19. Peristiwa di Gudang

10.4K 901 43
                                    

Pagi-pagi sekali, Prince kembali mendatangi kediaman Elizabeth. Berharap gadis itu belum berangkat sekolah dan bisa berangkat bersamanya. Namun, lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan ketika mengetahui jika Elizabeth sudah tak ada di rumahnya. Elizabeth beralasan ingin mengerjakan tugas di sekolahan, padahal ia yakin itu semua hanya alasan untuk menghindarinya.

Karena terlanjur kesal dengan Elizabeth, Prince justru melampiaskannya dengan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Ia menyalip beberapa kendaraan dengan lincah. Meskipun mendapat berbagai umpatan dari pengendara lain, namun ia tak peduli.

[Prince Nathaniel]

Elizabeth sampai di kelasnya tepat pukul 05.30. Bukan tanpa alasan ia berangkat pagi seperti ini, melainkan karena menghindari Prince.

Sekolah masih sepi. Bahkan saat berangkat tadi, gerbangnya pun belum dibuka. Alhasil, ia harus menunggu satpam yang membukanya terlebih dahulu baru bisa masuk.

Elizabeth duduk di kelas. Hanya ada dirinya sendiri. Bahkan mungkin ia menjadi murid pertama yang datang di sekolahan hari ini.

“Rekor gue datang ke sekolah sepagi ini,” gumamnya pelan. Ia meletakkan kepalanya di atas meja. Bingung harus berbuat apa.

Tiba-tiba percakapannya dengan Prince tadi malam berputar di pikirannya. Ia bergerak gelisah di tempat duduk. Merasa bingung harus berhadapan dengan Prince bagaimana. Kepalanya pusing memikirkan bagaimana ia harus mengambil sikap saat berhadapan dengan Prince nantinya.

Waktu terus berputar. Kelas mulai ramai dengan kedatangan murid-murid. Elizabeth semakin gelisah di tempatnya. Jujur ia belum sanggup untuk bertemu Prince nantinya.

“Elizabeth!”

Elizabeth tersentak kaget. Ia mendongak untuk melihat siapa orang yang memanggilnya tadi.

“Ada apa?” tanyanya menatap Shaka yang kini berada di hadapannya.

“Lo di suruh Alice ke gudang belakang,” ucapnya. Setelah itu, Shaka langsung pergi meninggalkan Elizabeth yang bingung. Apa tujuan Alice menyuruhnya ke gudang belakang sekolah?

Tak mau larut dalam rasa penasarannya, Elizabeth langsung beranjak menuju tempat yang disebutkan Shaka tadi. Ia terus berjalan menyusuri koridor demi koridor untuk sampai di gudang belakang. Dalam hatinya selalu berharap agar tidak berpapasan dengan Prince di tengah jalan. Dan untungnya Tuhan mengabulkan permintaan Elizabeth.

Elizabeth langsung masuk ke dalam gudang yang pintunya terbuka sedikit. Matanya membulat terkejut melihat Alice yang sedang menyiksa Vivian.

Sepertinya Alice mengetahui kedatangan seseorang, terbukti dari tubuhnya yang mulai berbalik menatap ke arah pintu.

Senyum Alice mengembang sempurna melihat kedatangan Elizabeth. Ia sangat menunggu Elizabeth untuk menyaksikan penderitaan Vivian.

“Gimana, El? Bagus kan kerjaan gue?” tanya Alice dengan senyum smirknya.

Terlihat Vivian yang tersungkur di lantai kotor dengan tangis yang selalu menghiasi wajahnya.

“Kenapa dia?”

“Mulut kotornya udah fitnah Lo. Jadi, karena gue baik hati dan tidak sombong, gue dengan suka rela membersihkan mulut kotornya supaya bersih. Baik kan gue?”

Prince NathanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang