🌼Chapter-[1]

4.3K 505 101
                                    

[Wellcome]


•Terbangun I
==============

Perlahan aku mulai mendengar sebuah kicauan burung dan hangatnya sinar matahari, cahaya juga mulai masuk di penglihatanku.

Aku rasa aku berada di rumah sakit atau semacamnya, hal terakhir yang aku ingat hanya sebuah kilatan cahaya dan hawa dingin. 'Huft' aku terlalu fokus pada ponselku saat itu, apa keretanya mengalami kecelakaan?? Atau anemiaku kambuh??. Masa bodoh aku juga sudah sadar saat ini, aku mulai membuka mataku perlahan.

Hal pertama yang aku lihat adalah sebuah ruangan yang megah dengan gaya Eropa, ornamen yang terukir di setiap benda sangat elegan. Seakan itu terbuat dari emas! Apa itu benar-benar emas?!.

Tapi tunggu rumah sakit macam apa yang memiliki ruangan semewah dan seindah ini, aku ini bukan orang kaya yang bisa menggunakan ruangan VVIP seenak jidat layaknya seorang miliarder, yah itu sih cita-cita ku cuma sampai sekarang aku tak bisa menggapainya.

'eughh...!, Kepalaku sakit'

'apa yang terjadi???'

Saat hendak bangun tiba-tiba saja kepalaku sakit entah apa yang terjadi, tapi ini benar-benar menyiksaku.

Tanganku mulai memegang dahiku yang ternyata di perban, aku juga merasa ada sebuah cairan. Benar saja itu adalah darah, apa aku mengalami cedera??.

Jadi aku pingsan bukan karena anemiaku kambuh?? Melainkan kecelakaan??, Yah syukur deh aku hanya mengalami cedera seperti ini.

Tapi aku penasaran rumah sakit apa yang fasilitasnya sebagus ini, dan aku merasa tak ada alat elektronik yang biasanya dipakai pada orang yang mengalami kecelakaan.

Yang aku lihat hanya furniture mewah dengan gaya Eropa, apa ini rumah sakit untuk darah bangsawan. 'OH!... Apa aku anak dengan darah bangsawan yang hilang?!!'.

Pemuda yang masih saja terduduk di ranjangnya dengan lamunan yang sungguh di luar ekspektasi, ia bahkan tak mendengar sebuah ketukan yang terus-menerus mengetuk pintu ruangan itu.

"Tuan boleh saya masuk?!" Sebuah suara pria yang terdengar berat masuk ke telinga pemuda itu, membuat pemuda yang awalnya melamun kembali ke realita.

'Tuan?!... Siapa?!? Aku???' pemuda itu berpikir dengan keras, selain dia di ruangan besar ini tak ada siapa-siapa. Jadi suara itu menuju padanya.

"Iya" ucap pemuda itu dengan singkat, membuat pintu besar dengan ukiran kupu-kupu yang terukir terbuka. Melihatkan sesosok pria, iris mata berwarna biru gelap dengan Surai blonde. Pemuda itu yang melihatnya merasa aneh, seumur hidupnya ia tak pernah melihat orang asing, maksudnya ciri-ciri ini adalah orang luar negri tak mungkin kalian bisa menemui orang dengan ciri seperti ini di Negaranya alias Indonesia.

Walau kalian bisa menemuinya di Bali karena banyak turis, tetap saja tak ada di Jakarta tempat ia bekerja dan tinggal serta tempat kelahirannya.

"Tuan ada apa??" Pria itu bersuara karena heran dengan tuannya yang ia layani mendadak menjadi diam.

"Maaf kau siapa?!"

BOOM!! Seperti bom yang meledak pria itu panik dengan ucapan tuannya, ini adalah masalah besar jika tuan besar tau sudah dipastikan kepalanya akan terpenggal.

"Tuan mohon jangan bercanda saya adalah pelayan pribadi anda" ucap pria itu, bisa dilihat dari ekspresi pria itu ia akan menangis jika tuannya mengatakan 'aku tak mengenalmu!'.

"Maaf aku tak mengenalmu, dan dimana ini?? Apa ini rumah sakit??" Pemuda itu berkata dengan lembut dan sebuah senyum terbit di wajahnya, yah pria yang tadi bilang ia pelayan pribadi pemuda itu benar-benar ingin menangis saat tuannya berkata seperti itu.

The Villain Wants to RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang