Bagian 08•••

785 94 5
                                    

"Aku dimana-" Arra bangun dari kesadaran'nya, ia celingukan tidak mengenali tempat asing yang sekarang ia tempati.

"Udah bangun, hm?" Niko menghampiri, ia duduk di tepi ranjang dan mengusap surai Arra.

Arra mundur ketakutan, ia semakin menutupi tubuh dengan selimut karena masih memakai baju seragam yang robek. Ia mengingat dimana Niko membunuh pria tua yang mau melecehkannya itu, "KAMU- KAMU PEMBUNUH! JANGAN DEKET SAMA AKU-" gadis itu nampak ketakutan.

"Maksudnya?"

"Kamu tadi bunuh seseorang kan? Bahkan di depan mata aku!"

"Lo mimpi Arra. Mana ada hantu bisa bunuh manusia, hm?"

Arra terdiam, apakah benar dirinya hanya sekedar bermimpi?

"Terus kenapa aku ada disini? Tempat apa ini?"

"Ini apartemen gue waktu gue masih hidup. Gue bawa lo kesini waktu lo pingsan di jalanan,"

"Arra pingsan karna liat-"

"Lo pingsan karna kecapean, cowok yang ngejar lo itu udah di pukulin warga."

"Maksudnya?"

"Lo teriak-teriak minta pertolongan, ada warga nolongin dan gebukin tu cowok, sementara lo pingsan."

Masa sih? Perasaan tadi aku liat kalau Niko bunuh om pedofil itu. Apa bener aku cuman mimpi ya?

"Gak usah di bahas. Kalau lo mau makan, minum atau jajan, lo bisa ambil duit gue di brankas yang gue taro dalem lemari itu--" unjuk Niko pada lemari besar yang ada di sudut ruang kamar. "Nanti gue kasih tau kode buka brankas'nya," lanjutnya.

"I-ini apartemen kamu?" tanya Arra gugup, ia tak percaya bahwa Niko memiliki apartemen semewah ini.

"Hm"

"Kamu anak orang kaya?"

"Lo mandi, ganti baju. Baju lo robek begitu, si brengsek udah apain lo?"

"Di-dia, dia maksa aku Niko. Dia mau perkosa aku, hikss... Ak-aku ."

Niko langsung memeluk gadisnya, tak tega rasanya melihat Arra semenderita ini. "Jangan di terusin lagi, ada gue yang bakalan selalu lindungin lo" Hal yang Arra alami tentu akan menjadi trauma untuk gadis itu.

"Niko, di lemari itu emang ada baju cewek?"

"Banyak."

Itu artinya Niko suka bawa cewek kesini? Astaga.

"Baju cewek yang ada di lemari gue itu milik Fina, kakak gue." dusta Niko. Kenyataannya milik mantan kekasihnya dulu.

"O-oke. Kalau gitu Arra mau mandi dulu, terus ganti baju. Abis itu kamu temenin Arra beli sate ya? Arra laper banget."

"Hm"

~~~

"Hm sate'nya enak banget tau Niko," ucap Arra begitu bahagia bisa membeli banyak sate dengan uang yang Niko berikan. Arra juga cukup kaget karena melihat isi brankas Niko yang uangnya begitu banyak.

"Maaf neng, nama saya Mamat bukan Niko. Nama Niko terlalu bagus untuk tampang saya yang pas-pas'an ini hehe," kata kang sate menanggapi.

Arra hampir saja lupa bahwa oranglain tidak dapat melihat keberadaan Niko terkecuali Niko sendiri yang memperlihatkan dirinya, itupun tidak semudah yang di bayangkan.

"Hehe maaf ya mang, Arra cuman menebak-nebak aja. Enak loh sate'nya, Arra bakalan jadi langganan."

"Siap neng!"

Setelah memakan sate, Arra kembali ke apartemen. Sebenarnya apartemen yang Arra tempati ini begitu nyaman, karena aroma'nya yang harum, belum lagi tidak ada orang-orang jahat seperti kakak tiri'nya itu.

Ngomong-ngomong soal kakak tiri, ia jadi ingat apa yang Wina minta padanya.

"YA-AMPUN NIKO, ARRA HARUS PULANG! KAK WINA-"

"No! Lo disini. Gak usah balik-balik kesana lagi. Disana isinya Iblis semua Arra, disini lebih baik."

"Niko, disana ada ayah. Walaupun ayah benci Arra, tapi Arra sangat sayang sama ayah. Arra gak mau jauh dari ayah"

Rupanya selain cantik, Arra juga memiliki hati seperti malaikat. Ia menyayangi orang yang justru menganggapnya suatu kesialan sejak dirinya di lahirkan.

Cepat atau lambat Arra pasti akan mengenal pria lain, yang jelas bisa dengan leluasa mengajaknya kemanapun pergi tanpa harus bersikap seperti orang tak waras karena oranglain tak dapat melihat lawan bicaranya. Tapi, apakah Niko akan merelakan gadis itu untuk oranglain?

"Aku mohon, aku pengen pulang, boleh ya?"

"Besok pagi, sekarang udah malem"

"Hm oke deh. Tapi-"

"Apa?"

"Em gak jadi deh!"

Niko mendekati Arra, wajahnya begitu dekat dengan gadisnya itu sampai membuat si gadis berdebar-debar tak menentu, "Kenapa sayang?" tanyanya bertutur lembut membuat Arra semakin tidak karuan.

Arra memberanikan diri menatap Niko, kedua mata mereka beradu saling tatap. oh astaga! Sumpah demi apapun Niko sangatlah tampan.

"A-aku.."

"Apa?"

"Aku boleh gak nanti minta uang buat beliin kakak aku baju sesuai yang dia kepengen?"

"Boleh"

"Terus nanti kamu antar aku ke mall mau?"

"Iya"

"MAKASIH NIKO, KAMU EMANG PACAR GAIB YANG BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG." Arra memeluk Niko erat.

Hati Niko begitu menghangat mendapatkan pelukan dari Arra. Ia mengusap punggung Arra pelan, mengecup puncak kepalanya dan membiarkan gadisnya itu tertidur lelap dengan posisi yang begitu intim dekat dengannya.

Seharusnya Arra mengerti, bahwa walaupun Niko hantu, ia memiliki hasrat layaknya laki-laki normal, terutama di masalalunya punya banyak pengalaman soal berhubungan seksual. Akan tetapi dengan wujudnya yang bukan manusia ini, apakah bisa melakukan hal itu? Tentu Niko tidak akan merusak Arra. Ia sudah berjanji akan melindungi gadis itu, dan menyentuh sewajarnya saja.

PACAR GAIB ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang