Mark membutuhkan Jaemin, lebih dari perasaan cinta Jeno terhadap Jaemin.
Dan Jaemin tau, diantara Mark dan Jeno, ada yang telah usai dan ada yang baru dimulai.
Dan Jaemin yang memutuskan.
WARNING!!!
⚠️ BXB AREA!
⚠️ MATURE CONTENT!
⚠️ M-PREG!
⚠️ CRAC...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
heiiyoo! balik lagi~
buat yang kasi mata, ayoo bagi votenya!
satu vote dari kalian itu berarti banget buat aku~ (◕ᴗ◕)
okeeii tanpa lama-lama!
happy reading y'all~
𓆩♡𓆪
Jeno pulang dengan beberapa lebam biru yang menghiasi wajah rupawannya. Melempar kunci mobilnya asal kepada salah seorang supir rumah. Melangkahkan kakinya masuk ke rumah mewah kediaman Jung. Ia disambut oleh senyuman manis sang Bunda.
"Ya ampun! Jeno!"
Doyoung berlari menghampiri Jeno dengan sedikit tergesa. Kaget melihat wajah tampan anaknya dihiasi lebam dan sudut bibir yang pecah.
Doyoung meringis ketika tangan halusnya menyentuh permukaan kulit wajah anaknya.
"Sini Bunda obatin." Doyoung segera menarik Jeno untuk duduk di sofa ruang keluarga dan bergegas mengambil kotak p3k.
Jeno sedikit meringis ketika lukanya diberi alkohol, rasa perih menyambar area wajahnya. Sungguh, rasanya amat perih.
Doyoung pun ikut meringis melihat luka Jeno.
"Kenapa luka Jeno? Kamu berantem sama siapa?" tanya Doyoung sembari meniup-niup pelan luka anaknya.
Jeno hanya diam tak menjawab. Matanya melirik ke arah tangga. Dimana ada Taeyong yang tengah berjalan menuruni tangga.
Taeyong menoleh tepat ke arah Jeno dan Bundanya. Sedikit tersentak melihat kondisi anak dari istri kedua suaminya.
'Jeno kenapa?' pikir Taeyong.
Ia segera menghampiri keduanya.
"Kamu kenapa Jeno?" tanya Taeyong pada Jeno yang melihatnya ogah-ogahan.
"Cih, apa peduli anda? Nyonya?" nada sinis keluar dari mulut yang bahkan pinggirannya telah robek itu.
"Jeno! Yang sopan kamu!" tegur Doyoung.
"Kayaknya berantem deh kak, ini Doy nanya juga engga dijawab. Ayo jawab! berantem sama siapa kamu?" ucap Doyoung dengan sedikit nada kesal.
Taeyong duduk di single sofa dekat Doyoung.
Ia masih setia memperhatikan Jeno yang bahkan jelas-jelas menghindari kontak mata dengannya.
"Oh ya Jeno, Mark mana? Jangan bilang kamu berantem lagi sama dia?" tanya Taeyong kembali, yang kini mulai mengkhawatirkan kondisi anaknya yang tidak ada kabar.
Mark memang jarang berada di rumah, ia lebih sering menghabiskan waktunya di apartemennya atau apartemen kekasihnya. Namun, ia selalu mengabari sang Mami dimana pun ia berada. Dan sampai saat ini, Mark belum mengabari Taeyong sama sekali.