Note:
Satu-satunya kapal yang alurnya maju dan gak ada flashback.
===================================="Falls, I'll try to erase everything about you
That still remains with me"Bangchan's POV
Aku berjalan menuju ruang tamu dengan secangkir kopi di tangan. Salju tiba-tiba saja turun dan sepertinya akan turun seharian. Aku mengernyitkan mataku saat aku melihat bayangan seseorang berdiri di depan pintu rumahku. Rumahku memiliki pintu yang memiliki kaca di atasnya, sehingga aku dapat melihat ke luar tanpa harus membuka gorden. Tetapi, orang dari luar tidak dapat melihat ke dalam rumahku. Aku pun berjalan mendekati pintu dan melihat seorang laki-laki berdiri di depan pintu. Dia memakai hoodie yang cukup tebal, tetapi salju yang lebat sepertinya bisa membuatnya membeku jika dia terus berada di luar.
Aku pun membuka kunci dan membuka pintu. Laki-laki itu sontak menoleh dan berbalik kemudian menyapaku. Aku dapat melihat raut wajah panik dan juga malu di wajahnya. "Masuklah," ucapku sebelum dia mengucapkan maaf. Dia terlihat terbelalak bingung mendengar ucapanku. "Masuklah. Udara sangat dingin. Sebaiknya kau menunggu di dalam," ucapku seraya membuka daun pintu lebih lebar. Dia terlihat ragu dan memandang sekitar. "Tunggu sebentar," ucapku kemudian dan berjalan ke belakang pintu. Aku mengambil payungku dan memberikannya pada laki-laki di depanku.
"Jika kau khawatir untuk masuk, pakai saja payung ini," ucapku dan dia pun menerima payung pemberianku dan mengucapkan terima kasih. Dia kemudian membuka payung itu dan kembali membungkuk untuk mengucapkan terima kasih dan berjalan menjauh. Aku pun berbalik dan saat aku hendak menutup pintu, aku mendengar suara rem mobil yang berdecit dan suara yang keras. Aku pun sontak berlari dan tertegun saat melihat laki-laki yang tadi berada di depan rumahku sudah terkapar di ujung jalan. Mobil yang menabraknya pun berhenti dan terlihat si supir keluar. Aku pun menghampiri mereka dan supir yang ternyata adalah seorang ibu-ibu terlihat sangat panik.
"Aku akan menelpon 119," ucapku mencoba menenangkannya dan segera menelepon 119 untuk segera mengirimkan ambulan. Aku melihat salju yang tadinya putih berubah warna menjadi merah karena darah laki-laki itu, tetapi aku tidak berani menyentuhnya karena aku takut hal yang buruk justru terjadi karena ulahku.
Tak lama kemudian, ambulan datang dan mengangkatnya. Ibu yang tadi menabraknya pun ikut naik dan aku pun kembali ke rumah. Semoga saja dia baik-baik saja.
Seminggu kemudian
"Jadi, hyung, apakah kau sudah bertemu dengan orang itu?," tanya Minho seraya meneguk kopinya. Terlihat sebuah cincin melingkar di jari manisnya.
"Aku bahkan tidak mencarinya, bagaimana mungkin aku menemukannya" jawabku seraya menyendok nasiku.
"Aku pikir kau menyukainya," ucap Minho dan aku langsung mengernyitkan keningku.
"Apa maksudmu? Aku hanya melihatnya kurang dari lima menit dan kemudian dia terkapar," jawabku dan kini Minho menggelengkan kepalanya.
"Seharusnya kau juga ikut masuk ke dalam ambulan," ucapnya dan aku menghela napasku.
"Kau tahu, dia terlihat seperti seekor anjing lucu hilang saat berdiri di depan pintu rumahku. Dan saat melihat darah merah di sekitar tubuhnya, aku benar-benar tidak tega. Jadi aku tidak naik ke ambulan. Aku harap dia baik-baik saja," jawabku dan Minho menganggukkan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/309751249-288-k407209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Falls (One-shot Compilation) 🔞
FanfictionBerhubung FF sebelumnya hampir tamat. Ini mau bikin kumpulan FF one shot(s) based on pemahaman aku terhadap lagu dan MV "Winter Falls" dan juga khayalan tambahan, tentunya. Lagi, ini FF BL ya. Pairingnya begini: 1. Story 1 - Changbin x Felix (8 Mei...