rapor??

2.5K 312 10
                                    

Ujian kenaikan kelas berjalan dengan lancar. Tapi apakah setelah selesainya ujian Haechan senang dengan itu? tidak.

Kenapa?

Jadi...

"Ayah, besok pengambilan rapor ujian kenaikan kelas" ujar Haechan yang melihat ayahnya duduk di sofa masih dengan baju kerjanya.

"Bilang bunda kamu coba, Ayah besok ada rapat"

Tanpa basa basi Haechan mengangguk dan berjalan menuju kamar orang tuanya. Dimana sang ibu juga baru saja pulang dari kerja.

"Bunda" panggil Haechan.

"Iya sayang?"

Haechan tersenyum dan mulai mendekat. "Bunda... rapor Haechan bunda yang ambil kan?"

"Ayah kamu gimana?"

"Ayah bilang besok ada rapat..." ujar Haechan menunduk lesu.

Sempat Haechan melihat raut wajah seperti kesal(?) di wajah ibunya. Tapi tak ia hiraukan.

Ibu Haechan menghela nafas panjang. "Coba besok bunda lihat dulu, ya?"

Mendengar sang ibu berkata demikian membuat Haechan berharap. Semoga saja ibunya benar benar bisa mengambil rapor miliknya.

Dengan perasaan senang Haechan berterimakasih dan mencium pipi sang ibu.

~©~

Kecewa.

Satu kata yang terlontar untuk hari berikutnya.

Bukan sosok yang ia nanti berhadapan dengan gurunya. Yang Haechan lihat di sana bukanlah ibu nya ataupun sang ayah yang mengambil rapor miliknya.

"Tadi aku sempet denger waktu bunda kamu telpon mama. Katanya ada acara mendadak" ujar Jeno menenagkan Haechan.

Jeno mengelus punggung Haechan dengan lembut. Ia mana tega melihat temannya itu menangis hingga sesegukan seperti ini.

"Tapi aku berharap bunda yang dateng, Jen. Hiks-"

Jeno mendengar itu hanya bisa diam. Masih dengan mengelus punggung Haechan guna memberikan ketenangan.

Haechan terlalu berharap lebih!

Yang ia inginkan bukan suatu kemewahan, keluarga yang utuh jauh lebih membahagiakan.

Tak lama setelah itu, Jisung berlari menghampiri kakaknya.

"No hyung! Chan kenapa?" tanya Jisung dengan mendongak.

"Gak papa, mama mana, Ji?"

Jisung menunjuk ke dalam kelas Haechan. Mungkin masih berbicara banyak hal. Hingga membuat ibu Jeno tertahan lebih lama saat mengambil rapor Haechan daripada Jeno.

"Masih lama?"

"Nda tau" balas si balita dengan loncatan kecil.

Mungkin karena bosan hanya terus menunggu dan diam. Jisung menatap ke arah keluar gerbang sekolah dengan pandangan berbinar.

"No hyung, Ji mau es krim" pinta sang adik.

"Nanti ya?"

"Jisung mau sekarang!"

Jeno tercengang menatap adiknya,

"Wihh udah bisa sebut nama sendiri nih?" goda sang kakak.

Jisung membuang nafas panjang. Menatap sang kakak dengan pandangan yang malas.

"Es. krim. hyung" ujar Jisung meningkatkan Jeno.

Jeno menatap Haechan sesaat. Ia tak mungkin meninggalkan Haechan dalam kondisi yang seperti ini.

Jadilah ia menarik tangan sang empu agar mengikuti dirinya dan sang adik untuk membeli es krim.

"Ayo ikut, jangan nangis terus... udah lupain aja, mama kamu mungkin lupa bilang kalo emang lagi sibuk" ujar Jeno yang mana membuat Haechan hanya bisa mengangguk.

Di acara membeli es krim itu untungnya Haechan bisa melupakan kejadian hari ini berkat Jisung juga.

Jisung berceloteh benyak hal tak penting. Yang mana membuat Haechan merasakan kagum.

Anak kecil yang tak memikirkan apapun. Masa yang sangatlah menyenangkan.

Pluk!

"HUWAAAAAAAAA ES KRIM JI JATUH!!"

Dan jatuhnya di celana seragam Haechan pula.

Bukan merasa bersalah karena kelakuannya yang sangat menyebalkan. Jisung justru merengek, yang mana rasa kesal Haechan semakin memuncak.

"Aku bersihin dulu, Chan" ujar Jeno dengan merogoh saku celananya.

Melihat Jeno yang terdiam. Haechan lantas bertanya "Kenapa diem?"

Jeno tersenyum canggung, ia lupa membawa sapu tangan rupanya...

"Oh? aku bawa kok" ujar Haechan.

Jeno terkekeh "Maaf ya"

"Chan" panggil Jisung.

Haechan bergumam membalas adik Jeno.

"Chan hyuuuung"

Karena gemas, Haechan menoleh dengan senyuman mengerikannya "Apaaaa?"

"Mau" ujar Jisung menunjuk es krim milik Haechan.

"Woi jangan! Jisung beli aja sama hyung lagi ayo" sela Jeno.

Bisa gawat es krim Haechan jika jatuh ke tangan adiknya.

Milik Haechan itu es krim rasa vanilla. Padahal Jisung tak suka es krim dengan rasa itu. Bisa bisanya si balita itu meminta pada hal yang akan membuat dirinya sendiri benci.

"NOOO! Ji mau punya Chan!" si kecil membantah.

"Tapi kamu kan gak suka vanilla!"

"Syukaaa! siapa bilang Ji nda suka?!"

"Aku tuh hyung mu loh Ji..."

Dengan kesal, Jisung menghentak hentakkan kakinya ke alas tanah di tempat itu.

Yah... karena Jisung memaksa, Jeno bisa apa?.

Dengan rasa sangat bersalah, Jeno menatap Haechan berusaha menyampaikan isi hatinya.

"Yaudah kasih Jisung aja, aku juga udah kenyang" balas Haechan santai.

Mana bisa es krim membuat kenyang. Dan lagi, sejak kapan seorang Lee Haechan kenyang akan makanan?.

"Maaf lagi ya Chan huhu~ bocil emang gak punya otak ya gini"

Jeno pun memberikan es krim rasa vanilla itu kepada sang adik.

Baru cairan putih itu menyentuh lidah sang empu. Jisung langsung-

Hoek

Muntah.

"Kan! apa hyung bilang?!"
























-doubleup.dokie.sorryftypo

Younger Brother #1 (Jihyuck) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang