Part 46

100 19 1
                                    

Yoona menunggu beberapa detik, memastikan baik Jungkook maupun Minho tidak bisa mendengar apa yang akan dia ucapkan. Kemudian dia melepaskan diri dari tangan Taehyung dan bergegas ke studio utama. Bayangannya balas menatapnya—matanya terlalu lebar, kulitnya terlalu pucat.

"Yoong..."

Yoona berbalik untuk menghadapinya.
"Apa yang terjadi?"

"Mungkin perampokan." Taehyung menggelengkan kepalanya. Garis samar di dekat matanya semakin dalam, membuatnya tampak muram. "Baekhyun berada di tempat yang salah dan—"

"Kau berbohong pada Minho."

Mendengar kata-katanya, setiap emosi menghilang dari wajah Taehyung. "Apa maksudmu?"

"Aku terbangun tadi malam. Kau tidak ada, kau pergi ke suatu tempat. Itu yang aku maksud." Dan dia gemetar. Mual membuat perutnya terasa sesak. "Katakan padaku kau tidak mengejar Baekhyun. Katakan padaku-"

Taehyung menuju ke depan dan meraih lengan bawahnya. "Aku ingin membantunya."

Dia tidak ingin mendengar ini. Bukankah Taehyung baru saja mengatakan padanya untuk memberitahunya bahwa dia tidak—

"Aku menemukan Baekhyun. Aku mencoba membuatnya ikut denganku sehingga Aku bisa membantunya, tetapi pria itu menolak. Dia lari dariku. Dia pergi, dan aku kembali ke rumah, untuk bersamamu."

Yoona menatapnya.

"Saat itu badai dan petir menerangi kamar tidur." Pupil matanya melebar, menelan beberapa warna biru cerah dalam tatapannya. "Kau memakai berlian dan jubah hitam yang kubelikan untukmu."

Dia tertidur dalam jubah itu, dan dia tetap memakai berlian itu—untuknya.

"Kau meringkuk di tempat tidurku, terlihat sangat seksi hingga membuatku sakit. Aku naik ke ranjang itu bersamamu. Aku memelukmu karena aku tidak ingin kau mengalami mimpi buruk lagi. Aku ingin kau tahu bahwa kau aman bersamaku." Suaranya menebal. "Aku bersamamu. Ketika Baekhyun terbunuh, aku sedang bersamamu, Sayang."

Ada nada kasar dalam suaranya. Hampir putus asa, tapi masih tidak ada emosi di wajah Taehyung. Yoonaa mencari tatapannya dan berusaha percaya padanya.

"Cari tahu siapa yang membunuhnya." Ucap Yoona yang terdengar seperti perintah. Taehyung bisa melakukannya. Perusahaannya, Kim Securities, memiliki sumber daya yang hampir tak terbatas.

Taehyung telah menemukannya ketika dia menghilang.

Dia pasti bisa menemukan pembunuh Byun Baekhyun.

"Aku akan melakukannya," dia berjanji padanya, dan dia membiarkannya pergi.

Detak jantungnya mulai melambat. Rasa sakit di dadanya telah berkurang.

Taehyung melihat sekeliling studio. "Apakah kamu kesal?"

Apa? Dia berkedip. Dia baru menanyakan itu sekarang? Ataukah ini hanya sebuah pengalihan isu yang tadi sedang mereka bahas?

"Kita bisa mengubahnya." Dia meluruskan dasinya. Bukan karena itu perlu diluruskan. "Apa pun yang tidak benar, desainer interior bisa memperbaikinya. Aku hanya ingin tempat ini siap digunakan untukmu. Aaa... sebut saja ini hadiah pertunangan." Bibirnya menipis. "Tapi tadi Jungkook meneleponku... Dia bilang sepertinya kau kesal."

"Aku tidak." Tidak lagi. "Aku suka hadiahku. Terimakasih, Tae."

Ketegangan mereda darinya. Dia bisa melihatnya menghilang.

"Tapi lain kali," tambah Yoona, "tanyakan dulu."

Taehyung mengangguk.

Taehyung mulai berjalan pergi. Yoona mengamatinya. Dia meraih Taehyung dan mendorongnya kembali ke cermin.

MINE - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang