B a b 1 1

14 2 0
                                    

Sudah satu minggu ini Kineta berkutat dengan beberapa denah desain yang Ia sesuaikan dengan hitungan koefisien dasar bangunan  dan koefisien lantai bangunan untuk desain rancangan rumah pasangan artis muda yang terkenal. Ia selalu detail dalam membuat rancangan bangunan dan menempatkan beberapa desain yang kreatif menyesuaikan dengan beberapa keinginan klien. Meskipun ini masih berupa desain mentahnya saja.

Sejenak pikirannya teralihkan dari kejadian beberapa waktu yang lalu. Namun ia sadar disaat momen tertentu pikirannya kembali berkelana pada perjodohan, pada Elma yang memilih untuk bertahan dengan Aditya dan juga pada Argion.

Hari ini adalah keputusan akhir pertarungannya dengan Rheana, ia sudah menyerahkan desiannya pada Willian sejak rabu kemarin dan tak banyak berharap jika desainnya akan terpilih oleh kliennya. Setidaknya ia sudah membuat dan menyelesaikan desainnya dengan baik dan tepat waktu.

Kineta melepaskan kacamata berbingkai kotak yang sering digunakannya saat bekerja di depan kertas desain maupun layar leptopnya. Memijat pangkal hidungnya pelan karena merasa sedikit pusing akibat kurang tidur.

Kineta terpaksa harus kembali menumpang tidur di apartemen tantenya, beruntung tante mudanya itu tak banyak bertanya saat Kineta tiba dan langsung memasuki kamar tamu.

"Ta! lo dipanggil pak William di ruangannya"ujar Melisa dengan beberapa tumpukan data dalam dekapannya.

"sekarang?"tanya Kineta sambil menatap heran Melisa yang membawa begitu banyak tumpukan berkas.

"iya, gue lagi sibuk nih buat fotocopy berkas-berkas penting pak bos! Mentang-mentang gue mau cuti nikah dia seenak jidat aja ngasih banyak kerjaan"

"lo langsung aja masuk ruangannya gue liat si mak lampir udah disana tadi" Kineta tahu mak lampir yang Melisa maksud, jadi ia segera beranjak dari kursi duduknya dan merasakan pinggangnya yang sedikit kaku karena terlalu banyak duduk.

Ruangan William berada di lantai 3 bersebelahan dengan ruang kerja Argion, lantai teratas di gedung kantor ini. Jadi Kineta harus naik satu lantai untuk menuju ruang founder perusahaannya itu. Ia hanya berharap Argion sedang tidak ada diruang kantornya hari ini. Sejujurnya sudah satu minggu ini Kineta tidak melihat Argion berlalu lalang di Kantor.

Kineta mengetuk pintu terlebih dulu dan masuk setelah William memberikan ijinnya. Ia melihat raut wajah Rheana yang masam saat melirik sinis padanya.

"Duduk Ta!"perintah William menunjukan kursi disamping Rheana.

Kineta mendengar dengusan rasa tak suka Rheana saat ia duduk. Kineta tidak tahu mengapa gadis itu begitu tidak suka padanya. Jika hanya semata karena persaingan desain, Kineta merasa itu begitu kekanak-kanakan.

"Oke saya langsung aja ngasih keputusan final desain siapa yang dipilih sama pasangan Chandra"ucap William tanpa berbasa-basi.

"Rheana"William menatap.

"Iya Mas"Rheana menyahut dengan senang.

"Desain kamu bagus, mereka muji desain moderen kamu yang bergaya eropa vibes" Rheana tersenyum pongah seolah ia bisa memprediksi jika desainnya yang akan terpilih.

"Tapi mereka lebih suka desain minimalis Kineta yang lebih bergaya jepang, mereka pengen space kosong menjadi lebih bermanfaat dan itu ada di desain Kineta"

"Kok bisa sih mas! pas meeting kemarin mereka bilang lebih suka hunian gaya eropa yang mewah"

"Mana saya tahu Rhe! Keputusannyakan ada di mereka, kamu tanya mereka aja deh kalau gak percaya"ucap William saat melihat sorot kesal Rheana padanya.

Rheana mendengus kesal tidak bisa berbuat apa-apa lagi, namun ia juga tidak bisa mengamukan amarahnya di depan William yang memiliki kedudukan tertinggi diperusahaan.

WE ARE BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang