BAB 4

631 41 1
                                    

Selamat membaca ~

"Saudara Ali bin sidiq saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Ayda Nanda Aditya dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan di bayar tunai" ucap Adrian sambil menjabat tangan Calon mantu.

Ali, pria itu menaik napasnya dalam dalam. "Saya terima nikahnya dan kawinnya Ayda Nanda Aditya binti Adrian Pramono dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.” ucap lantang pria itu.

"Gimana para saksi, sah?" Ucap penghulu.

"Sah"

"Alhamdulillah"

.
.
.

"SAH"

Deg

Ayda menahan napasnya kala suara riuh terdengar memekik di telinganya.

Kini perasaan campur aduk di hatinya, rasa sedih, kesal kecewa dan terharu teraduk menjadi satu.

Ia sah menjadi seorang istri dari pria yang ia sama sekali tak ia cintai. Terlalu banyak dipikirannya saat ini, benar benar terlalu cepat untuknya berada di dalam posisi ini.

Bahkan, umurnya masih terbilang cukup muda untuk menikah.

"Ayda, gue terharuuu" Nisa yang berada di samping Ayda segera memeluk sahabatnya, yang kini sudah menjadi istri dari kakaknya.

Ayda mengusap usap punggung sang empu, dengan lembut.

Nisa menguraikan pelukannya. "Gue nggak nyangka ternyata jodoh mas Ali itu, Lo ay. Jujur gue seneng karena mas ali dapet cewe kaya Lo, ya walaupun Lo agak sedikit aneh" ungkap Nisa terharu.

"Bisa aja, Lo nis" ucap Ayda.

Tiba tiba pintu kamar terbuka, menampakkan wanita paruh baya dengan kebaya bewarna putih cantik dan indah.

"Ay, nak ayok kita keluar. Suami kamu sudah menunggu" ucap sang ibu.

Mendengar itu Ayda menundukkan kepalanya. Suami? Entah kenapa ia merasa sedikit salah tingkah.

"Ciee, suaminya udah nunggu tuh. Samperin gih" gurau Nisa terkekeh.

Bu tari tidak bisa menyembunyikan kesedihannya melihat anaknya yang sudah saha menjadi seorang istri, dan pastinya akan mengikut suaminya kemanapun dia pergi.

Ayda beranjak dari duduknya menghampiri sang ibu, lalu memeluknya.

"Ibu..." Lirih Ayda.

"Nak, sekarang kamu sudah milik suamimu. Turuti dia, jangan sekali-kali kamu membantah ucapannya. Surgamu terletak di kaki suami, mu" ucap sang ibu.

Ayda mengangguk dalam pelukannya.

Melihat pemandangan di depan, Nisa terharu. Satu tetes bening jatuh di pelupuk matanya.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MENDADAK SEATAP DENGAN USTADZ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang