Chapter 1 ; Kristalis

7.9K 499 13
                                    

Jeno meletakkan tas nya kasar diatas meja nya setelah Ia berkeliling mencari kelasnya di tahun pertama dirinya menjadi murid sekolah menengah atas.

Ia mendudukkan dirinya diatas kursi yang di dominasi berwarna putih tersebut. Jeno menarik nafasnya panjang kemudian mendengus.
"Huffttt, kepagian." Hari ini seharusnya menjadi hari orientasi pertama nya yang dimulai jam 7.20, namun Ia sudah mendudukan dirinya didalam kelas pada jam 6.30

Benar 6.30, bahkan penjaga sekolah pun bingung mengapa sudah ada murid yang berjongkok di depan gerbang yang masih terkunci.

Ia berangkat bersama Ayahnya pagi ini, dihari pertama nya Jeno tidak ingin berlarian dan berdesak-desakan dengan orang di bus yang akan membuat seragam sekolahnya basah karena keringat nya sendiri.

"Lebih baik kepagian kan daripada kesiangan?" Itu yang diucapkan nya tadi pagi saat mengikat tali sepatunya, tapi Ia tetap menyesali kelakuannya.

Jeno mendongak kemudian memejamkan matanya, Ia harus melanjutkan tidurnya.

Setidaknya Ia berhasil menjadi salah satu murid di SMA ini yang masuk melalui jalur tes. SMA Kristalis.

Yayasan Kristalis memiliki sekolah dari taraf SD sampai SMA, semua kurikulum dan keketatan sekolahnya melebihi SMA Negeri pada umumnya.

Mulai dari dasi, panjang rok, ukuran seragam, warna sepatu, bet kelas, bahkan jika kamu tidak memakai kacu pada saat mengenakan baju pramuka, kamu akan disuruh putar balik dan pulang mengambil kacu milikmu. Bahkan mereka mempermasalahkan panjang kacu yang kamu kenakan.

-

"Jen." Seseorang menepuk pundak Jeno dari samping, perlahan Ia membuka matanya malas.

"Jadi juga masuk Kristalis?"

"Hm.."

"Kenapa gak dari SMP?"

"Ck, gak usah bahas. Lo tau Mark. Umur gue gak cukup kemarin." Pemuda bernama Mark itu tergelak mendengar penuturan Jeno. Ia tahu bahwa sahabatnya ini sangat mendambakan Kristalis sejak masih SMP, namun dirinya tidak lulus saat mendaftar dikarenakan umur nya yang kurang.

Kristalis adalah yayasan yang dikenal dengan ketaatan nya terhadap peraturan. Makanya saat ada peraturan menerima murid dengan batas umur yang ditentukan juga jarak tempuh dari rumah ke sekolah, Kristalis benar-benar melakukannya dengan ketat, sialnya pada tahun itu juga Jeno baru saja lulus dan berniat mendaftar sekolah di Kristalis.

Umur Jeno tidak cukup dikarenakan dirinya sekolah lebih awal dari yang lainnya, seharusnya saat ini Ia masih ditingkat akhir sekolah menengah pertama, namun Ia malah sudah ditahun pertama sekolah menengah atas.

Ia sempat berpikir untuk cuti sebentar dan kembali mendaftar di tahun berikutnya.
"Eh tapi, kalo kelamaan libur nanti gua jadi bodoh gak ya..." Itu lah yang Ia pikiran.

"Sudah puas?" Jeno menatap Mark dengan malas setelah laki-laki itu tertawa kencang sekali.

"Maaf-maaf, asli... Gak dimana-mana masalah lo tuh umur doang Jen..."

"Masih mending gua gak masuk karena gak cukup umur, lah lo udah bangkotan aja tetep kagak keterima..." Ejek Jeno, Ia ingat betul bahwa dirinya dan Mark satu sekolah saat SMP dulu, Mark lahir pada agustus satu tahun diatasnya, namun Ia tetap tidak di terima di Kristalis.

Senyum di wajah Mark seketika luntur.
"Rumah gue jauh... Gak masuk zonasi."

"WAHAHAHAHA GA DIMANA-MANA STRUGGLE LO DI RUMAH DOANGGG!!" Kali ini Jeno yang tertawa.

"Gatau ah, gak jelas banget Kristalis, eh btw gua duduk sini ya.." Mark menunjuk kursi kosong di sebelah Jeno.

"Duduk aja."

あなたに到達する | Reach you - Noren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang