Lia pulang setelah mendapat panggilan dari Liona beberapa menit lalu, matanya langsung mencari sang putri saat memasuki Mansion.
"Ibu!" Panggil Liona menuruni tangga dengan pakaian yang berbeda saat ia pulang tadi.
Lia tersenyum, menghampiri anaknya sambil membawa beberapa paper bag. "Putriku..." ucap Lia memeluk Liona sekilas.
"Lihatlah, Ibu membelikan-mu beberapa make up dan pakaian." Lia menunjukkan barang ditangannya pada Liona.
Liona tersenyum, mengikuti langkah Lia yang berjalan menuju sofa untuk melihat barang-barang yang dibelinya.
"Ayah juga menghadiahkan perhiasan dan pakaian untukku, sepertinya aku membutuhkan lemari lagi." Liona melihat barang-barang pemberian Ibunya.
"Baiklah, Ibu akan memesannya nanti. Di mana Ayah-mu?" Tanya Lia.
Liona yang mendengar pertanyaan sang Ibu mengangkat bahunya. "Entahlah, mungkin di ruang kerja. Ayah kelihatan kasihan sekali karena Ibu mengabaikannya."
"Biarkan saja, Ayah-mu itu harus diberi pelajaran."
Liona terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
*****
"Ya, lalu bagaimana mereka saat di sana?" Tanya Chris yang tengah menelpon seseorang.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Tuan. Untuk sekarang Nona Liona baik-baik saja. Mereka hanya makan malam lalu menginap di Hotel," tutur orang di sebrang sana.
Chris mengangguk pelan, "Pantau terus pergerakan anak itu. Saya tak ingin dia melakukan sesuatu yang melukai Putriku, kau paham?"
Orang di sebrang sana mengangguk patuh akan ucapan atasannya psda sambungan telepon itu. "Saya tidak akan mengecewakan Anda."
Setelah itu sambungan terputus karena Chris yang mematikannya. Pria tua yang masih terlihat tampan dengan beberapa kerutan yang samar melangkah keluar dari ruangannya.
"Hoho... apa ini. Kau tidak memberiku juga?" Tanya Chris melihat banyak barang saat ia pergi ke ruang tamu.
Chris memeluk Istrinya dari belakang.
"Milik-mu ada di sana." Lia menunjuk satu paper bag yang terletak di sofa di depan mereka.
"Baik sekali Istriku ini." Chris tersenyum dengan mengecup pipi Lia.
"Apa aku hanya angin? Jangan bermesraan di depanku," ucap Liona memutar bola matanya malas melihat tingkah Ibu dan Ayahnya yang menyebalkan.
Lia dan Chris terkekeh, Liona memang selalu marah ketika mereka memperlihatkan kemesraannya di depan anaknya itu.
Chris berjalan mengambil paper bag pemberian Lia lalu membukanya.
Terlihat beberapa dasi dengan warna yang berbeda-beda, senyumnya terukir melihatnya.
"Apa kau suka? Aku membelinya dengan warna kesukaanmu,"
"Tentu saja, apapun pemberian-mu aku akan menyukainya. Ini bagus sekali." Chris membuka dasinya lalu memasang pada lehernya.
"Lihatlah, bagus kan?" Chris menunjukkan dasi yang sudah terpasang di lehernya.
"Wah, Ayah terlihat tampan memakainya," tutur Liona tersenyum melihat Chris dengan dasi barunya.
"Suamiku memang sangat tampan." Lia menangkup wajah Chris lalu menciumnya tepat di depan mata Liona.
"Astaga! Jangan lakukan itu, menggelikan!" Liona bangun lalu cepat-cepat bereskan barang-barang miliknya lalu membawanya lari menuju kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TERHALANG DENDAM KELUARGA
RomanceCinta yang membuat terjalinnya suatu hubungan harus diakhiri setelah mengetahui suatu fakta yang menyakitkan. Sean, yang ingin menjalankan tugas dari ayahnya untuk membunuh mantan kekasihnya harus terhenti karena kehadiran sang buah hati. Sedangkan...