|||||
"heh bang, lu dimana?! katanya mau jemput gua?"
"oh iya anying sorry, jen! aing lagi bareng jiza, hehe... lu pesen ojol aja lah ya! nanti ongkosnya aing ganti dah, bye adikku sayang!"
"DIH?! GAK-"
belum selesai gadis itu melanjutkan perkataannya, telepon sudah dimatikan sepihak oleh seseorang yang dia sebut dengan embel-embel 'bang' tersebut.
gadis itu bernama jenara athazvya, orang-orang biasa memanggil dia jena, mahasiswi semester dua fakultas ekonomi di universitas negeri vataruja.
jena menghela nafasnya pasrah, lalu membuka handphonenya untuk memesan ojek online atau yang biasa orang-orang sebut ojol.
setelah memesan ojol, jena berjalan keluar dari fakultasnya untuk menunggu ojol pesanannya sambil asyik men-scroll timeline twitternya.
sampai-sampai jena tidak sadar ada seorang pria yang menghampirinya
"punten, ini mbak jena bukan ya?" pria itu bertanya dan dibalas anggukkan oleh jena tanpa melihat kearah pria yang bertanya itu.
jena pun mendongak untuk melihat pria yang bertanya tadi, jena terkejut dan hampir terjatuh ke belakang
"heh masyaallah, tabarakallah, ini pangeran darimana ya? kok meuni kasep..." gumam jena tanpa sadar, dan hanya dibalas senyum geli oleh pria tersebut.
*(meuni kasep : ganteng banget)"saya driver ojol yang mbak jena pesan" kata yang keluar dari mulut pria tersebut berhasil membuat jena cengo, pria tersebut pun hanya bisa tersenyum tipis saat melihat ekspresi cengo jena selaku customernya itu.
"eh masyaallah mas, please jangan senyum lagi ya! saya gakuat rasanya pengen nikahin mas nya aja, aduh gusti..."
pria itu berusaha untuk menahan tawanya agar tidak keluar "ah mbak bisa aja... by the way ini helm nya mbak, sok dipakai" pria tersebut langsung memberikan helm kepada jena.
jena pun menerima helm tersebut dan memakainya dengan ekspresi cengo yang masih menghiasi wajahnya, lalu jena naik keatas pundak pria tersebut –– eh yakali brou, naik keatas motor si mas ojolnya atuh guys.
motor yang mereka berdua tumpangi itu melaju ke tempat yang akan jena tuju, yaitu rumahnya.
setelah sampai didepan rumah jena, ia pun turun lalu tak lupa mengucap terima kasih.
"tadi saya bayarnya pake vjenpay ya, makasih mas... kalo boleh tau siapa namanya? hehe"
"tama" disertai dengan senyum tipisnya.
"oh ok mas tama, hatur nuhun nya!"
*(hatur nuhun : terima kasih)"sami-sami, mbak jena. tong hilap atuh bintang limanya!"
*(tong hilap : jangan lupa)"siap, mas! –– oh iya mas tama, ada yang saya lupa ini..."
"eh –– lupa apa ya, mbak?"
"kosong delapan berapa, mas tama?"
|||||
iseng aja sih ini, diambil dari kisah nyata sepupuku wkwk, kasih vote dan komen nya dong sadayana!!
hatur nuhun, semoga suka sama ceritaku ( ◜‿◝ )♡to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
mas ojol ; taennie local [au]
Teen Fiction"masyaallah, tabarakallah, ini pangeran darimana ya? kok meuni kasep..." gumam jena tanpa sadar, dan hanya dibalas senyum geli oleh pria tersebut. "saya driver ojol yang mbak jena pesan" kata yang keluar dari mulut pria tersebut berhasil membuat jen...