"gila gila...tumben Lo ngegas banget Lin" Celine bertepuk tangan takjub,ia duduk di bangkunya dengan tas sebagai sandarannya.masih terpukau dengan drama yang baru baru saja dilihatnya.seperti bukan Olin biasanya.
"Nggak, biasa aja" Olin mengambil ponselnya dari dalam tasnya kemudian memainkannya,ia tak begitu menghiraukan Celine yang menatapnya penuh arti.
"Yee" celetuk Celine yang tidak di gubris.
"Eh..tapi tadi tu cewe kaya nggak asing deh"tiba tiba Celine mendekat kearah Olin.kembalj mengingat wajah cewek ketua tadi.
"Lo kali ,gw nggak" balas Olin masih sibuk memainkan ponselnya membuat Celine ingin sekali mendorong Olin agar jatuh dari kursih.
Keduanya pun kembali sibuk dengan aktivitas nya masing masing hingga bel upacara berbunyi,tentu saja mereka harus mengikuti upacara walaupun dengan niat yang setengah setidaknya tidak di hukum oleh guru.
"Matahari niat banget keluar"celetuk Caline saat sudah berada di lapangan,Celine dan Olin berjalan bersama menuju barisan kelas mereka.yang berada agak jauh dari kelas mereka membuat mereka malas untuk upacara namun dari pada di hukum hormat bendera di siang hari lebih baik mendapat matahari di pagi hari.
Beberapa orang menghindar dari Olin dan Celine,mungkin berita Olin yang ikut campur urusan adik kelas ,sudah tersebar luas.buktinya ada yang saling berbisik dan menatap mereka secara terang terangan,keduanya mencoba tuli agar tidak sakit kepala mendengar beberapa celotehan siswa lain.
"Kita cantik kali yah diliatin " bisik Celine kepada Olin melihat hampir semua siswa yang mereka lewati menatap mereka.
"Anggap iblis aja"ucap Olin santai,ia tidak pusing menjadi pusat perhatian,ia tidak pusing beritanya tersebar luas,bukan kah imagenya sudah buruk,jadi buat apa bela diri.selagi ia tidak di sentuh dan tidak di ganggu ia tidak akan membalasnya.
"Astaghfirullah"teriak Celine tiba tiba membuat Olin menengok kepadanya.
"Kenapa Lo?"tanya Olin
"Mulut Lo emang pedis banget yah,langsung iblis lagi katain" jawaban Celine membuat Olin langsung memasang wajah datarnya,ia kira apa tiba tiba Celine berteriak istifar ternyata hanya karna perkataannya.
Setidaknya setan masih bisa di kasih tau ,tapi kalau iblis sepertinya tidak bisa untuk di sembuhkan,bukan kah hal itu sama dengan seseorang yang di beri penjelasan namun tak mendengarkannya.lebih baik setan bukan.
"Udah buruan" Olin menarik tangan Celine untuk mempercepat jalan mereka,mereka berjalan dengan mulus ,siswa lain langsung menghindar tanpa di minta.
"Brukk"
"Punya mata nggak sih" dingin Olin kepada cowo yang menabraknya tiba tiba,cowok tersebut hanya menatap Olin, tak berkata apa apa hanya meneliti tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun.
"Emang nggak punya mata sih"sambung Olin memberi tatapan sini kepada cowok tersebut.
"Udah yukk"Celine segera menarik Olin untuk menjauh,jika tidak seperti itu mungkin ada drama kedua yang akan dilihatnya.kalian harus tau Olin tidak membedakan cewe cowok kalau itu mengganggu nya maka ia akan membalasnya.
.............
"Ok anak anak ,kita lanjutkan Minggu depan yah" ucap Guru bahasa Inggris yang mengajar di kelas Olin.
"Iya Buu" ucap siswa kelas IPA 5 dengan serentak dan di balas senyuman oleh guru mereka kemudian guru tersebut pergi meninggalkan kelas yang baru saja di ajarnya.
"Akhirnya pala gw nggak sakit juga" ucap Celine menyandarkan kepalanya kekursih.lelah karena harus menerima semua pembelajaran untuk di mengerti,mana harus kerja dua kali membaca mengartikan dan menjawab.bukan kah hal itu melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coolin Girl
Ficção AdolescenteKulkas dingin nggak? dingin!.. Mau liat kulkas berjalan?