Lapangan SMAN Harapan Bangsa, kini di penuhi oleh siswa siswi yang sedang menjalani senam pagi seperti halnya sekolah pada umumnya. Matahari yang menambah keluh kesah para siswa siswi kini menjadi alasan terpaten untuk menjalankan rencana licik mereka agar bisa lolos dari kegiatan yang menurut mereka sangat menguras stamina tersebut.
Dari kejauhan, terlihat seorang pria tinggi nan elok rupanya sedang mengeluh kepanasan, ia sedikit memutar otak sembari memikirkan rencana yang sangat amat begitu matang. Satu rencana licik terlintas di dalam otak pintar nya, dengan cepat Sakuta mendorong teman terbaik nya untuk menjalankan rencana yang selama ini ia fikirkan.
Bugh!
Sangat nyaring, begitu nyaring sampai sampai semua orang menatap ke arah siswa yang terjatuh itu, saat semuanya fokus memandang pria yang tengah terjatuh dan kebingungan itu, terdengar teriakan seseorang yang menambah kericuhan suasana.
"Ada yang kesurupan."
Sontak Steven yang masi ngelag akan keadaan yang sedang terjadi menggeliat seperti sedang memerankan reok ponorogo.
"Argh guahh, hobah.."
"Ciahh hobahh, riuagh niah hobahhh."
Tingkah laku yang steven lontarkan membuat semua orang semakin bingung, ada yang sedang siaran langsung ada juga yang ikut memeriahkan dengan cara ikut andil dalam persurupan yang sedang terjadi.
"Hobahh ciahhh," triak steven menjadi-jadi.
'Sialan, ni orang cuma gue suruh pura-pura kenapa keterusan mendalami, cih punya temen gini amat lah,' batin Sakuta.
"Dahlah nceng, nggak ikut main ga asik, ga asik."
Sakuta berjalan menuju kebawah pohon rindang yang terletak tak jauh dari lapangan. Dari kejauhan Sakuta masi menontoni aksi temen sengkleh beserta para murid yang ikut-ikutan ngereok, guru yang sedang kebingungan, dan para ciwi-ciwi yang mati ketakutan melihat keriuhan yang semakin makin menjadi-jadi.
Jleb!
Fokus Sakuta tertuju pada seorang siwi yang sama halnya dengannya, sedang duduk di bawah pohon rindang yang bertepatan di sebrang lapangan nanjauh dan mustahil bisa di gapai.
'Cantik.' Batinnya.
Saat dirinya tengah sibuk memandangi gadis itu, sangat tidak ramah nya sahabat se oroknya datang membuyarkan lamunan Sakuta.
"Duar mamak mu!"
Sakuta refleks menendang junior milik steven hingga dirinya jatuh meringis sambil memegangi juniornya.
"Sialan lu Sa, Klowi kesayangan emak bapak ayang dan negara ini kenapa lu tendang pe'ak!"
Sakuta memutar bola matanya malas. "Halah bicit! Titid kecil belagu kesayangan negara cih."
Steven membulatkan matanya sempurna, kemudian melihat aset pribadinya dengan cara mengitip dari sela-sela pinggang celanan yang di balut gesper kulit.
"Lu ngintip ya su?"
Sakuta melirik ke arah aset pribadi milik sahabatnya yang sudah ia kenal sejak orok. "Cih! Makannya kalau mandi itu bawa handuk pe'ak."
Steven menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya namanya juga lupa, lagian pas gue lari waktu itu nggak ada orang."
"Jadi lu ga nganggap gue orang!" Kesal Sakuta.
Flassback!!
"Maaaaaaa! Ambilin handuk steven doong!"
Triak seorang remaja yang terjebak di dalam kamar mandi tanpa sehelai kain sedikitpun.
"Emak lu keluar," sahut sakuta yang berada di ruang tamu.
"Ambilin handuk gue Sa," pinta steven meminta tolong
Sakuta tidak menghiraukan ucapan dari teman sebangsanya itu dan hanya fokus memainkan handphone yang ada di tangan nya.
"Anj! punya temen gini amat!" kesal Steven.
Steven memutar otak untuk mencari cara agar dirinya sampai ke kamarnya dengan selamat sentosa dunia dan akhirat, eak.
Ckling!
Satu ide cemerlang terlintas di dalam otak pas-passan milik Steven, dengan bersusah payah Steven mencoba menutupi aset pribadi milik nya dengan kedua tangan.
"Sip tytyd gue aman."
Dengan sedikit kewaspadaan Steven lari ngacir ke kamar nya tanpa menghiraukan Sakuta yang sedang mengamati aset pribadi milik nya yang sudah mati-matian di tutupi dengan sangat rapat.
"Alhamdulillah tytyd gue aman," seru Steven lega.
Di sisi lain Sakuta yang sedari tadi melihat Steven sedang berlari menuju kamar nya tanpa menggunukan sehelai kain sedikit pun sontak mengambil benda pipih yang
Berada di saku celananya.Ckrek!
Flassback of!
"Hmm udah inget lu?"
Steven menutup matanya menggunakan medua tangannya.
"Gue inget cug hihi, lupa."Di sisi lain....
"Hmm."
"...."
"Baik saya segera kesana."
***
Tbc....
Hy gays kembali lagi dengan saya author bubu yang sedang membawakan sedikit crita fiksi hihi.
Follow ig mimin
@Tri_alta
@sakuta_alzikra
@steven_gans
@kenaya_
@Elvia_anatasya
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(on Going)
Teen Fictionkisah seorang pemuda yang sangat mendambakan seorang gadis yang menjadi impianya, tanpa mengenal rasa putus asa ia terus mendekati gadis cantik itu. akankah ia mendapatkan hati gadis itu atau berakhir dengan kekecewaan?