Bel pulang berbunyi menandakan waktu yang sangat di tunggu-tunggu para siswa dan siswi tiba. Sasa berjalan menelusuri koridor sekolah dan berhenti di sebuah loker yang masi terkunci rapat. Perlahan ia membuka loker itu dan...
Bruk!
Puluhan surat jatuh menimpah wajah tampan Sasa.
"Sialan siapa lagi yang naro ini," kesal Sasa.
Steven yang baru saja sampai memungut satu lembar surat yang memang sudah berserakan di lantai, kemudian membaca coretan demi coretan yang tertulis di atas selembar kertas berwarna pink.
Untuk kamu orang yang selama ini aku kagumi
Temui saya di belakang sekolah jam 15.30 tepat.
Tertanda,..
calon istri mu♡Setelah membaca surat yang ada di tanganya, Steven beralih memungut surat yang rata-rata tertulis ungkapan cinta dan rasa kagum kepada teman seperjuangannya itu.
Steven meraih bahu Sasa kemudian ia menepuk bahu Sasa dengan sangat kencang hingga Sasa berjingkrak kaget.
"Sialan lu sep!"
"Gue kapan hiks?"
***
"Hmm, strategi sudah di susun dengan sangat matang. Di dalam kamus gue tidak pernah tertuliskan kata kalah dan mundur, FAHAM!"
"FAHAM BOSS," ucap seremtak tanpa ada bantahan sedikitpun.
Jalanan yang tadi nya sepi tanpa penduduk kini di isi oleh gerombolan remaja berpakaian serba hitam mengendarai motor mereka masing masing. Ricuh, jalanan yang awalnya kosong kini terisi oleh ricuhnya deru motor dan triakan para pemuda yang bersiap untuk membantai pihak lawan.
"LUMONIUS LILACS."
Sontok semua anggota menjawab dengan begitu kompak.
"LILACS IS OUR HEART."
"TIDAK ADA YANG BOLEH MATI, SALING MELINDUNGI WALAUPUN BERADA DI KEADAAN GENTING. LILACS IS OUR HEART, MEREKA TEWAS KITA PUAS!" triak seseorang yang memimpin di depan.
"LILACS IS OUR HEART, MEREKA TEWAS KITA PUAS!"
Triak mereka secara bersamaan.
Setelah sekian lama grombolan pemuda itu menelusuri jalanan yang sepi akan penduduk, kini mereka berhenti di sebuah lapangan yang begitu luas dan hanya di kelilingi oleh pohon-pohonan hutan saja.Prok!
Prok!
Prok!"Kenaya sang Ratu Luminous lilacs yang begitu terkenal dan di takuti banyak orang," ucapnya menatap seorang gadis yang berbalut jaket hitam serta rambut lurus yang tergerai.
"Ahh, ternyata Queen luminous lilacs tidak begitu menakutkan."
Semua anggota Lilacs menatap satu persatu anggota dari lawan yang ada di hadapannya sekarang, rasa ingin menerjang menyelimuti benak seluruh anggota Lilac. Kenaya yang berada di depan dengan di dampingi dua orang bawahannya mengepal tangannya dengan sangat kuat, Kenaya memberi satu kode ke orang yang tepat berada di samping kanannya.
Bawahannya yang mendapat kode dari Kenaya sontak mengangkat sebelah tangan kanannya.
"SERANG!"
Triakan itu berhasil mengagetkan tim musuh.
Bugh!
"ARGH SIALAN!" Pekik ketua dari musuh bebuyutan Kenaya.
Bugh!
Bugh!"Argh!"
Suara pukulan yang begitu nyaring serta ringisan membuat siapa saja yang lewat di samping tempat mereka beradu skil itu merinding seakan-akan dia sendiri lah yang sedang di pukul habis-habisan.
Kenaya menatap lawan yang ada tepat di hadapannya dengan tatapan seakan-akan haus akan darah dan ingin membunuh, mata sinis serta tangan yang terkepal kuat menandakan dirinya sudah mencapai puncak dimana emosinya tak bisa tertahan lagi.
"Kenaya! Nama yang indah."
Pria itu hanya terlihat santai sembari memuji-muni nama ketua dari Geng yang begitu di takuti, ia masi meleha-leha tanpa melihat sang empu sudah menyiapkan satu pukulan yang begitu mematikan.
Bugh!
Kenaya berhasi memukul perut kekar pria yang sedari tadi mengagumi serta mengejek nama indahnya.
"Argh sialan!" Ringis pria itu sembari memegangi perut nya.
"Cih gak usah banyak bacot!" Sinis Kenaya.
Lucas yang menjadi lawan Kenaya kini menatap dingin ke arah gadis itu, mereka saling menatap dengan tatapan sama-sama dingin.
Bugh!
Bugh!
Bugh!"Stt argh."
Berkali-kali Kenaya menangkis dan mengembalikan pukulan Lucas. Lucas yang tak bisa menyentuh gadis mungil yang berjiwa bak malaikat pencabut nyawa itu berkali-kali berdecak dan meringis karna mendapat pukulan keras dari Kenaya.
Dirinya yang bisa di bilang cukup unggul dalam hal fisik dan besar dari pada gadis yang berada tepat di hadapannya malah di pukul habis-habisan dengan sangat mudah. Sebenar nya siapa gadis ini? Tak heran banyak geng yang ketakutan ketika mendengar nama gadis ini.
Bugh!
Satu pukulan berhasil telak menumbangkan seorang lucas yang awal nya begitu pd kini terkapar lemas di atas tanah yang sudah bercampur darah segar yang keluar dari hidung dan mulut nya.
Setelah selesai membereskan Lucas kini tiba Kenaya membantu bawahannya yang lain untuk membereskan sisah-sisah lawannnya.
"Dengar!Pastikan jangan ada yang melarikan diri. Di larang membunuh lebih baik melumpuhkan, kita disini untuk menaklukkan bukan memusnahkan Faham!"
"LILACS IS OUR HEART, MEREKA TEWAS KITA PUAS!"
Triak mereka serengak saat mengucapkan kata-kata mutiara yang sudah khas di geng mereka. Sontak lawan yang tadinya percaya diri kini di buat kicep tak berkutik Kenaya dan yang lain melanjutkan aktifitas nya dengan sangat lihai.
"Molly, Ell, Deon dan yang lain jangan sampai mati," ucap Kenaya.
Semua anggota mengacungkan jempol dan melanjutkan aktifitasnya masing-masing.
Di sisi lain kini Kenaya menghadapi ketua dari musuh yang sedang mereka lawan sekarang, jurus demi jurus, serangan demi serangan terus mereka keluarkan, Kenaya yang merupakan ketua dari geng yang bernama LILACS tak pernah mau mengalah, walaupun lawan yang ia hadapi seorang laki-laki yang lebih besar darinya namun mental nya tak pernah ciut. Saat sedang fokus melawan ketua dari pihak musuh Kenaya tak sadar di belakang nya sudah terdapat seseorang yang membawa kayu broti yang besar nya cukup menumbangkan satu orang dewasa dan...
Bugh!!
"Argh."
***
Tbc.....
Stidak nya vot and komen nya biar bubu tambah semangat lagi dada mina chanJgn lupa fllow ig bubu
@Tri_alta
@sakuta_alzikra
@molly_algara
@elvia_anatasyaNote : Typo berserakan di mana mana
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(on Going)
Teen Fictionkisah seorang pemuda yang sangat mendambakan seorang gadis yang menjadi impianya, tanpa mengenal rasa putus asa ia terus mendekati gadis cantik itu. akankah ia mendapatkan hati gadis itu atau berakhir dengan kekecewaan?