TWO

172 42 16
                                    

Hai, vren!

Absen jam berapa kalian baca part ini!

Spam 'kejora' sebelum baca!

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Sejak pagi kejora terlihat layuh, seperti tidak punya semangat hidup. Dinar sang sahabat pun merasa heran akan perubahan sikap kejora akhir-akhir ini.

"Ora, kamu kenapa sih? Sakit?"

Kejora menggeleng sebagai jawaban. Bakso yang dibelikan oleh Dinar sejak tadi hanya diaduk-aduknya saja, sama sekali tidak ada selera untuk menyantapnya.

"Atau masih sedih karna putus dari kak langit?" Tanya Dinar dengan nada sedikit berbisik, takut ada yang mendengar.

Lagi, kejora hanya menggeleng.

Dinar menipiskan bibirnya membentuk garis lurus. Kejora sudah aneh. Biasanya jika sedang makan dikantin begini anak itu yang paling banyak makan dan banyak bicara, tapi kenapa sekarang lain? Ini seperti bukan kejora yang Dinar kenal.

Bola mata Dinar melebar saat melihat seorang lelaki tampan datang bersama seorang gadis tinggi dan berwajah oriental. Itu adalah langit mantan kekasihnya kejora. Baru satu Minggu putus dengan kejora, dan sekarang dia sudah dekat dengan gadis lain? Wah, kelewatan. Dinar mengepalkan tangannya merasa kesal.

"Kenapa, Din?" Tanya kejora ketika melihat wajah kesal Dinar.

"Itu, lihat kebelakang. Mantan kamu, baru satu minggu putus udah deket sama cewek lain" grutu Dinar.

Penasaran, kejora menoleh kebelakang. Terkejutlah dirinya ketika melihat langit sedang mengobrol sambil tertawa bersama cewek berponi yang cantik itu, dimeja belakangnya. Entah kenapa, hati kejora panas melihatnya. Apa dia cemburu?

Selama beberapa detik matanya dan mata langit bertemu. Langit menatapnya datar saja, kemudian kejora kembali memutar kepalanya menghadap Dinar.

"Kalo bukan kakak kelas, udah aku tonjok wajahnya Ra. Bener deh, sebel banget liatnya" ujar Dinar masih berapi-api.

Kejora hanya menggeleng pelan. Mau kakak kelas atau bukan, langit itu tetap disegani disini. Secara dia anak orang berada, ayahnya adalah seorang konglomerat, punya banyak hotel berbintang yang sudah bercabang dibeberapa kota. Bahkan, sebuah hotel baru kini sedang dibangun, dan ayah kejora adalah salah satu pekerja disana.

Manusia biasa seperti kejora dan Dinar tidak akan bisa melawan langit yang memiliki segalanya. Oleh sebab itu, ketika dirinya dinodai dan dihina, kejora tidak melakukan perlawanan. Karena dia tahu, sekuat apapun dia melawan, nyatanya akan selalu kalah.

Kejora mengernyit saat merasakan perutnya tidak nyaman. Dia meraih botol berisi air putih dimeja, lalu meletakkannya kembali setelah meminumnya sedikit. Bukanya membaik dia malah semakin merasa pusing dan mual. Karena merasa tidak tahan lagi, dengan cepat dia berlari menuju toilet sambil membekap mulutnya.

K E J O R A || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang