8 - Masa Lalu yang Abadi

671 119 16
                                    

Bab 8
[Kenangan Masa Lalu Yang Abadi Dalam Memori]

Seorang pria dengan rambut yang acak-acakan berjalan diantara ramainya orang. Berjalan santai melintasi birunya langit. Mata kuning gelapnya ditutup sebelah dan juga ia membawa pakaian seperti jas yang di gantung lengannya.

Wajahnya tampak kelelahan seperti baru saja berlari menghindari sesuatu. Keringat yang memenuhi tubuhnya menunjukkan betapa lelahnya ia sekarang.

"Bruh, capek juga ngehindarin tu orang. Ga kebayang kalo w ketangkep dia, bisa-bisa w ga pulang hari ini" keluhnya.

Dibawah teriknya matahari, ia melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan jam dua siang. Pantas saja sepanas ini cuacanya. Oh hujan datanglah!

Mengingat sesuatu, dia mengambil ponselnya lalu membuka suatu aplikasi. Menggulirnya sampai agak tengah lalu menemukan apa yang ia cari. Pesan dari saudaranya, saudara yang tidak ia anggap sebagai saudara saking nyebelinnya.

Pesan itu mengatakan ia harus membeli beberapa barang sebelum pulang, entah untuk apa. Apa benar-benar harus di beli? Jauh bet tempatnya euy!

Ia menghela napas, "Malas kali dia, beli sendiri napa. Udah tau w itu capek, bukannya di biarin istirahat malah dibabuin. Ga yakin organnya masih lengkap ni bocah"

Setelah mengeluh terus-terusan, pada akhirnya ia tetap melakukannya. Jadi anak baik siapa tau nemu keajaiban yakan.

Diperjalanan menuju ke tempat itu, ia bertemu dengan seseorang yang sangat sangat ia kenali. Mereka berdua saling bertatapan, mencoba mengingat nama satu sama lain.

"Panca!?"

"Soviet!?"

"Saya TNI btw, bukan Kak Panca anak setan"

"Gw babang PKI oi, jangan sama-samain ama si Sopiet"

Ucap mereka bersamaan.

PKI menaruh kedua tangannya dipinggang menunjukkan kekesalannya di panggil "Soviet" oleh saudaranya. TNI memegang dadanya dengan tangan kanan untuk menunjukkan dia anak baik-baik bukan kakaknya yang kayak anak pungut.

Setelah lama tidak berjumpa satu sama lain, tentu nama pun mereka melupakannya. Padahal saudara sendiri, kok bisa lupa ya?

"Kau mau kemana?" Tanya TNI

"Mengbabu tentunya"

TNI memakai kemeja dan seragam tentaranya yang masih terlihat rapi. Kira-kira Ilmu apa yang ia gunakan sampai ia tidak terlihat kepanasan di cuaca yang menyebalkan ini?

Mereka berdua memiliki tinggi yang hampir sama, sulit dibedakan yang mana yang lebih tua. Dua-duanya juga sama-sama ganteng ehe.

Karena tujuan akhir mereka sama, akhirnya TNI menemani PKI untuk membabu.

-
Disisi lain, Panca yang sedang merebahkan diri di lantai terus menatap layar ponselnya. Menunggu sesuatu muncul di layarnya itu.
-

Tengok kanan, tengok kiri, ulangi. Itulah yang kepala PKI lakukan, jarang masuk kedalam tempat ini membuatnya ia kebingungan dimana letak barang-barang yang ia cari. Ia berpisah dengan TNI untuk mencarinya.

Saat ini, PKI lebih mirip anak kecil yang kehilangan jejak ibunya di supermarket, untunglah dia ga nangis.

Beberapa menit kemudian, seseorang menepuk pundak PKI dengan pelan. Refleks, ia pun berteriak kencang membuat orang dibelakangnya ikut kaget. Ia jongkok lalu menutup kupingnya ketakutan.

"Kau pikir aku setan?" Kesal orang yang dibelakangnya. Itu adalah TNI, dia membawa semua barang yang dicari PKI. Dia memang lebih tau tempat karena sering berbelanja bersama adik bungsunya.

Only One Week [CountryHumans] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang