bagian 4 : no part of this world.

105 16 3
                                    

Dahi itu menampilkan sebuah kernyitan dalam. Pemuda tersebut berdesis lirih. Tak lama, ia tersentak dari tidurnya. Nafasnya teraup tidak teratur. Pun keningnya mengeluarkan bulir keringat.

Ia mengedar pada sekitar. Mengerjap pelan, lantas mencoba bangun dari tidurnya. Kepalanya sedikit pening membuatnya harus memijiti ujung hidung.

"Ini.. dimana?"

Pemuda tersebut menurunkan kakinya dari kasur yang ia tempati. Pandangannya tak alih dari seisi kamar. Ruangnyaa terlihat monokrom, namun rapih dan harum.

Namun, ini bukan kamarnya. Ia berjalan ke arah jendela kamar. Memperhatikan sekeliling. Kernyitan dahinya semakin dalam, ia berusaha memahami situasi.

"Ini, apa ini benar Korea?"

Benar. Tidak salah lagi, tata letaknya memang Korea. Tapi, ini bukan Korea. Pemuda itu menggigiti bibir bawahnya.

Tok tok.

"Jungkook, lo udah bangun? Gue masuk, ya."

"Loh, udah bangun ternyata." Seorang pemuda lain berjalan sembari membawa nampan berisi semangkuk sup hangat.

"Jungkookie, jangan seenaknya berdiri dulu. Lo masih sakit." Pria itu meletakkan nampan itu disebelah laci dekat kasur.

"Jung.. Kook?"

"Gimana keadaan lo? ngga papa, kan? Atau masih ada yang sakit?"

"...gue, kenapa?"

Pria berbahu lebar itu menaikkan satu alirnya, bingung, "Lo pingsan setelah latihan choreo di gedung C. Gak inget?"

"Hah?"

Seokjin berjalan menghampiri sang adik, menyentuh bahunya pelan. "Lo baik? Apa kepala lo masih pusing?"

"Lo— siapa?" Jungkook— bukan, Zeha menelan ludah pelan mendapati seorang pria berbahu lebar yang kini terlihat mengkhawatirkannya. Ia tidak kenal siapa pria dihadapannya ini.

"Eh?"

☾︎

"Gimana, dokter?"

Saat ini mereka berenam tengah berkumpul dikamar Jungkook. Dengan seorang dokter yang sedang memeriksa adik bungsu mereka.

Dokter itu melepas stetoskop sebelum akhirnya berujar dengan hela nafas, "Untuk saat ini, saya tidak bisa mendedikasikan secara signifikan jika adik kalian mengalami hilang ingatan. Kita perlu mengambil hasil rontgen serta st-Scan untuk pemeriksaan lebih lanjut." Dokter tersebut berujar.

Dokter itu kembali memandang Zeha, membuat pemuda itu mengerjap pelan. "Apa anda mengingat nama anda?"

"N—ma? Saya.. Zeha."

"Zeha?"

Zeha menunduk gugup sembari memainkan jemarinya. Bola matanya bergerak gelisah.

"Kalau begitu, apa anda mengenal keenam orang yang kini didepan anda?"

Zeha mengadahkan kepala. Ia mengerjap pelan, lantas menelengkan kepalanya. Namun, tak lama dahinya membentuk sebuah kernyitan bingung.

"Mereka siapa?"

Jawaban yang membuat keenam kakaknya khawatir bukan main. Dokter tampak mencatat sesuatu dalam notes nya. Lantas memandangi Jungkook- yang kini menjadi Zeha.

BTS World : Heartbeats.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang