1

7.8K 91 2
                                    

*Warning*

~Ada unsur yaoi dalam chap ini, bagi yang tidak suka silahkan skip~




Salah satu kamar di love hotel mewah itu penuh dengan suara getaran vibrator, cambukan, juga lenguhan serta erangan dari seorang laki-laki muda.

"Apa kamu suka, Haru?" tanya seorang pria.

Laki-laki yang dipanggil Haru itu tidak dapat menjawab. Mulutnya disumpal dengan sebuah mouth gag berbentuk tulang, matanya ditutup kain hitam, dan tubuhnya juga terikat.

Haru hanya bisa menjawab pertanyaan Tuannya dengan lenguhan dan erangan, tapi Tuannya, Akira, tidak puas dengan itu.

*CTARR!!*

"NGHH!!!"

Satu cambukan dari Akira mendarat pada pantat kiri Haru.

"Jawab, Haru," ujar Akira dingin. Dia sebenarnya sudah tahu kalau Haru tidak bisa bicara, tapi dia menikmati reaksi Haru ketika Akira mempermainkannya.

Satu cambukan mendarat lagi di pantat kiri Haru.

Haru hanya bisa mengerang dan mendesah, dia bergerak-gerak gelisah berusaha melepaskan tali yang mengikatnya erat.

"Ah, aku lupa kalo Haru nggak bisa jawab sekarang."

Haru bergidik ngeri. Dia takut kalau-kalau ada cambukan lain yang mendarat di tubuhnya.

Anehnya, Haru selalu menikmati sensasi yang didapatnya dari cambukan itu, sama seperti Akira yang terangsang hanya dengan melihat Haru terikat di atas ranjang.

Ini bukan pertama kalinya Haru merasakan sensasi ini. Pertama kali Haru merasakannya, adalah saat pertama kali dia berhubungan badan dengan salah satu teman sekolahnya.

Haru juga merasakan sensasi yang sama dari permainan kasar temannya itu. Sakit, bercampur dengan sensasi aneh yang menjalari tubuhnya, dan memberikan rangsangan untuknya.

Haru tahu kalau perilakunya ini menyimpang dan dia tidak seharusnya seperti ini, tapi Haru tidak tahu cara mengubahnya.

Dia hanya bisa menjadikannya sebagai rahasia terbesarnya yang tidak boleh sampai diketahui orang lain.

"Haru benar-benar imut. Lihat, kamu menggoyang-goyangkan pinggulmu, seakan kamu ingin lubangmu ini terisi penuh. Apa satu vibrator nggak bikin kamu puas?" bisik Akira di telinga kiri  Haru.

Tangannya menggenggam vibrator yang ada dalam anus Haru sekarang ini, dan menaikkan level getarannya hingga maksimal.

"NGGHHH!!! NHHA! ~!!!"

Akira mendorong vibrator itu masuk lebih dalam dan dalam, sementara Haru yang terikat hanya bisa meronta-ronta dan menangis.

Dia bisa merasakan vibrator itu menghantam dinding rektumnya, bergerak-gerak liar disana. Akira perlahan menarik vibrator itu keluar, lalu memasukkannya lagi dalam sekali hentakan.

"NGHHH!!!"

Akira terus melanjutkan kegiatannya itu, semakin lama temponya semakin cepat. Haru bisa merasakan vibrator itu terus menghantam dinding rektum, juga prostatnya.

Haru terlonjak merasakan sensasi yang teramat aneh dalam anusnya. 

Vibrator itu terus menerus mengacak-acak bagian dalam Haru. Penisnya seakan ingin meledak karena tali yang mengikatnya.

"Haru, apa kamu ingin keluar?" tanya Akira.

Haru refleks menganggukkan kepalanya, dia sudah tidak tahan lagi sekarang.

Mistress and Her Toy (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang