Mantan Teman(?)

175 4 2
                                    











"Lah, kenal Lucas?" celetuk Hendery, menatap Hyunjin dan Lucas secara bergantian.

Hyunjin hanya tersenyum tipis dan mengambil kursi yang kebetulan tersisa satu di meja itu.

"Kok diem si, Cas. Gak kangen gue apa?" ucapan Hyunjin membuat Lucas memandangnya dengan tajam.

"Kalian kenal? Lu siapa anjing main duduk bae di sini." sewot Xiojun.

Hyunjin terkekeh pelan.

Dengan angkuh ia menjawab, "Ini fasilitas sekolah yang dimana bisa dipakai secara umum, jadi gue bebas mau duduk dimana aja terserah gue."

"Temenan sama Lucas?" tanya Yeonjun penasaran.

"Jawab dong Cas, diem mulu. Kenalin lah gue siapa lu."

Lucas tak menggubris ucapan Hyunjin sama sekali. Ia malah mengepalkan tangannya dan tanpa berkata apapun pergi meninggalkan teman-temannya dan Hyunjin.

"Lah, mau kemana lo anjing! Malah kabur!" kesal Xiojun.

"Sabar yank, astaga..." ucap Hendery menenangkan kekasihnya.

Hyunjin mendecih.

"Gue Hyunjin, temennya Lucas pas SMP, nice to meet y'all guys." kata Hyunjin memperkenalkan diri.

Soobin mengangkat sebelah alisnya, penasaran.

"Beneran temen?" ucapnya.

Hyunjin mengangkat bahunya acuh dan berdiri berniat meninggalkan meja tersebut.

"Mantan temen mungkin?" ucap terakhirnya sebelum benar-benar pergi menuju ke arah Jeno dan Felix yang katanya pacar Hyunjin.

"Aneh" celetuk Jisung.

"Memang" sahut Hendery.
















▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬







"Doyoung?" panggil seseorang dengan ragu.

"Eh? Kak Yuta?"

Yuta tersenyum dan berjalan menghampiri lelaki yang ia panggil Doyoung barusan.

Ya, Doyoung bundanya Jeno.

Kini, keduanya duduk berbincang di sebuah kafetaria dengan minuman hangat di genggaman tangan masing-masing.

"Apa kabar?" tanya Yuta mengawali topik pembicaraan.

"Baik. Kak Yuta sendiri?"

"Seperti yang kamu lihat. Kakak baik dan- bahagia." jawab Yuta.

Awal yang cukup canggung bagi keduanya. Tapi bukan Yuta namanya kalau sampai kehabisan topik pembicaraan.

"Jeno gimana? Sejak putus sama anak aku jadi jarang main ke rumah, padahal kan aku kangen sama anakmu itu." ucap Yuta diakhiri dengan kekehan singkat.

Doyoung tersenyum tipis.

"Baik kok, mungkin dia gak enak aja, masa udah putus masih sering main ke rumah mantan."

Yuta terkekeh.

"Kamu bahagia kan Doy?" tanya Yuta, agak serius. Tatapannya dalam, mencoba menyelami mata indah lelaki di depannya.

"Mungkin- kalau sama Kakak." ucapan itu Doyoung akhiri dengan tawa bercanda.

Yuta ikut tertawa.

"Nyesel ya? Pernah nolak kakak."

Doyoung menggelengkan kepalanya.

"Aku malah seneng, kakak ketemu yang lebih baik dari aku. Kakak beruntung punya Winwin asal kakak tau."

"Ya... kakak emang beruntung punya dia. Tapi-"

Alis Doyoung bertaut, "Tapi apa?"

"Kalau si brengsek itu nyakitin kamu lagi, kamu gak usah sungkan minta tolong kakak. Gimana pun, kamu pernah punya tempat di hati kakak. Kalaupun bukan sebagai pasangan, kamu bisa kakak anggap sebagai adik kakak."

Senyum Yuta merekah diakhir ucapannya. Doyoung pun ikut tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kalau dulu aku gak nolak kakak, apa aku bakal sebahagia Winwin ya kak?"

















▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬







"Makin lengket aja gue liat."

"AYANGGGGG" jerit Felix heboh dan langsung berlari ke pelukan Hyunjin.

Jeno hanya memutar bola matanya acuh.

Kini, ketiganya tengah berada di sebuah Apartemen mewah milik Felix.

Pulang sekolah tadi Felix diantar oleh Jeno, sebab Hyunjin masih ada urusan. Karena malas pulang, Jeno mampir saja sambil ngadem. Eh Hyunjinnya malah kesini juga. Gak salah sih, orang Felix pacarnya.

Dan apesnya, kini Jeno harus melihat kemesraan kedua sejoli itu. Untung temen.

"Honey, udah dulu kasian Jeno..." ucap Hyunjin mencoba menghentikan Felix untuk tidak bertindak lebih jauh.

"Gapapa sih, asal jangan depan gue juga." sahut Jeno.

Felix tertawa, "Makanya cepetan dapetin Jaeminnya lagi."

Jeno hanya mendengus sebal.

Felix ya... Felix ini sudah seperti adik bagi Jeno. Lucu, tapi jahil. Petakilan, tapi kadang cengeng.

Hyunjin ikut menertawakan kejombloan sohibnya itu.

"Rencana selanjutnya gimana?" tanya Hyunjin.

"Bukannya harusnya gue yang tanya itu ke Lo?" balas Jeno kesal.

"Calm boys, ikutin rencana awalnya ayang aja dulu." lerai Felix.

Hyunjin tersenyum lebar mendengar ucapan Felix dan mengusap lembut rambut halus kekasihnya itu.

"Lucu banget sih ayang" ucapnya gemas.

Keduanya sibuk memadu kasih dengan Jeno sebagai penonton yang mulai menatap mereka dengan malas.

"Balik ajalah gue." bangkit dari tempatnya duduk, Jeno bergegas ingin pulang saja.

"Besok jangan lupa jemput Felix" ucap Hyunjin.

"Iya!" sahut Jeno yang telah sampai diambang pintu.

"Kamu gak cemburu apa?" mata berbinar Felix menatap heran kekasihnya.

"Gak, kan emang rencananya gitu sayang."

Kecupan ringan Hyunjin berikan di seluruh wajah Felix, sebelum memberi lumatan dalam pada bibir peach kesukaannya.

Biarkan mereka memadu kasih terlebih dahulu sebelum menjalankan satu persatu rencana yang telah mereka susun dengan rapi. Semoga saja berhasil. Atau, malah tidak mendapat hasil sama sekali?

















tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Usai untuk Mulai [MARKMIN - NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang