Bugh!!"Argh."
Satu bogeman telak mengenai kepala bagian belakang seorang pria yang tak tau asal usulnya, pria itu tiba-tiba muncul menyelamatkan nyawa dari ratu Lilacs. Namun apesnya malah pria itu sendiri yang terkena pukulan keras dari anggota lawan.
"Sialan!"
Bugh!
Bugh!
Bugh!Kenaya memukul ketua dari geng musuh dengan sangat membabi buta, pukulan demi pukulan Kenaya keluarkan hingga Robby-ketua dari geng musuh jatuh terkapar.
"Mati lo!" Umpat kenaya.
Kenaya meninggalkan Robby yang sudah terbaring lemas dengan darah yang trus keluar dari hidung dan mulut Robby. Kenaya berjalan menghampiri Pria yang sudah menyelamatkan nyawa nya, ia merangkul pria tersebut. Kenaya berjalan menuju ke arah tengah-tengah lapangan sambil memapah Pria yang menyelamatkan nyawanya, ia mengangkat sebelah tangannya dan berteriak kencang.
"LUMONIUS LILACS."
Sontak seluruh anggota lilacs membalas triakan Naya dengan sangat antusias.
"LILACS IS OUR HEART, MEREKA TEWAS KITA PUAS."
"LUMONIUS LILACS!"
Triak Naya sekali lagi dengan nada yang semakin di tinggikan.
"LILACS IS OUR HEART, MENAAANNGG."
Semua anggota Lilacs saling bersorak bangga, masing-masing dari mereka mengambil satu persatu jaket kebanggan lilacs dan melempar jaket mereka ke udara.
"Molly, Elvia ikut gue, yang lain bereskan semua yang tersisa," titah Kenaya.
"Siap buk boss."
Kenaya membawa pemuda yang sedari tadi ia rangkul menuju ke arah motornya berada, di susul Elvia dan molly yang berlari di belakang Naya.
"Pegang ni, gue mau mutar motor."
Molly mengambil alih tubuh pria yang sedari tadi bosnya rangkul.
'Tampan,' batin Molly.
"Naik," titah Kenaya. Molly membantu pria yang sedari tadi ia rangkul naik ke atas motor Kenaya, dirasa sudah aman Kenaya menjalan kan motor nya dengan santai, di susul Molly dan Elvia yang mengikuti dari belakang.
Di tengah-tengah perjalanan pria yang sedari tadi terpejam itu perlahan membuka mata dan menatap orang yang ada di depannya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
"Mau kemana," ucap nya dengan suara serak.
Kenaya yang sadar seketika melihat pria yang ia bonceng dari pantulan kaca spion.
"Rumah sakit."
Pria yang Kenaya bonceng sedikit bergeleng dan kembali mengucapkan beberapa kata.
"Di depan, gue turun di depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(on Going)
Roman pour Adolescentskisah seorang pemuda yang sangat mendambakan seorang gadis yang menjadi impianya, tanpa mengenal rasa putus asa ia terus mendekati gadis cantik itu. akankah ia mendapatkan hati gadis itu atau berakhir dengan kekecewaan?