"... Begitu ya.. Kalau begitu biarkan aku berbaur dengan yang lainnya."

"Baik, lewat sini." Pandu pelayan.

Jonggun sedang di dalam lift. Bersama 2 bodyguard nya.

Baru saja lift terbuka, jonggun berpapasan dengan jungoo.

"Eh? Si mata butek?"

"NAMA GUE JONGGUN GOBLOUGH."

"Oh, gue gak tau, salken, gue jungoo kim."

Jungoo naik kedalam lift tanpa rasa bersalah. Kedua bodyguard jonggun sudah menyiapkan bogem mereka jika jungoo macam-macam dengan jonggun.

Lift kini sudah agak penuh, semua orang yang naik lift saling dorong satu sama lain.

"Duh sempit, itu 2 bodyguard lo kegedean." Sinis goo. "Dih suka suka gue lah, ngatur lo" Tak mau kalah, jonggun membalas jungoo.

"Eh, itu katanya bos bar ini loh! Kok bisa deket sama pelayan baru ya?" Bisik seseorang di belakang jonggun dan jungoo.

"Cih, gue denger tau." Balas goo menoleh ke para perempuan.

SRAKKK
lampu lift tiba tiba berkedip, kondisi lift tak terkendali, sepertinya lift itu.. Rusak.

Bersambung


PROMISE | HIATUS | [Jonggun X Jungoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang