Bagian 1 : Prologue.

148 28 2
                                    

Pagi ini sedikit berbeda dari biasanya. Langit tampak kelabu dengan awan mendung, pertanda jika sebentar lagi hujan akan turun membasahi daratan.

Namun, gemuruh guntur tak sedikitpun mengganggu ketenangan seorang pemuda yang kini tengah berkelut dalam selimut. Matanya terpejam damai, Sesekali bibirnya mencebik disertai hidung yang bergerak lucu seperti anak kelinci.

Seseorang masuk setelah ia mengetuk pelan kamar si pemuda tersebut. Terlihat ia menghela nafasnya sejenak saat adik bungsunya masih tampak nyaman dalam buntalan selimut tebal.

Pria itu mematikan ac ruangan, sesekali menggerutu tatkala merasakan suhu udara dikamar ini begitu dingin. "Anjir, nih, anak. 20 derajat? Apa dia ingin terkena hipotermia?" Kesalnya.

Ia menghampiri si bungsu. Mengguncang bahunya pelan, "Jungkook. Jungkook-ie, ayo bangun. Ini sudah jam 9 pagi."

Pemuda bernama 'Jungkook' itu menggeliat malas, merenggangkan tubuh. Ia mengusak matanya sejenak dan mengintip keadaan lewat celah selimut. Setelahnya, ia kembali melanjutkan tidur.

"Heh! Bangun, astaga. Lo gak mau makan?" Tukasnya. Ia tetap mengguncang tubuh yang lebih muda dan mengganggu tidur sang adik.

Jungkook menggerutu sebal, tak urung decakan lirih pun ikut terlontar. "Aaa- kak Hoseok, Gue masih ngantuk." Rengeknya pada sang kakak.

"Bangun, anjir! Ini udah jam berapa. Kak Seokjin sama bang Yoongi lagi didapur, noh, buat sarapan. Buruan bangun."

Dengan gerak malas dan sedikit terpaksa. Akhirnya tubuh itu perlahan bangun dan terduduk tanpa tenaga diatas kasur. Jungkook menguap lebar dan memandang sekitar.

Ia masih load.

Hoseok yang di sebelahnya ikut terduduk pun langsung bangun dari kasur Jungkook. Menepuk punggung pemuda itu pelan. "Ayo cuci muka terus gosok gigi. Habis itu kebawah buat sarapan."

Jungkook hanya bisa mengangguk dengan mata terpejam. Ia mengusap bare face nya, kemudian berjalan lesu kearah kamar mandi.

☾︎

"Oh, Hoseok. Dimana Jungkook?" Pria dengan celemek coklat susu itu terlihat menaruh beberapa hidangan menu sarapan diatas meja. Melirik Hoseok yang sedang berputar setir mengambil minum dekat lemari pendingin.

"Lagi cuci muka, bentar lagi juga bakal kesini." Jawabnya. Pria itu hanya mengangguk seadanya dan kembali kedapur- mengambil beberapa sarapan lainnya. Tak lama, ia kembali lagi dengan panci berisi kimchi dan ramen.

"Yoongi, ini garam sama ladanya belum lo masukin?!"

"Belum, kak. Masukin dulu, gue masih nata meja makan." Pemuda ber-celemek coklat susu tersebut sedikit berteriak lantaran posisi dapur dan ruang makan berbeda tempat.

"Haish, tumben sekali Jungkook bangun terlambat." Yoongi menggerutu sembari mengusap piring dengan kain untuk sarapan nanti.

"Agensi sedang diliburkan 3 hari. Jadi, mungkin itu adalah kesempatan emas dia buat bertapa dalam kamar, berkelut dengan bantal dan selimut kesayangan." Hoseok menimpali.

Yoongi menghela nafas. "Yah, gue maklumin. Dua hari yang lalu soalnya dia bantuin gue bikin proposal lagu." Yoongi meletakkan piring terakhir, "Itupun selesainya baru semalam."

Mata Hoseok membola mendengarnya, bibirnya terbentuk dengan akses O besar. Sedikit tawa tersuar. "Pantas saja dia terlambat bangun."

BTS World : Heartbeats.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang