"Duh, Lama banget sih. Masa meriksa doang sampai 2 jam? Masa iya Veron gegar otak beneran? Belum juga tanda tangan." Diluar ruang rawat, Tesha berdecak kesal.
Cklek.
"Gimana dok? Gegar otak su- keponakan saya?" Tesha bertanya dengan nada sedikit sinis.
"Maaf Nona, Saya rasa anda harus menghabiskan waktu dengan tuan Veron, Agar ingatan nya segera kembali."
"Justru gue mau cerai dulu, baru boleh balik ingatan nya." Batin Tesha berdecak sebal.
"Iya-iya, Tapi kan dia lagi sakit dok, Gimana mau ngajak jalan-jalan?"
"OH! Anda tenang saja Nona, Anda bisa mengajak tuan Veron ke perusahaan nya."
"Dokter udah gila ya? Orang sakit disuruh kerja." Tesha menatap sang dokter tak habis pikir. Dia minta tanda tangan saja katanya takut gegar otak, Lah ini disuruh kerja.
Jergav, Sang dokter mendadak gelagapan. "Bukan untuk bekerja Non, Maksud saya supaya ingatan Tuan Veron cepat pulih, Di kantor banyak orang mengenalnya, Jadi itu pasti bisa membantu."
"Yaudah lah, Bisa jalan nggak dia? Ya kali harus gue gendong dok, Patah tulang yang ada."
"Saya yang akan mengurusnya Nona, Anda duluan saja ke perusahaan."
Tesha memicing curiga. "Lah dokter tau perusahaan nya Veron dimana?"
Pertanyaan itu membuat Jergav panik tak kepalang, Ia menggeleng ribut. "Tidak nona, Tapi kan saya bersama Tuan Veron, Dia yang akan menunjukkan jalan."
"Tapikan Veron amnesia." Balasan Tesha membuat Jergav mati kutu.
Dibalik pintu, Veron mendengus malas. "Tolol sih, Udah tau gue lagi amnesia."
Terpaksa, Veron keluar dengan langkah tertatih-tatih, Guna menyelamatkan sang asisten. "Tadi gue buka hp, Terus ada chat dari sekretaris gue, Dia jemput ke sini katanya." Dan, Tesha hanya mengangguk lalu pergi.
Kedua pria itu bernafas lega. Veron mengalihkan tatapannya ke Jergav, Tatapan itu seolah akan menguliti nya.
"Lo ini gimana sih? Yang bener dong!"
"Ya maaf tuan, Saya tidak tau harus menjawab apalagi."
Veron melengos, Jergav menyusulnya. "Tuan, Anda tidak mau saya gendong?"
"Apa-apaan? Gila Lo?" Veron membalas sarkas.
"Tapi tadi kaki tuan?" Singgungnya saat Veron berjalan tertatih menghampiri Tesha.
"Pura-pura lah bego! Udah buruan! Istri gue udah nunggu."
______________
"Jergav, Menurut Lo kenapa istri gue belum hamil juga ya? Sering gue ewe kok." Di dalam mobil, Veron bersuara.
"Mungkin tuan kur-" Perkataan Jergav terhenti melihat tatapan Veron.
"Kur apa?" Veron memicing tajam.
"Maaf tuan, Saya salah." Ia menundukkan kepalanya.
"Saya memang selalu salah." Jergav membatin pasrah.
"Maksud saya, Mungkin anda kurang sering itu nya." Jergav menjawab kaku.
"Udah tiap malem, Masih kurang sering?" Veron berdecak sebal.
"Jadi harus gue ewe tiap pagi, siang, sore, malem, subuh, gitu?" Desis Veron.
"Yang ada istri gue mati lah, Gue kasih obat bius mulu, Kapan dia bangun nya?" Dengus pria itu.
"Udah cepet, Kasian istri gue nunggu!"
"Tapi waktu menghukum nona Tesha anda tidak kasihan, Tuan." Jergav bersuara pelan, Yang sialnya tetap terdengar oleh Veron.
"Suka-suka gue lah! Orang dia istri gue kok!" Veron berujar sinis.
_______________
"Lama banget sih!" Tesha menggerutu sebal, Jangan bilang sosok asisten Veron juga amnesia lagi.
"SAYANG!" Tesha melihat Veron berlari ke arahnya.
"Sayang?" Perempuan itu bergumam heran.
Veron duduk disebelah Tesha, dengan nafas tak teratur.
"Sayang?" Tanya Tesha begitu melihat Veron sudah berada didekatnya.
"Mulut sialan!" Batin Veron kesal.
"Maksudnya Tante ku tersayang, Tapi emang Tante Tesha mau gue teriakin pake tanteku tersayang? Jadi gue teriakin sayangnya aja." Alibi Veron, Tesha hanya mengangguk, Malas berdebat.
"Asisten Lo mana?" Tanya Tesha begitu melihat Veron hanya seorang diri.
"Dia udah duluan ke ruangan gue, Ayo kita ke sana."
"Eh, Bentar. Emang tau jalannya?"
"Ekhm. Tau kok, Tadi gue dikasih tau sama dia." Veron berdehem singkat, Guna meredakan kegugupan nya.
"Ayo." Tangan Tesha ditarik pelan.
"Mencurigakan banget." Batin Tesha.
______________
Diruang kerja Veron, Tesha tidak melihat satu orang pun selain dirinya dan Veron, bahkan jergav pun ikut menghilang entah kemana.
"Tante, gue pegel, pijitin!" Veron berujar angkuh, Tesha merenggut sebal mendengarnya.
Disini, Ia malah berakhir menjadi babysitter Veron, Pria itu meminta ini dan itu padanya.
"Mana si dokter sekre itu?" Tanya perempuan itu sembari beranjak menuju Veron yang duduk angkuh dikursi kebesarannya.
"Ngapain Tante nyariin dia? Naksir?! Tante kan udah punya suami!" Veron berkata sinis
"K-kamu tau darimana aku udah punya suami?" Tanya Tesha merasa was-was.
"Taulah!" Sahut pria itu cepat.
"Inget ya Tante, jangan selingkuh sama om-om kayak jergav. Ingat Tante, om-om itu kendor lima meter!" Veron berujar ketus.
_____________
Ekhm, Gimana episode kali ini?
Next cepat? 1k komen lah.
Ada pesan buat para karakter?
Follow for more.
![](https://img.wattpad.com/cover/310848179-144-k728526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife Of The Gay Protagonist
Подростковая литература[Follow Sebelum membaca agar tidak ketinggalan Info mengenai Book ini] Zoya tidak menyangka, akibat menahan rasa laparnya, Ia masuk ke dunia novel bergenre boys love. Terlebih lagi, Ia menjadi Pratesha, Istri dari male lead seme yang berakhir menjad...