Chapter 18 ; Salah paham

1.3K 175 4
                                    

Renjun berdiri di depan sebuah pintu putih di Sabtu pagi ini. Jihan, adiknya Jeno mengundang nya untuk datang kerumah nya, semenjak Jeno dan Renjun kembali dekat, Jeno kerap kali menceritakan soal Jihan kepada Renjun dan sebaliknya, sejak saat itu mereka berdua juga menjadi dekat.

Renjun menekan bel rumah Jeno dengan ragu, walaupun mereka sudah dekat namun Renjun jarang mengunjungi kediaman Jeno.

Pintu itu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik dengan senyum yang manis.

"Hallo? Mau ketemu siapa?" Sapa nya.

"Eh, hallo. Aku mau ketemu Jihan." Jawab Renjun.

"JIHAN, TEMEN MU UDAH DATENG DEKK.."

"IYA IBUU!" Jawab Jihan dari lantai atas.

Ternyata wanita yang sedang berada di hadapan Renjun ini adalah Ibu dari kakak beradik yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

"Ayok masuk dulu... Namanya siapa??" Ibu nya Jeno mempersilahkan Renjun masuk dan duduk di sofa ruang tamu nya.

"Renjun."

"Oh ini Renjun.. Tunggu ya Jihan nya kayaknya baru selesai mandi."

Renjun mengangguk canggung, apa maksud dari Ibu nya Jeno.

"Eh, di tinggal ke dalam ya? Tante lagi masak soalnya."

"Eh iya gapapa tante.."

Tiffany tersenyum kemudian melenggang masuk ke dapurnya melanjutkan kegiatan memasaknya. Tak lama dari kepergian Tifanny, Jihan turun dari lantai atas dengan rambut yang masih setengah basah.

"Maaf ya aku lamaaa..." Ucap Jihan sembari duduk di sebelah Renjun.

"Enggak kok, gak lama. EH AKU LUPA KASIH INI!" Renjun menyerahkan sekotak kue manis yang sejak tadi Ia tenteng.

"Apa ini?? Kakak repot-repot sekali.."

"Enggak repot! Tolong terima ya..." Ucap Renjun.

"Uhm.. Terimakasih ya Kakak sebentar, aku taruh ke piring dulu yaa.." Jihan akhirnya menerima pemberian Renjun dan membawa nya ke dapur.

Kemudian Jihan kembali dari dapur dengan piring di tangannya yang berisi kue dari Renjun. Sang Ibu juga mengikuti nya dari belakang dengan membawa sebuah teko dan dua gelas kosong.

"Diminum ya Renjun, anggap aja rumah sendiri.." Ucap Tiffany sembari menaruh teko berisi cairan jingga yang kental.

"Terimakasih.." Renjun membantu Tiffany untuk menaruh gelas diatas meja ruang tamu rumah Jeno.

Kemudian Jihan kembali duduk di sebelah Renjun dan Tiffany kembali masuk kearah dapur rumah mereka.

"Kakak, bawa barangnya???" Tanya Jihan.

"Bawa! Kamu ada barang yang Kakak maksud?"

"Ada! Aku nemu di dalam nakasnya Kak Jeno hihihi.."

Renjun mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya dan menaruh nya diatas meja. Uno stacko. Mereka merencanakan untuk bermain beberapa permainan sembari berbincang.

Banyak hal yang ingin Jihan ceritakan pada Renjun dan sebaliknya. Biasanya Jihan akan melakukan ini bersama Sang Kakak, namun semenjak kakaknya menduduki bangku SMA, mereka jadi jarang berbincang karena Jeno cukup sibuk dengan agenda sekolahnya. Namun hubungan diantara keduanya masih tetap baik.

Pembicaraan mereka mengalir begitu saja layaknya air di sungai, jika sudah bosan melakukan permainan ini mereka akan melakukan permainan yang lain, namun saat ini mereka tengah melipat origami milik Jeno yang Jihan temukan di dalam nakas Jeno.

あなたに到達する | Reach you - Noren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang