"Apaan sih Ver?Lo salah paham, Gue sama Eziel nggak nyelingkuhin Lo."Jelas Tesha. Mana berani dia mengambil pujaan hati Veron, Eziel.
"Alasan, Gue udah tau semua nya!"
"Kurang uang Sha?Atau kurang jatah?Gue ewe Lo tiap malem bangsat, Masih kurang?!"
"Hah?"Tesha jelas kaget, Apa maksud nya? Tidak mungkin kan?
"Ck, Lemot!Maksud gue, Kalau Lo kurang jatah, Bilang!Gue ewe Lo tiap malem!"Alibi Veron, Hampir saja ia membongkar kelakuan nya selama ini.
"Bangsat, Hampir aja."Batin Pria itu mengumpat.
Tesha menatap Veron aneh."Kapan coba gue ngewe sama Veron?"Batin Tesha.
"Tapi Ver, Kap-"
"Berisik, Pulang!"Veron memotong ucapan Tesha, Ia menyeret Tesha kasar.
Sedangkan Tesha nampak pasrah, Sudah terbiasa di seret oleh Veron.
"Dan Lo, Tunggu gue di apartemen Lo ntar malem, Eziel!"Reflek, Tesha menatap lekat Eziel dan Veron secara bergantian.
"Mereka..mau ngewe kah?"Batin Tesha, Penasaran.
_______________
"Keterlaluan Lo sha!"Veron membanting Tesha ke ranjang dengan kasar.
"Anjing, Apa si Veron mau remuk-in tulang gue lagi?Kayak pertama kali gue ketemu dia?"Batin Tesha ngeri, Mengingat betapa kencang nya cengkraman Veron pada bahu nya waktu itu.
Bangkit dengan sedikit tertatih, Tesha bersuara."Lo salah paham Ver, Gue nggak nikung Lo. Sumpah."
"Alasan, Gue liat semua nya!"
"Veron kalau cemburu ngeri banget anjir."Batin Tesha bergidik.
"Sumpah Ver, Percaya deh. Mana mungkin gue berani nikung Lo."Kata Tesha sedikit was-was.
"Gak usah ngelak lagi, Tesha."Veron mendesis.
"Gue udah peringatin Lo, Jauhin Eziel!Tapi Lo malah selingkuh sama dia!"
"Berani-berani nya kalian berdua main api di belakang gue!"
Tesha menatap Veron takut-takut, Veron terlihat menyeramkan, Dari nada bicara nya, Ia terdengar sangat marah. Apalagi wajah memerah Veron, Tesha yakin Veron benar-benar marah sekarang.
"Kali ini gue bakal di apain?Abis di remuk-in tulang, Di pamerin kepala, terbitlah jenazah Tesha."Batin nya meratap.
"Lo itu istri gue, Bukan istri Eziel. Lo cuma boleh jalan berdua sama gue, Cuma sama gue, Apapun alasan nya!"
"H-hah?"Tesha melongo, Ini Veron marah karena kesalahpahaman Tesha menikung nya, Atau karena Tesha berpaling?
"Sekali lagi Gue liat Lo jalan sama orang selain gue, Gue bunuh Lo, Paham?!"Tesha hanya mengangguk kaku.
"Inget Tes, Jangan jalan sama orang lain atau nyawa Lo taruhan nya."Batin Tesha.
"Ikut gue."
"Oh, No. Kemana lagi sekarang?"Batin Tesha.
"K-kemana?"
"Apa gue bakal di liatin koleksi jari?tangan?kaki?hiks."Batin Tesha menangis.
"Lo tadi mau jalan-jalan kan? Ayo, Jalan-jalan sama gue."Lagi, Tesha di kejutkan oleh tingkah laku Veron.
"Curiga si Veron kerasukan."Batin Tesha.
"Cepet!"
"Semoga aja ketempat yang waras."Batin Tesha berharap.
_______________
"V-veron.."Cicit Tesha, Ia menahan tangan Veron, Merasa takut dengan tempat yang mereka datangi. Seharusnya Tesha sudah tau, Jalan-jalan versi Veron itu di luar nalar, Bukan nya healing malah tambah stres.
"Gak usah panggil-panggil, Masuk sana, Jalanin hukuman Lo."Veron berkata datar.
"Tadi kata nya jalan-jalan."Tesha mengingat perkataan Veron belum lama ini.
"Awal nya, Gue mau ajak Lo liat koleksi tangan-tangan gue, Tapi karena gue baik hati, Lo cukup nginep di sini sampai besok."Veron berujar tanpa beban.
"T-tapi.."Tesha jelas menolak.
"Gak ada tapi-tapian! Masuk sekarang, Pratesha Veron Maxwell."
"Semoga bukan kepala manusia dah temen gue di dalem."Batin Tesha meratap, Ia melangkah lesu memasuki ruangan asing itu.
___________
"Perpustakaan?"Tesha bergumam heran.
"Nggak salah Veron ngehukum gue gini doang?"Tesha senang, Tapi ia sedikit curiga.
Ia menatap sekeliling nya, Nampak sepi. Tesha bernafas lega, Setidaknya tidak ada hal aneh yang akan menemani nya."Aman."
"Berhubung gue di sini sampe besok.."Ia meneliti sekitaran nya.
"Gue bisa kali, nyantai baca novel?"Sambung nya, Berjalan mendekati salah satu rak buku.
"Apaan sih, Kok genre horor?"Semua novel yang Tesha raih Bergenre horor, Ia jadi nethink sendiri.
"Apa..apa Veron naro mayat disini?"Pemikiran itu terlintas begitu saja di kepala Tesha.
Lelah mencari novel genre yang ia sukai, Tesha memilih duduk di kursi yang tersedia.
"Bosan."Ia menelungkup kan kepala nya di atas meja.
"Mana sampe besok lagi gue disini nya."Lanjut nya lesu.
Dugh!
"Eh?!"Reflek, Tesha mengangkat kepala nya begitu mendengar sesuatu terjatuh.
"Itu apa?"Kata nya takut.
Brak!
Brak!
Belum selesai keterkejutan Tesha, suara lain terdengar, Ia takut setengah mati.
"Sial, Suara nya deket banget kayak nya."Tesha berujar gelisah.
"Cek? Nggak?Cek? Nggak?Cek?"Tesha di landa bimbang, Namun ia juga penasaran akan suara yang seperti nya berada di belakang nya.
"Cek aja deh, siapa tau orang kan. Lumayan gue ada temen nginep semalem."Perlahan, Tesha menoleh kan kepala nya ke belakang.
"AAAAA!!!"Secara spontan, Tesha berteriak histeris melihat wajah menyeramkan di dekat leher nya.
Hendak berlari menjauh namun sosok itu memeluk leher nya erat, Tesha ingin menangis namun ia hanya mampu menangis dalam hati.
"Hiks.."Merasa pelukan sosok di leher nya semakin erat, Isakan Tesha terdengar. Tak lama, Ia pingsan.
"Pingsan, Huh?"Sosok itu tertawa mengejek.
"Baru gue peluk leher, Udah pingsan. Gimana kalau Lo tau badan Lo udah gue pegang-pegang semua, Mati kali?"
"Itu akibat, Karena Lo berani nyelingkuhin gue, Tesha."Topeng hantu menyeramkan itu di lepas, Terlihat wajah Veron yang nampak puas.
Poor Tesha..
__________________
Kasian juga Tesha, Lagian percaya aja kalau Veron ada baik nya. Baik nya Veron=Ada udang di balik batu.
Next?
Spoiler dan short story Veron Tesha tersedia di : @Verontsha tele yaww
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Wife Of Male Lead
Teen Fiction[Follow Sebelum membaca agar tidak ketinggalan Info mengenai Book ini] Zoya benar benar beruntung di beri kehidupan kedua oleh tuhan. meski hidup di dunia novel yang terakhir kali di baca nya sekaligus menjadi novel yang paling di benci nya. tapi ke...