PART 7

993 135 19
                                    

Sean mengunyah makanan di dalam mulutnya sambil tersenyum menatap kearah Liona yang tengah menyuapi dirinya.

"Enak tidak?" Tanya Liona membalas tatapan Sean dengan senyuman manisnya.

Sean mengangguk antusias. "Makanan apapun yang kau masak selalu enak dan aku menyukainya, terimakasih."

Liona terkekeh, kembali menyuapi Sean dengan suapan terakhir dan memberinya segelas air minum.

Saat tengah menengguk air untuk melancarkan tenggorokannya, Sean teringat tentang hal beberapa menit lalu.

"Perusahaan ini akan meluncurkan produk baru dalam waktu dekat," ucap Sean meletakkannya gelasnya setelah menengguk habis air minum.

"Sungguh? Apa itu? Aku yakin semuanya akan berjalan lancar mengingat betapa bagusnya produk-produk yang dikeluarkan oleh N.A Company."

"Tentu, kami akan meluncurkan beberapa kosmetik. Tapi ada salah satu kendala yang membuat pelencuran produk ini harus diundur, Brand Ambassador yang sudah disepakati tiba-tiba terkena skadal. Jadi mau tidak mau kami harus mencari penggantinya, dan aku berfikir itu kamu." Jelas Sean pada Liona.

Liona yang mendengarkan dengan sesakma memahami arah pembicaraan Sean. "Kau menawarkan aku untuk menjadi pengganti Brand Ambassador kosmetik itu?"

Sean mengangguk. "Um, aku berfikir itu akan sangat cocok untuk-mu. Selain itu, kita akan lebih sering bertemu bahkan diwaktu bekerja."

Liona tersenyum memperlihatkan giginya yang membuat wajah cantiknya terlihat manis dan imut secara bersamaan.

Tubuhnya bangkit lalu menduduki paha kekal milik Sean dengan tangan melingkar pada leher panjang prianya itu.

"Jika kau yang menginginkannya, tentu saja aku tidak bisa menolak. Selain itu, aku akan mengunjungi ruangan-mu tiap saat."

"Lakukan sesuka-mu, aku juga akan terus memperhatikan-mu agar tidak ada lalat yang mendekati milikku ini. Aku sungguh mencintai-mu, Liona." Dengan erat tangan besarnya memeluk pinggang kecil Liona dengan erat sambil mencium bibir yang candu baginya.

*****

"Tuan muda Sean melakukannya dengan baik. Perusahaan sempat mengalami sedikit kendala, namun Presdir dapat mengatasinya dengan baik dalam sehari." Lapor Rion pada Herry.

Setiap hari Herry meminta bawahannya untuk melaporkan semua kegiatan putra semata wayangnya yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya.

Selama kabar yang di dengar Herry tidak pernah mendapat kabar buruk, rupanya Sean benar-benar melakukan semuanya dengan baik. Herry merasa bangga memiliki anak sepertinya walaupun ia tidak bisa menunjukkan atau mengungkapkannya langsung.

"Dia benar-benar keturunanku." Gumam Herry.

Rion hanya mengangguk kecil dengan posisi berdiri tegak dibelakang Herry yang tengah menikmati air hangat yang merendam tubuhnya sambil meminum segelas alkohol.

"Ah, iya. Kapan jadwalku untuk kembali ke Korea?" Tanya Herry sedikit menolehkan kepalanya.

"Sekitar 3 harian lagi," jawab Rion.

"Undur sampai sekitar 7 hari, aku ingin memantau anak itu dari sini sekaligus ingin tahu seberapa hebat kemampuannya dalam bekerja tanpa bantuan dariku."

"Baik, Tuan." Rion mengangguk paham, ia segera meninggalkan tempat itu untuk menghubungi orang yang bekerjasama dengannya dalam mengawasi Sean.

*****

"Malam ini, bisakah tinggal di rumahku?" Tanya Sean tancapkan gas pergi dari perusahaan setelah makan dan berbincang dengan Liona.

Liona menoleh. "Ayahmu, bagaimana?"

CINTA TERHALANG DENDAM KELUARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang