The Doll 14

435 96 11
                                    

Happy reading






Nata duduk di kursi ruang tamu, bersama Ghava, Hana dan Sano. Setelah Teivel pergi, mereka merasa sedikit tenang. Memberikan waktu untuk berpikir, dan mengistirahatkan tubuh. Nata beralih menatap Sano, dia tidak pernah menyangka jika anak itu adalah korban. Kasihan sekali, dia bahkan belum sempat untuk bertemu dengan ayahnya.

"Jadi ini semua melenceng dari rencana?" tanya Nata dan mendapat anggukan dari Sano.

"Sepertinya mama Jake sudah tau dengan rencana gue, jadi dia majukan waktunya. Sebenarnya gue sama kak Tian udah bikin perlindungan di  ruang bawah tanah."

Nata diam sebentar, dirinya baru menyadari suatu hal. "Tunggu, dari mana kamu tau di rumahku ada ruang bawah tanah? Sedangkan aku sendiri gak tau."

"Sebenarnya gue udah merencanakan ini dari jauh, begitu juga dengan kak Harsya."

Nata terkejut mengetahui fakta ini, jadi suaminya sudah tahu tentang tumbal yang dilakukan Jake dan ibunya? "Sejak kapan? Dan kak Harsya yang pergi ke luar kota itu juga bagian dari rencana?"

Sano mengangguk. "Iya, setelah pulang dari rumah kak Harsya waktu itu, dia telpon gue. Dia tanya tentang boneka yang tiba-tiba ada di atas jam, dan akhirnya gue jelasin semua ke dia."

"Termasuk Jake dan Mamanya?" tanya Hana.

"Iya, kak Harsya marah banget waktu itu, dia juga mau bertindak gegabah membunuh Jake, tapi untungnya gue bisa tenangin dia."

"Terus sekarang dia ada di mana?" tanya Nata penasaran.

"Di rumah kak Jake."

"Jadi dia yang bakal bunuh Jake sama Mamanya?" tanya Ghava.

"Gue gak tau, awalnya memang kak Tian yang bakal mengakhiri, tapi kak Harsya maksa."

Nata menatap Sano dengan kesal. "Dan kamu biarkan dia begitu saja? Lalu bagaimana dengan Rania, apakah dia tidak sakit hati saat melihat kakaknya membunuh suaminya?"

Hana mengusap tangan Nata untuk menenangkannya. Sano mengerutkan keningnya. "Gue udah jaga rahasia ini baik-baik, dan jika waktunya sudah tiba, rahasia ini akan terbongkar. Tidak selamanya dia harus melakukan hal seperti itu dan memakan banyak korban. Kak Harsya  maksa juga karena dia sayang sama Kak Nata. Lagi pula Sano juga udah capek sama kelakuan mereka, bayangkan saja, berapa tahun mereka hidup dan berapa banyak korban berjatuhan."

Sano memejamkan matanya sebentar dan kembali menatap Nata. "Kakak memang belum tau bagaimana rasanya kehilangan, kak Harsya ngelakuin itu karena dia gak mau kehilangan kakak. Jadi untuk apa aku melarang dia, ikut tidak ikut, tetap saja mereka akan mati di tangan kak Tian."

"Oke, aku yang bakal hentikan kak Harsya." Nata beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari rumah Ghava. Hana dan adiknya terus memanggil nama Nata. Ghava berlari untuk mengejar Nata, sedangkan Sano hanya diam. Karena dia tahu, mereka tidak akan bisa menghentikan apa yang sudah dipilih, kecuali pengorbanan. Tumbal mereka tidak meleset, rencana yang sudah Sano dan Tian susun sudah hancur. Yang mereka bisa lakukan hanya berdoa dan melakukan perlawanan sekuat mereka.



















































The Doll ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang