Sudah tiga bulan sejak kejadian itu berlalu. Apa yang ditakutkan Seulgi ternyata benar-benar terjadi, yaitu menjauhnya Jisoo. Ya, Jisoo sudah jarang bersama dengan mereka, bahkan untuk bertegur sapa pun ia seperti enggan, membuat Seulgi dan Jennie dilanda kebingungan.
Jisoo sendiri mempunyai alasan kenapa melakukan hal sembrono seperti itu. Ada kecanggungan saat mereka bertiga bersama, seperti ada yang kurang. Dan dia tidak nyaman dengan perasaan itu.
Irene? Di matanya seperti ada Suho, Suho dan Suho. Sepertinya dia begitu bahagia. Hm.
"Gak kerasa bentar lagi gue jadi anak kuliahan," Seru Yerin.
"Itu juga kalo lo lulus, dodol," Celetuk Wonwoo.
"Cot!"Sapu tangan Yerin berhasil terbang ke wajah Wonwoo.
"Owh asu!" umpatnya sembari membuang sapu tangan itu ke tempat sampah.
"Heh, mulutnya!" tegur Sana.
"Maaf ya ayang Sana, keceplosan doang tadi mah." Wonwoo mengatakan itu sembari menggunakan aegyeo, padahal suara dia deep, bisa dibayangkan sendiri para readers.
"Jijik gue njing!" Hanbin bergidik ngeri melihat kelakuan Wonwoo.
"Rene, lo gak ada niatan buat akur lagi ya sama neng Jisoo?" tanya Bobby yang tiba-tiba sudah duduk di samping Irene.
Mulut Bobby dengan cepat dibekap oleh Jimin, "Nyari mati lo anak kuda!" bisik Jimin.
Bobby menghempas tangan Jimin dengan kasar, "Apaan sih Tet, gue nanya doang kok."
"Mau gue bantu ngomong ke neng Jisoo gak Rene?" katanya lagi.
"Nyari mati lo." Dengan cepat Jimin menyeret paksa Bobby untuk kembali duduk ke bangkunya saat melihat Irene melayangkan tatapan dinginnya ke arah Bobby.
"Mending sama gue aja lo, Rene, daripada sama Suho malah ngebuat persahabatan lo hancur gini. Bener gak?" Taehyung face to face, dia berada tepat di depan wajah Irene.
Seulgi melirik Taehyung, diikuti Jennie, Jisoo dan juga Irene.
"Mampus!" kompak semua murid yang ada disana.
Tidak peduli tatapan yang keempat wanita itu berikan padanya, Taehyung lebih memilih untuk melanjutkan kalimatnya. "Gue udah jatuh cinta sama lo pas pertama kali lo nginjekkin kaki di sekolah ini. Gue udah mencoba bermacam-macam cara supaya lo juga jatuh cinta sama gue, tapi sepertinya hati lo gak tergerak sama sekali, justru sebaliknya, lo malah jadi risih."
Seisi kelas terkejut mendengar penuturan Taehyung, kecuali Jennie, Irene, Seulgi dan Jisoo. "Gue udah berusaha move on dari lo, dan gue gak bisa, itu satu-satunya hal yang gak bisa gue lakuin di dunia ini," saat ini seisi kelas sedang mendengarkan isi hati seorang Kim Taehyung.
Irene memilih kembali fokus pada bukunya, malas mendengar celotehan seorang benalu seperti Kim Taehyung. "Sampai saat beberapa bulan yang lalu, gue denger kabar kalo lo pacaran sama Suho yang notabenenya pacar dari salah satu sahabat lo." Irene menghentikan aktifitasnya menulisnya, ia melirik tajam ke arah Taehyung.
Taehyung tidak peduli dan kembali melanjutkan kalimatnya. "Sebenarnya gue gak ada masalah kalo lo mau pacaran sama orang lain, karena semua itu hak lo. Tapi yang bikin gue bingung sekarang adalah, kenapa harus pacar sahabat lo?"
Seulgi mengangkat sudut bibirnya, "Nice! Lanjutkan, Taehyung. Gue suka gaya lo," batin Seulgi.
Jisoo membenamkan wajahnya, dia malas mendengar itu dan itu lagi yang orang-orang bahas. Dia sungguh bosan. Lebih tepatnya ia tak ingin lagi membuat hati mungilnya merasakan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend [IS and double J] √
Short Story"Apa memperjuangkan orang yang kita cinta adalah sebuah dosa?" -Irene "Sadar! Ini semua salah." -Jennie "Tidak ada yang menyangkanya, bahkan aku pun tidak menyangkanya." -Jisoo "Ckck, kau sampai berbuat sejauh itu?" -Seulgi