Begin

514 60 23
                                    


hello, i'm back

i hope u like this y'all

happy reading!

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬


"Na"

Panggilan itu seketika menghentikan langkah Jaemin.

Kepalanya menoleh ke arah si pemanggil.

Tepat, berdiri di seberangnya, Jeno. Panggilan Jeno yang dihiasi dengan senyuman bulan sabit miliknya berhasil menghentikan langkah kaki si manis.

Jeno menghampiri Jaemin perlahan.

"Boleh minta waktunya sebentar?" izin Jeno.

Jaemin berpikir sejenak. Ia memejamkan matanya, sial.

Sebenarnya Jaemin habis dari toilet. Ini pertama kalinya ia pergi sendiri ke tempat itu. Sebelumnya pasti diantar oleh salah seorang dari sahabatnya, namun melihat Haechan dan Renjun yang tengah asik memadu kasih, membuat Jaemin sungkan untuk meminta tolong.

Ia juga malas merayu Chenle untuk mengantarnya. Lelaki itu terlalu sibuk dengan handphone dan game onlinenya.

Namun, setelah dipikir-pikir rasanya tidak terlalu buruk.

"Just a few minutes." syarat Jaemin.

Jeno mengangguk semangat. Tidak masalah, setidaknya ia diberi kesempatan berbicara meski hanya beberapa saat.

"Rooftop?" sebelah alis Jeno terangkat.

Jaemin menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Dan langkah keduanya pun menuju Rooftop sekolah.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Mark, kamu sudah makan?" tanya Taeyong begitu melihat kehadiran putranya setelah sang putra pergi meninggalkan rumah beberapa waktu lalu.

Mark hanya menganggukkan kepalanya singkat.

"Mami udah?" baliknya bertanya.

Taeyong pun hanya mengangguk.

"Gimana?"

"Lancar aja, Mi. Kayaknya Papi gak niat mempersulit kita lagi." ujar Mark dengan senyum tipisnya. Akhirnya ya...

Mark menarik Maminya ke dalam dekapan hangatnya.

"Apa mereka bahagia Mark?"

Mark mengangkat kedua bahunya, tanda tak tahu.

"Entah mereka bahagia atau engga, yang terpenting itu kita, Mi. Kita bahagia." ujar Mark.

Taeyong tersenyum tipis.

"Mami bikin brownies tadi waktu kamu pergi. Antar ke rumah Nana sana, dia paling suka sama brownies Mami kan?" ucap Taeyong.

Mark terkekeh.

"Nana aja nih yang di tawarin?" Mark mengerucutkan bibirnya. Lucu.

Taeyong kan jadi gemas dengan putra tunggalnya itu.

Ia pun menjawil hidung mancung Mark.

"Mami buat banyak, udah ah jangan kayak anak kecil."

Mark pun kembali terkekeh dan memeluk Taeyong kembali dengan erat.

"Anak kecil ini juga anak Mami."

Keduanya terkekeh bersama-sama. Terlihat indah dan damai.

Semoga ya, kehidupan keduanya indah selalu, setelah badai yang mereka lalui.

Usai untuk Mulai [MARKMIN - NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang