5. Bertemu keluarga.

154 25 1
                                    

Aku penasaran dengan ayah Soleil. Aku belum bertemu dengannya semenjak aku bertransmigrasi ke dunia ini. Dia pergi melakukan perjalan bisnis yang jauh di kerajaan Bohemian.

Soleil juga punya kakak laki-laki yang jarang berbicara dengan Soleil. Mereka berdua seperti dua orang asing padahal saudara kandung. Seperti tetangga kos yang saling tidak peduli dan menjalankan urusan masing-masing.

Ayah beserta kakak laki-laki Soleil akan pulang hari ini. Aku mulai melatih diri mengucapkan kata ayah dan kakak melafalkannya kuat-kuat karena ini sangat membuatku gugup sebagai orang yang dari lahir tidak memiliki ayah dan tidak punya saudara.

Aku mondar-mandir. Akh sial, sial, sial. Dadaku terasa berat dan perutku mulas. Ini terlalu menegangkan. Aku sudah terbiasa bersama pelayan hingga melupakan keberadaan orang-orang terkasih bernama keluarga.

Kami akan bertemu nanti saat makan malam. Aku di kehidupan sebelumnya hanya sesekali makan bersama ibuku itupun bisa dihitung jari. Apalagi makan dengan ayah atau kakak laki-laki?
Tidak pernah terbesit.

Ayah Soleil adalah pribadi yang samar-samar dalam ingatan sangat tegas. Pribadinya sangat mencerminkan keluarga bangsawan beradap yang mencintai rakyat dan tidak pernah korupsi.

Istrinya meninggal ketika Soleil berumur dua tahun membuatnya menjadi single parent. Ia tidak tahu mengurus anak jadi dia selalu tergesa-gesa dengan hal yang berhubungan dengan anaknya.

Ia sosok ayah yang di dalam ingatan Soleil sulit untuk dipahami. Terkadang ia seperti peduli tapi juga tidak peduli. Soleil bingung sendiri tapi dia tetap menyayangi ayahnya.

Terkadang 'Soleil' merasa iri dengan kakaknya yang bisa dekat dengan sang ayah sementara ia selalu merasa jauh dan terasingkan. Ia akan duduk di dekat jendela kamarnya lalu melihat ke arah lapangan yang memperlihatkan kedekatan ayah dan anak pertama, ia iri namun dia bahagia setidaknya yang gagal hanya dirinya bukan hubungan ayah dan kakaknya.

Di dalam keluarga pasti ada seseorang yang merasa terasing sendiri bukan? Itu adalah aku.

Jadilah keberadaanku yang tidak dianggap ini harus ekstra bekerja dari biasanya. Aku seseorang yang ibaratnya hanya menumpang dalam tubuh tuan rumah yang entah kemana perginya dan harus menyesuaikan dengan siklus yang sangat berbeda 180• dari kehidupanku sebelumnya.

Tenang, okey, Tenang. Jangan takut atau panik bersikap selayaknya Soleil Azalea.

"Tuan Muda. Tuan Viscount sudah berada di halaman depan."

Perkataan Diane membuatku tersentak dan dengan tenang berjalan ke halaman depan menyambut Tuan Viscount.

Kulihat seseorang turun dari dalam kereta kuda putih megah. Dia berjalan di dampingi seorang lelaki tinggi yang bagiku sangatlah Tampan. Itu adalah kakak Soleil, Soule Azalea.

Aku menghampiri mereka berlagak seperti 'biasanya'.

"Ayah, selamat datang." Ucapku sambil menunduk sedikit.

Clarens hanya mengangguk kemudian berjalan pergi bersama Soule meninggalkanku. Benar-benar bayang-bayang keluarga. Aku hanya menghela nafas pelan, mau bagaimana lagi ya.

Aku mengantar Ayah dan Kakak Soleil menuju ke kamar mereka setelah itu aku kembali ke kamarku sendiri. Ya memang itu adalah salah satu tata krama dalam kediaman ini ketika menyambut kedatangan Keluarga Azalea.

Aku kembali dan membuka buku diary Soleil yang sebagiannya sudah kubaca. Dalam diarynya Soleil sangat ingin dekat dengan ayah dan kakaknya namun dirinya yang sudah terbiasa terabaikan tidak mengharapkan hal lebih selain senyum bangga yang ditunjukkan ayahnya.

Ini sulit. Pertama aku tidak punya Ayah dan kakak laki-laki yang aku bisa hanyalah menggoda pria.

Okey aku tahu aku ini seorang pria tapi hell aku tidak bisa membaca pikiran pria lain bahkan dalam hubunganku dengan pria aku tetap diselingkuhi padahal kalau dipikir aku selalu setia.

Menjadi suami seorang second lead? [Sungsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang