B a b 4

8 2 0
                                    

Waktu sudah menunjukan tepat pukul 8 malam, Kineta masih berdiri menatap sebuah rumah mewah milik ayahnya dengan ragu, Kineta merasa tidak yakin untuk menemui seseorang yang nantinya akan menjadi ibu tirinya. Itulah mengapa setelah satu minggu kedatangannya ke Indonesia ia lebih memilih tinggal di apartemen tantenya, beruntung ayahnya tengah melakukan perjalanan bisnis keluar kota jadi ia terbebas dari pantauannya.

Kineta benci orang baru dalam hidupnya, ia juga benci sebuah kata yaitu cinta. Ia tidak mempercayai cinta sejak kedua orang tuanya bercerai, itulah alasan mengapa Kineta menolak pernyataan cinta Argion 10 tahun yang lalu, ia tidak mempercayai adanya cinta, jika memang benar adanya cinta di dunia ini kenapa kedua orang tuanya harus berpisah.

Kineta menekan bel rumahnya dengan ragu namun juga siap, ini pilihannya untuk hidup bersama ayahnya di Indoneisa.

“astaga Kineta? akhirnya kamu datang juga sayang!”
Seorang wanita berparas cantik yang berumuran sama dengan ibunya memeluknya dengan hangat dan tersenyum senang dengan kehadirannya.

“lama tidak bertemu yah Ta, kamu sudah semakin tinggi dan cantik saja”
Kineta masih berdiri dengan rasa penuh keterkejutannya, tubuhnya mematung kaku.

Tidak mungkin! Hatinya berseru menginginkan jika ini hanya halusinasinya. Wanita yang tadi memeluk hangat dirinya sekaligus wanita yang menjadi ibu tirinya tidak mungkin Rahayu Permata- ibu dari pria datar yang ditemuinya dua hari yang lalu.

“Neta kamu baik-baik saja?”tanyanya khawatir.

“tante Ayu?”

“iya, tapi sekarang panggil mama yah. Mama masih belum percaya kamu sudah sebesar ini, dulu mama ingat kamu sama Gion selalu main petak umpet dihalaman depan”ucapan Rahayu membuat Kineta menolehkan pandangannya pada rumah yang berdiri disebelah rumahnya.

Rumah itu dulu milik keluarga Argion, rumah yang dulu memiliki halaman yang lebih luas karena kesukaan Hilman- Ayah Argion dalam bercocok tanam. Namun halaman itu kini terlihat sepi dan gersang.

“rumah itu sudah tidak tante tinggali lagi setelah om Hilman meninggal 5 tahun yang lalu. Oh ya ampun, kita sudah terlalu lama mengobrol di depan pintu. Ayo masuk kamu pasti lelah”

Rahayu kembali menatap putri tirinya- Kineta yang masih tidak bergeming sedikit pun dari pintu akan perintahnya.

“Neta! ayo masuk, ayah kamu mungkin akan pulang telat malam ini. Jadi sebaiknya kamu beristirahat dulu”
Kineta kali ini dapat mengembalikan rasa keterkejutannya, dan mengikuti ibu tirinya itu dari belakang dalam diam. Ini terlalu mengejutkannya dan membuat kepalanya sedikit pusing dengan banyaknya pikiran yang memenuhi isi kepalanya.

“kalau kamu ingin langsung beristirahat, kamar kamu ada dilantai dua. Tidak ada yang berubah! hanya saja mama sudah menandainya dengan menggantungkan ukiran nama mu di pintu itu sebagai hadiah kepulangan mu. Semoga kamu menyukainya atau kamu ingin makan terlebih dulu?”

“tidak! Aku tidak lapar. Maksudku, aku hanya ingin beristrirahat saja. Selamat malam tante”ucap Kineta cepat yang mulai merasa tidak nyaman saat Rahayu terus memposisikan panggilan mama untuknya.

Ia mulai melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga yang melingkar di ruang tengah.

“sepertinya, Neta belum terbiasa memanggilku mama” gumamannya begitu pelan hingga Kineta tidak mendengarnya, Rahayu menatap punggung Kineta yang tengah menaiki tangga dengan raut sedihnya.

Kineta melangkahkan kakinya dengan lemas menaiki undakan tangga yang melingkar dan begitu panjang. Pikirannya masih terpaku terhadap kenyataan yang baru di ketahuinya hari ini. Argion yang baru ditemuinya kembali setelah 10 tahun lamanya ternyata adalah saudara tirinya.

WE ARE BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang