PROLOGE

262 45 6
                                    

Assalamualaikum

Hai, vren!

Saya balik lagi dengan cerita baru, dengan kisah yang berbeda dan sedikit bikin greget, semoga ada yang berkenaan membaca cerita ini. Terimakasih.

*****

Seorang gadis yang berusia 17 tahun itu menunduk, tidak berani menatap lawan bicaranya saat ini. Sebab sejak tadi lawan bicaranya itu hanya memasang wajah datar. Kedua tangannya sibuk mencengkeram rok sekolahnya, berusaha melampiaskan perasaan kesal, hancur, dan benci yang tertanam kepada lelaki itu.

"Aku hamil" kejora berkata dengan suara yang sedikit bergetar.

Lelaki itu membuang pandangannya kesamping dengan ekspresi yang masih datar.

"Gugurkan"

Dingin, tajam dan menusuk hingga ke ulu hati terdalam.

Kejora tahu. Dari raut wajah lelaki itu, dari caranya bicara akhir-akhir ini, dari sikapnya yang terkesan cuek, kejora jelas harusnya tahu, inilah jawaban yang akan dia dengar. Namun, sungguh dia tidak menyangka jika rasanya akan sesakit ini.

Bayangkan saja, apa yang akan kamu rasakan saat mengetahui jika ayah dari bayi yang sedang kamu kandung tidak menginginkan kehadiran bayi itu? Malah, dia menyuruhmu untuk membunuhnya. Haruskah kamu mengikuti sarannya untuk menggugurkan kandungan itu? Atau, membiarkan bayi itu lahir kedunia tanpa pernah mengenal sosok seorang ayah?

*****

Spam 'Next'➡️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spam 'Next'➡️

Bacalah perlahan-lahan, pahami tiap kata dan kalimatnya.

Terimakasih atas dukungan kalian. . .

Bye

K E J O R A || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang