2 - Keluarga Hangat

1.1K 150 80
                                    

[Keluarga Sehangat Pelukan Yang Selalu Ia Dambakan Selama Bertahun-tahun]

Matahari yang awalnya ada di atas kepala, sekarang mulai turun dan akan menghilang dari langit untuk beberapa waktu. Langit yang awalnya berwarna biru cerah berubah menjadi senja yang terlihat menenangkan.

Cahaya senja masuk dari jendela yang terbuka dan angin mengibarkan tirai yang menutupnya. Cahaya senja memenuhi seisi ruangan, membuat ruangan itu seluruhnya terlapisi warna oranye terang.

Tidak berbeda dengan ruang makan, cahaya berwarna oranye itu juga melapisi ruangan ini. Hanya berbeda karena ada seseorang yang sedang bersantal sembari meneguk teh yang masih mengeluarkan asap. Siapa? Tentunya ini bukan Britain, apalagi Britain yang sedang menyamar, tentu bukan. Dia adalah Indonesia yang sedang bersantai di ruang makan sembari membaca buku yang entah apa itu.

"Meminum teh sendirian dan hanya ditemani cahaya sore itu rasanya sedih juga ya, nyesek² gimana gitu. Lebih baik aku menaruhnya lalu kembali ke kamar, bersiap membuat makan malam" gumamnya, Indonesia menaruh cangkirnya di atas meja dan menutup bukunya itu. Ia berdiri dan pergi dari ruang makan, meninggalkan cangkir itu sendirian.

"Gini amat jadi cangkir"

Indonesia memutar kenop pintu lalu mendorongnya, membuat pintu itu terbuka. Kamarnya... yang sedikit berantakan berada di depannya. Ia masuk lalu berjalan kearah meja kayu yang ada di sebelah kanan, menaruh bukunya di laci. Menatap meja kayu itu beberapa detik. "Kok bisa ya kayu di tempat tidur masuk ke kamar ini padahal pintunya ga muat"

Saat sedang berpikir keras, suara langkah kaki terdengar dari arah luar, lalu seseorang mengetuk pintu kamarnya. Indonesia membuka pintu itu, terlihat Phil yang terlihat khawatir sambil membawa bukunya, dan juga ada Singapore disana.

"Abang! Abang udah ngerjain tugas ini belum? Singa tidak mau mengajariku!"

"Siapa bilang!? Kau minta jawaban bukan minta di ajari!!"

"Kenapa harus ngajarin kalo bisa kasih jawaban langsung? Kan lebih ez"

Mereka berdua berdebat disana, tidak, hanya Phil yang berbicara, Singapore tidak banyak bicara. Memang setau Indo, Singapore itu ga banyak bacot, dia sering hilang entah kemana saat istirahat makan siang. Oh iya tugas!

"Maaf Phil, aku sendiri tidak ingat ada tugas. Bagaimana jika kita mengerjakannya bersama-sama?" Tawar Indo.

Phil membuat pose berpikir lalu mengeluarkan ekspresi 'jahat' nya. "Bagaimana jika kita mengambil buku Malay lalu menconteknya >:D" siapa yang ngajarin ni bocah jadi begini?

Tangan Indonesia ditarik oleh Phil dan mereka pergi ke kamar Malaysia. Singapore hanya menatap mereka tanpa bergerak dari tempat sama sekali. Berpikir sesuatu tentang Indonesia. "Aku tidak pernah melihat Indonesia dekat dengan Phil. Sejak kapan?"


Matahari pun sudah hilang dari langit, digantikan oleh bulan yang menyinari malam hari ini. Lampu-lampu jalan dinyalakan agar jalanan terlihat terang di gelapnya malam. Rumah-rumah juga menyalakan lampu, membuat semuanya terang.

Piring diletakkan di atas meja, seorang personifikasi sedang memasak sesuatu untuk di makan oleh yang lain. Aroma dari makanan yang di masak olehnya memenuhi ruang makan, mengundang para mahluk hidup kesana.

Only One Week [CountryHumans] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang