⋆.˚🦋༘⋆
2. Dia siapa?
Brak, brak, brak
"Naina bangun kamu, mama tau kamu sudah bangun tapi kamu bermalas-malasan." wanita yang masih terlihat muda itu tak mampu menahan kekesalannya, beliau berteriak dan menggedor didepan pintu putih yang ditempati putrinya.
"Kalau kamu nggak bangun dalam hitungan satu sampai lima, foto kamu sama opa-opa mu itu mama bakar"
Naina melotot mendengarnya, dia langsung terduduk diatas kasur. Sial, seharusnya pintu kamarnya tidak dia kunci jika ancamannya fotonya dengan Renjun dibakar. Lebih baik dia disiram satu ember saja kalau seperti ini.
Foto itu adalah editan paling bagus dan paling dia sukai dari pada yang lain, dia cetak dengan ukuran besar seperti poster dan dia pajang di ruang tamu. Biar orang-orang tau bahwa itu suaminya dimasa depan.
"Satu"
"Dua"
"Tig—
-Cklek
"Hallo mama ku yang cantik seperti bidadari" Naina menyengir didepan pintu
Mama Naina—Seren bekacak pinggang dengan wajah yang memerah, beliau masih mengenakan celemek.
"Kamu tidur apa simulasi mati sih ya Allah, ini udah siang Naina. Kamu telat."
Naina meringis saat tangan mamanya menjewer telinga kanannya, tidak kasar tapi sakit.
"Ampun ma, ampun!!"
"Kamu ini ya, pasti hp an Mulu tadi malam"
Naina menyengir, telinga nya masih dijewer mamanya.
"Iya ma, Manchester united lawan Liverpool tadi malam. Seruu banget tau"
"Sudah sholat subuh kamu?"
Naina mengangkat tangan kirinya membentuk hormat.
"Sudah Mamanda, pertandingan nya di mulai jam 2 malam, jadi sehabis pertandingan Naina nggak tidur buat sholat"
Seren melepas kan jeweran nya membuat Naina bernafas lega, namun tak lama kemudian seren mencubit lengan Naina sebanyak lima kali. Panas, batin Naina
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNA
Teen FictionNaina bertemu seseorang yang terbilang cukup tampan. Atau tampan sekali. Matanya yang se hijau zamrud, memiliki tubuh yang tinggi dan atletis. Namun, namanya cukup aneh, 'Ruh'. Katanya orang-orang disekitarnya memanggilnya seperti itu. Ternyata bers...